Semuanya berawal dari David yang salah masuk ke kamar Viona, dan keduanya terlibat percintaan panas yang membuat keduanya saling terikat.
"Ingat pernikahan ini hanya formalitas saja, kau hanya istri di atas kertas saja" David Bramasta.
"Terserah, tapi aku mau bayaran ku 2M setelah itu kita bisa bercerai" Viona Khanza.
Penasaran? ikuti kelanjutan nya, dan jangan lupa dukung author dengan like coment dan vote nya ya🥰 makasih🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 15. Lupa membawa handuk.
Happy Reading..
🌹🌹🌹🌹
Byurr!
Aaaaa!
"Hujan!" teriak Viona kaget.
Dia membuka matanya dan terkejut melihat David yang memegangi ember.
Pria itu melihat Viona dengan tajam, dan membuat Viona tahu jika David yang menyiram nya.
"Apa-apaan kenapa kau menyiram ku!" Viona tak terima.
"Kau bukan nyonya, cepat jangan bertingkah lakukan pekerjaan mu" ucap David tegas.
"Pekerjaan? aku memang nyonya di rumah ini" balas Viona sambil mengusap wajahnya kasar.
Lalu menatap David dengan wajah yang kesal.
"Apa seperti ini cara mu memperlakukan istrimu?" tanya Viona jengkel.
"Jangan bermimpi menjadi istriku, ingat kau hanya istri di atas kertas!" kata David tegas.
Dan Viona yang mendengar itu memutar bola matanya malas.
"Oke tuan David, tapi ingat kan syarat-syarat nya? jangan lupa uang ku 4M" balas Viona sambil menatap mata David.
Lalu Viona pergi setelah mengatakan nya, David yang di tinggalkan sendiri melihat Viona yang berjalan ke lantai atas.
Dia mengikuti Viona karena dia tahu Viona akan pergi ke kamarnya.
Viona yang berjalan tiba-tiba David menariknya dari tangga, hal itu membuat Viona tak seimbang dan hampir jatuh.
Aaaa!
David menarik Viona ke pelukan nya sehingga membuat Viona tak jadi jatuh.
Keduanya saling pandang dengan tubuh yang saling menempel.
Untuk sejenak keduanya saling pandang dengan pikiran masing-masing.
"Dia ternyata tampan" batin Viona yang masih memandang wajah David.
Sedangkan David dia merasakan baju nya basah dan kembali melepaskan Viona, hal itu malah membuat Viona hampir jatuh.
Aaa!
Beruntung Viona tak jatuh karena dia berpegangan ke pegangan tangga.
"Apa yang kau lakukan, kau ingin aku mati!" Viona yang di pelukan David sekarang merubah ekspresi nya menjadi marah.
"Baguslah jika kau mati aku tak perlu membayar mu" balas David santai.
Dan David mendahului Viona berjalan menaiki tangga untuk ke lantai atas.
"Hey, kau pikir setelah aku mati aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk hak ku, aku akan menjadi kuntilanak untuk mengambil uang ku!" teriak Viona sambil berjalan di belakang David.
David tersenyum mendengar lelucon yang Viona ucapkan.
Hantu?
Jelas-jelas dia tidak percaya hantu.
"Kau akan menjadi orang pertama yang aku ganggu, sampai mati" lanjut Viona lagi.
Dan membuat langkah David terhenti, tubuhnya berbalik dan menatap Viona yang berdiri di depan nya.
"Dan aku akan memanggil ustadz untuk membuat mu hancur terbakar, puas?" ucap David tersenyum mengejek.
Viona menatap kesal ke arah David, dia berjalan mendekat pada David.
"Oh takut! tapi sebelum aku hancur kamu juga akan hancur tuan ku David" Viona berkata sambil tersenyum kecut.
Aaaa!
David meringis karena Viona menendang aset berharga nya.
Viona gerak cepat dan berlari ke arah kamar utama.
Sedangkan David dia nampak tidak bisa untuk sekedar berdiri, tubuh David roboh dan menjadi terduduk di lantai dengan rasa sakit di bagian asetnya.
"Sialan! awas kau.. berani-berani nya kau melukai aset ku" David memejamkan matanya saat merasakan sakit linu teramat di bagian asetnya gara-gara tendangan maut dari Viona.
Setelah rasa sakit nya hilang David bangkit dan berjalan ke arah pintu kamar utama.
"Buka!"
David menggedor pintu terus menerus sambil berteriak meminta di bukakan pintunya.
Tapi nihil Viona yang sedang mandi dia tidak mendengar nya dan untuk pintunya pun sudah Viona kunci dari dalam.
"Sial!" David mengumpat.
Dia langsung memanggil bibi pembantu untuk mengambilkan kunci cadangan kamar nya.
Dan setelah mendapatkan nya David langsung membuka kamar nya, saat terbuka David melihat ada pakaian ganti Viona di ranjang nya dan tak hanya itu di ranjang juga ada handuk yang artinya Viona ke kamar mandi lupa tidak membawa handuk.
Senyuman jahat muncul di kepala David, dia langsung duduk di tepi ranjang dengan wajah angkuhnya.
"Lihat setelah ini siapa yang akan menang" gumam David tersenyum smirk.
Sedangkan di dalam kamar mandi Viona nampak rileks berendam di bathtub, aroma terapi dari sabun nya membuat dia merasa sangat nyaman dan tenang.
Sejenak dia melupakan semua masalah yang sedang dia hadapi saat ini, dan mencoba menikmati perjalanan hidup nya yang baru karena Viona percaya Tuhan akan selalu memberikan jalan di saat kesusahan.
"Jika di pikir-pikir di sini lebih enak, meski hanya menjadi istri di atas kertas tapi aku hidup berkecukupan di sini" Viona berbicara sendiri.
Dia bahkan tak perlu bekerja keras untuk mendapatkan uang, tidak perlu merengek ke papa nya lagi untuk mendapatkan transferan bulanan yang biasanya selalu pas-pasan.
"Masalah ku sekarang hanya Duda play boy itu, aku hanya perlu bertahan dengan kelakuan gila nya itu setelah itu aku bisa pergi ke luar kota dengan uang dari Duda play boy itu" gumam Viona lagi.
Viona terus berbicara sendiri sambil memainkan busa, setelah di rasa puas berendam Viona pun memilih untuk membersihkan tubuhnya dengan air shower.
Setelah selesai Viona pun berjalan ke luar dari kamar mandi, kebiasan di rumah papa nya Viona memang jarang membawa handuk karena dia selalu mengunci pintu kamar nya jadi menurutnya tak masalah jika dia tidak membawa handuk sekalipun.
Aaaaa!
Viona menjerit tak kala melihat David yang menatap nya dengan tatapan aneh.
Glekk!
David menelan ludahnya kasar saat melihat tubuh polos Viona yang berdiri tak jauh dari ranjang.
"Aku sudah mengunci pintunya, kenapa kau masuk ke dalam kamarku?" Viona reflek menutup bagian dada dan bagian intim nya.
Lalu melotot ke arah David yang masih menatap nya itu.
"Tutup mata mu, jangan berani memandang tubuh ku itu termasuk syarat pernikahan" lanjut Viona lagi.
David memutar bola mata nya malas dan beranjak dari duduknya.
"Aku sudah melihat nya satu kali, mencoba nya dan bahkan membuat mu mendesaaah" kata David santai.
"Diam jangan katakan hal menjijikan itu lagi! berhenti di tempat mu sekarang!" teriak Viona mundur.
Tapi bukan nya berhenti David malah terus berjalan ke depan dan semakin dekat dengan Viona.
Viona mundur hingga tubuh nya mentok pada lemari, dan saat itu juga tubuh David mendekat dan menghimpit tubuh polos Viona.
"Kau mau apa, lepaskan aku" Viona membuang wajahnya ke samping, enggan bertatapan dengan David.
David yang lebih tinggi dan badan nya lebih besar dari Viona nampak seperti raksasa di mata Viona yang hanya setinggi dada David.
Mata David melihat ke bawah untuk melihat apa yang akan Viona lakukan, tapi kenyataan nya Viona tak melakukan apapun karena tangan nya sibuk untuk menutupi bagian-bagian sensitif nya.
"Oh Tuhan, jangan sampai kembali terulang" batin Viona yang masih tak bisa berbuat apa-apa.
David melihat Viona yang diam, dia mendekatkan wajahnya ke telinga Viona dan mulai berbisik.
"Ini kamar ku, ini rumah ku jadi jangan bertingkah seolah kau adalah nyonya di rumah ini. dan satu lagi jangan pernah masuk ke kamar ku atau kau akan tahu akibatnya" bisik David di telinga Viona.
Dan ucapan David membuat Viona merinding takut.
"Aku akan pindah, tolong lepaskan aku" ucap Viona memohon.
"Tidak semudah itu, kau sudah membangunkan singa tidur dan sekarang singa itu sudah bangun. dia butuh makan" lanjut David yang masih berbisik di telinga Viona.
Degg..
"Tidak, jangan lakukan itu lagi" Viona memohon.
Tangan David memegang pundak Viona, lalu satu tangan nya meraih wajah Viona agar mau bertatapan dengan nya.
Dan saat Viona akhirnya bertatapan dengan nya David langsung mengambil kesempatan untuk mencium Viona.
Euhhh..
Hemph..
Viona berontak tapi telat karena David mencium nya dengan panas.
🌹🌹🌹
Lanjut?