Dibalik diamnya seorang istri ada penyesalan suami yang sangat mendalam.
Zhia Vanelesia yang telah merasa lelah dengan sikap sang suami yang suka seenaknya saja akhirnya memilih untuk Diam. Dia tidak perduli lagi dengan apa yang di lakukan suaminya dan memilih untuk mengejar karirnya kembali.
Rayyan Ardinata sosok suami yang masih suka kebebasan. Dia selalu menghabiskan waktunya dengan nongkrong dengan teman temannya di bar. Hingga akhirnya Rayyan terkejut melihat reaksi istrinya yang akhirnya diam dan tidak perduli lagi akan apa yang dia lakukan.
Rayyan langsung saja membuat keputusan untuk membawa wanita ke rumah besar mereka untuk melihat bagaimana reaksi istrinya nantinya.
Namun, alangkah terkejutnya Rayyan melihat reaksi istrinya ketika melihatnya sedang bercumbu mesra dengan selingkuhannya di dalam kamarnya.
Mulai dari kejadian itu, Rayyan memilih untuk berubah dan mengejar kembali cinta sang istri.
Akankah Rayyan berhasil merebut hati istrinya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
"Apa aku perlu memangil wasit untuk kalian?" ucap Zhia sambil menopang dagunya melihat tingkah kedua pria di depannya.
"Tidak! Tidak perlu. Lebih baik kamu ikut aku" ucap Kinan langsung saja menarik tangan Zhia.
"Kamu tidak perlu menariknya seperti itu. Dia istriku! Biar dia jalan bersamaku" ucap Rayyan menarik tangan Zhia satu lagi.
"Stop! Aku bisa jalan sendiri" ucap Zhia langsung saja menepis kasar tangan Kinan dan juga Rayyan.
"Baiklah! Silahkan tuan putri" ucap Kinan langsung saja tersenyum manis melihat wajah Zhua yang mulai memerah karna tingkah mereka.
Zhia langsung saja membuang napasnya kasar lalu berjalan menelusuri koridor rumah sakit. Seperti yang di katakan Rayyan, mereka akan mencoba memeriksa keadaan kandungan Zhia. Karna Rayyan sudah membuat janji kepada dokter kandungan terbaik di rumah sakit itu maka mereka tidak perlu lama mengantri.
"Nyonya, Zhia. Silahkan masuk" ucap salah satu suster yang mendampingi dokter Lia selaku dokter kandungan yang akan memeriksa keadaan Zhia.
Zhia langsung saja masuk ke ruangan dokter di ikuti oleh Kinan dan Rayyan yang mengikutinya dari belakang. Melihat kedatangan kedua pengusaha ternama itu dokter Lia langsung saja menyambutnya dengan hangat.
"Selamat datang Nyonya Zhia. Ayo silahkan duduk" ucap dokter Lia ramah.
Zhia langsung saja duduk di kursi yang di sediakan. Karna kursinya hanya ada dua Rayyan dan Kinan saling lempar tatapan karna keduanya ingin duduk di samping Zhia.
"Suaminya Nyonya Zhia yang mana ya?" ucap dokter Lia yang tidak tau jika Zhia adalah istri Rayyan.
"Saya!" ucap Rayyan langsung saja tersenyum puas karna kali ini dia yang menang dan duduk di samping Zhia.
"Maaf Nyonya jika boleh saya tau keluhannya apa?" ucap dokter Lia ramah.
"Akhir akhir ini nafsu makan saya semakin tinggi, Dok. Emosi saya juga suka naik tidak menentu" jelas Zhia.
"Dia juga sering gambek dan suka mempermasalahkan hal kecil. Semakin manja dan banyak maunya. Satu lagi dia merasa mual ketika mencium parfum saya. Padahan parfum saya parfum mahal" sambung Kinan.
"Ia, Dok. Istri saya juga merasa mual dengan bau parfum saya" sambung Rayyan.
"Kalau boleh saya tau kapan nyonya terakhir datang bulan" tanya dokter itu langsung tau apa yang sebenarnya terjadi kepada Zhia.
"Saya sudah telat selama dua minggu, Dok. Tapi itu sudah biasa. Bahkan saya sudah sering memeriksa kandungan saya" ucap Zhia tidak percaya diri.
"Lebih baik nyonya berbaring saja. Saya akan memastikannya" ucap Dokter Lia mulai memeriksa keadaan kandungan Zhia.
Kinan dan Rayyan terus saja menatap dokter Lia yang sedang memeriksa keadaan kandungan Zhia. Mereka berdua terus saja berdoa agar dugaan mereka benar benar terjadi. Kinan yang awalnya menatap Zhia kini beralih menatap Rayyan yang sedang menatap Zhia dengan penuh kehawatiran.
Dari perhatian Rayyan, Kinan semakin yakin jika Rayyan benar benar berubah dan telah menyesali perbuatannya. Berlahan ada kelegaan di dalam hati Kinan karna akhirnya rumah tangga Zhia dab Rayyan bisa bahagia. Kinan yang telah mencoba mengubur rasa cintanya kepada Zhia mencoba untuk membuka lembaran hatinya kembali.
"Bagaimana, Dok?" ucap Rayyan dan Kinan serentak ketika dokter Lia telah selesai memeriksa kandungan Zhia.
"Selamat ya, Tuan. Istri anda sedang hamil. Umur kandungannya saat ini telah memasuki umur empat minggu" jelas dokter Lia ramah.
"Apa! Istri saya hamil. Jadi saya akan jadi papa. Kamu akan jadi paman, Nan" ucap Rayyan langsung saja tersenyum bahagia.
"Aku jadi paman? Allhamdullillah! Terima kasih adik kecilku" ucap Kinan tersenyum bahagia lalu memeluk Zhia dengan penuh kebahagiaan.
"Anak papa! Kamu baik baik di dalam ya, Sayang" ucap Rayyan menitikkan air mata kebahagiaannya sambil menciumi perut Zhia.
Kinan terus saja mengusap lembut rambut panjang Zhia dengan penuh kelembutan. Kinan merasa sangat bahagia dan sakit secara beriringan. Namun, dia mencoba membuang rasa sakitnya dan memilih kebahagiaannya karna akhirnya Zhia mendapatkan apa yang selama ini dia nanti nantikan.
"Sayang, maafkan aku ya. Maaf karna aku pernah menyakitimu. Aku janji aku akan berubah dan akan menjadi papa dan suami yang baik untukmu dan anak kita" ucap Rayyan menggengam tangan Zhia lalu menciuminya dengan lembut.
"Aku harap kau bisa menjaga adik dan keponakanku. Hanya satu pintaku kepadamu, Ray. Tolong sayangi mereka dan jangan pernah kau sakiti mereka. Jika kau sudah bosan atau tidak mencintainya maka kau boleh mengantarnya kepadaku. Jangan pernah kau sakiti lagi hatinya" ucap Kinan menatap Rayyan dengan penuh permohonan.
"Aku aka selalu menjaganya. Aku akan memperbaiki semua kesalahku padanya" ucap Rayyan tersenyum lembut sambil menatap Zhia penuh haru.
"Tapi, ingat janji kakak"
Bersambung....