Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
“Katakan padaku, mengapa kakimu bisa diperban seperti itu?” Tanya Galih lagi, kali ini lebih menuntut jawaban dari Rere yang hanya terdiam sedari tadi.
Galih mengusap usap wajahnya secara kasar karena kesal dihati, ia berjongkok hingga bisa memegang kaki Rere yang terluka tersebut. Pelan-pelan Galih memegang kaki Rere, hatinya sangat sakit melihat Rere terluka seperti itu. Galih merasa seakan-akan tidak berguna sekarang, ia menghela napas sangat panjang untuk mengeluarkan segala rasa sesak didada.
“Aku merasa tidak berguna melihat lukamu ini, Rere. Maafkan aku..” Galih kembali bangkit, ia saling tatap dengan Rere yang juga menatapnya.
“Hanya luka_”
“Apa bajingan itu yang melakukan semua ini padamu?” Tanya Galih menyela penjelasan Rere. “Apa pria tidak berguna itu yang membuat kakimu terluka?” Tanya Galih lagi, ia menatap tajam Rere yang menjawab dengan anggukan kepala saja.
Galih mengalihkan pandangannya ke arah ruang tengah. “Aku akan menghancurkan suami tidak bergunamu itu!” Galih ingin pergi tapi segera Rere menarik tangan Galih hingga langkah pria itu terhenti.
“Jangan lakukan itu, Galih!”
“Mengapa aku tidak boleh melakukan itu? Dia sudah melukai dirimu, Rere! Dia membuatmu terluka, bagaimana aku bisa diam saja dengan semua perlakuan jahatnya itu?” Galih seakan tidak terima Rere menghentikan semua rasa dendam dihati itu.
Rere meraih tangan Galih, menggenggam erat tangan Galih hingga perlahan emosi yang memuncak tadi menghilang. “Tidak perlu lakukan apapun, aku sudah balas dendam tadi.” Ucap Rere sambil tersenyum kepada Galih.
Tidak mengerti dengan maksud perkataan Rere sampai kedua alis Galih mengkerut. “Maksudnya?”
“Aku sudah melukai kakinya bahkan lebih parah dari luka yang aku rasakan. Tidak hanya itu aku juga sudah menampar Saka sekuat tenaga, aku bisa melakukan semua tindakan itu, Galih.” Perjelas Rere.
Langsung Galih terdiam, ia memegang pipi Rere yang memang sedikit tirus beberapa hari ini. “Kau menampar Saka itu berarti kau juga ditampar olehnya?”
Tidak tahu mengapa Galih bisa tahu semua itu, Rere merasa sangat sulit menyembunyikan hal-hal yang sangat penting dari Galih. Pria itu selalu menemukan titik kerapuhan dan apa yang baru saja ia lalui, Galih memang sepeka itu sebagai sosok pria yang terlihat dingin.
“Lepaskan saja suami tidak berguna itu, dan mari menikah denganku.” Ucap Galih dengan sangat tegas.
Sayangnya, malah Rere menganggap itu sebagai candaan. Ia tertawa kecil saja sambil memegang tangan Galih, semua ucapan Galih tentang pernikahan selayaknya lelucon bagi Rere.
“Kau suka sekali berbicara asal, Galih..”
“Aku tidak_”
“Sudahlah.. Aku sudah lebih baik karna kau ada disini, kau tahu.. Aku sudah jauh lebih tenang dan berani. Kau memang benar-benar kekuatanku, Galih.” Ucap Rere mengalihkan ucapan Galih tadi.
Sudahlah Galih akan mencoba menyakinkan Rere lagi nanti, ia melumat bibir Rere yang sangat manis itu lagi. Setiap tubuh Rere terus Galih kecup untuk menghilangkan segala bekas Saka menyakiti tubuh Rere tadi.
“Emm..” Rere memejamkan mata disaat salah satu tangan Galih meremas erat dua bongkahan miliknya. Tidak kasar melainkan pergerakan tangan Galih sangat santai sampa membuat Rere terlena.
Bahkan dengan sangat mudahnya Galih menurunkan celana dalam milik Rere. Karena Rere memakai dress selutut hingga memudahkan Galih melakukan aktivitas panasnya. Memasukkan salah satu jarinya ke dalam liang Rere untuk melakukan pemanasan disana.
“Ohhhh..” Lirih Rere, ia memegang erat kemeja putih yang Galih pakai sebagai pegangan dari rasa nikmat yang terjadi.
Rere saling tatap dengan Galih, sambil merasakan kenikmatan jari Galih di bawah sana Rere melumat bibir pria itu. Mendapatkan balasan dari Galih dengan sedikit terburu-buru, karena mengikuti alur jarinya di bawah liang Rere. Pergerakan jarinya semakin kencang keluar masuk bahkan memainkan biji yang ada di liang milik Rere.
“Ahhhh… emmmmm..” Tubuh Rere menggelinjang karena mendapatkan pelepasan pertamanya. Sampai Rere tidak mampu berdiri lagi untung saja Galih memegang tubuhnya erat.
“Bagaimana rasanya, Baby?” Tanya Galih sembari menjilat jarinya yang terdapat bekas cairan dari dalam liang Rere.
Rere menganggukkan lemas. “Rasanya sangat luar biasa..”
Seketika wajah Galih seakan memerah mendengar jawaban itu dari Rere. Ia menatap Rere penuh cinta bahkan terus meremas dua bongkahan milik Rere.
“Akan aku pastikan hanya diriku saja yang bisa menikmati tubuhmu ini, Rere. Tidak aku ampuni jika ada pria yang berani menyentuh mu sedikit saja.” Sangat tegas Galih mengatakan semua itu.
Rere merasa tersentuh mendengar ucapan obsesi dari Galih, ia pasrah kali ini Galih mau melakukan apa padanya. “Sepertinya bercinta diluar ruangan menarik..” Katanya kepada Galih yang sudah siap-siap mengeluarkan senjata miliknya dari sangkar.
Perlahan Galih membawa tubuh Rere untuk menungging dengan Rere berpegangan pada pembatas tangga. Tubuh Rere melenguh disaat senjata milik Galih masuk sepenuhnya, bahkan masih sedikit terasa sakit.
“Ohhh.. Kau sempit sekali, sayang..” Galih bergerak maju mundur dengan hentakkan hingga membuat Rere terus menahan desahannya.
Mengingat mereka berada di bawah anak tangga jangan sampai ada yang mengetahui atau mendengar apa yang mereka lakukan. Pergerakan Galih yang memang awalnya perlahan tapi semakin lama semakin brutal. Menggempur Rere dengan pergerakan asal tapi penuh hentakan hingga membuat Rere menahan kenikmatan itu dengan sangat susah payah.
“Emmm.. Galih aku sampai..” Tubuh Rere menggelinjang didalam dekapan Galih disaat mendapatkan pelepasan.
Bukannya menghentikan pergerakannya disaat Rere mendapatkan pelepasan malah tetap bergerak meskipun perlahan. Tanpa melepaskan penyatuan mereka langsung Galih mengubah posisi. Yaitu dengan Galih duduk di lantai dan Rere berada di pangkuannya.
“Emm.. Ahh.. Posisi ini semakin membuatku gila, Galih..” Lirih Rere disaat Galih mulai bergerak dari bawah sana.
Sampai mata Rere mengarah keatas, memutih karena merasakan kenikmatan yang luar biasa. Rere kembali mendapatkan pelepasannya karena memang sangat luar biasa cara Galih menggempur dirinya.
“Ahhh.. Kau sempit sekali..” Galih merasakan miliknya terasa berkedut dan diremas erat didalam sana.
Semakin brutal Galih bergerak dari bawah sana dan bahkan Rere membungkam bibirnya dengan tangan agar suaranya tidak kelepasan.
“Aku mau sampai lagi, Galih..”
“Bersama, sayang.. Sebut namaku..”