Jia menemukan kembali arah hidupnya setelah dia bercerai dari Alex.
Namun siapa sangka, perceraian itu membuat Alex kehilangan pijakan kakinya.
Dan Rayden adalah bocah kecil berusia 4 tahun yang terus berharap mommy dan daddy nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD BAB 28 - Menyelidiki Jia
Alex kembali ke kamarnya setelah berbicara sejenak dengan Amora dan Sofia.
Dia merogoh ponselnya di dalam saku celana dan coba menghubungi Jia, ingin mengatakan tentang kedatangan dia dan Rayden besok pagi.
Tapi sayang, panggilannya tidak mendapatkan jawaban meski terdengar suara panggilan yang terhubung, tut tut tut.
Dengan terpaksa, Alex bersusah payah mengetik pesan dan mengirimkannya kepada Jia.
'Besok pagi aku dan Rayden akan ke rumah mu, Rayden ingin menginap disana semalam, minggu sore aku jemput'
Pesan itu terkirim, namun Jia tak kunjung membalasnya, hingga 10 menit Alex menatap layar ponsel yang menyala itu. Membuat Alex mengeram kesal dan meletakkan ponselnya kasar di atas nakas.
Alex tidak tahu, jika Jia sudah tidur.
Keesokan harinya.
Setelah membuka mata Alex langsung melihat ponselnya dengan jantung yang mendadak bergemuruh.
Entah kenapa, namun ada perasan cemas jika pesannya pada Jia tak terbalas.
Dan kedua mata Alex langsung membola saat dia melihat satu pesan dari Jia, Alex bahkan segera bangun dari tidur nya dan duduk.
lalu membaca pesan dari Jia yang berisi ...
'Iya.'
Sudah, hanya 1 kata itu namun berhasil membuat Alex kembali mengeram kesal.
"Cih! sombong sekali dia. Berani-beraninya hanya membalas pesan ku seperti ini."
Biasanya Jia selalu membalas pesannya dengan rinci, dulu malah Alex yang selalu membalas pesan Jia singkat.
Saat Alex mengirim pesan 'Aku pulang malam', Jia tidak hanya menjawab Iya, namun masih banyak kata yang lain, Hati-hati, gunakan baju hangat dan aku menunggu mu.
Pesan Jia tidak pernah sesingkat ini, dan itu cukup mengganggu dimata Alex.
Dia lantas menghubungi Sean saat itu juga, untuk memastikan sesuatu.
"Sean, coba selidiki apa yang dilakukan Jia selama seminggu ini. Aku tidak ingin dia berbuat semaunya dan nanti mengecewakan Rayden."
"Baik Tuan," jawab Sean patuh.
Alex merasa jika Jia pasti mulai menjalani hidupnya dengan tidak benar, mungkin memutuskan untuk mendekati pria kaya lainnya setelah lepas dari dia. Karena itulah kini Jia acuh padanya dan Rayden.
Alex tidak akan membiarkan itu terjadi, meski sudah berpisah dengannya namun Jia tetaplah ibu Rayden, Jia harus memiliki hidup yang baik, dan juga bebas dari segala skandal.
Alex bangun, mandi dan tampil sebaik mungkin. Entahlah, karena di rumah ini ada Amora atau akan pergi ke rumah Jia.
Sebelum turun ke lantai 1, Alex lebih dulu mendatangi kamar sang anak, ingin mengatakan pada Rayden jika pagi ini dia akan memperkenalkan Rayden pada seorang wanita yang sangat spesial, Amora.
Saat Alex masuk ke kamar Rayden yang tidak terkunci, ternyata disana sudah ada Sofia.
Rayden menyambut kedatangan sang ayah dengan senyum lebar. Akan pergi ke rumah Jia membuat suasana hati Rayden sangat baik.
"Sayang, di bawah sudah ada tante Amora, nanti kenalkan dirimu dengan baik ya?" pinta Alex setelah berjongkok mensejajarkan tinggi dengan sang anak.
"Baik Dad."
"Nanti tante Amora juga akan ikut di mobil kita karena Daddy juga harus mengantarnya pulang."
"Oke, tidak masalah," jawab Rayden, dia masih saja tersenyum Karena baginya tidak ada yang lebih penting dari pada menemui mommy Jia.
Jadi terserahlah yang lain mau apa.
Mereka bertiga turun, termasuk Ina. Sementara Amora sudah menunggu pertemuan pertama kalinya dengan Rayden, calon anak sambungnya.
Dan kini akhirnya pertemuan itu tiba, Rayden sudah berdiri persis di hadapan Amora.
"Salam kenal Tante, namaku Rayden," ucap Rayden, sesuai janjinya pada sang ayah tadi, dia akan memperkenalkan diri dengan baik.
Dan Amora yang melihat itu sungguh bahagia, dengan sendirinya Amora mengelus puncak kepala Rayden, namun dengan segera bocah kecil ini menepisnya.
Rayden, paling tidak suka kepalanya di pegang.
Dan penolakan itu membuat Amora menelan salivanya sulit, dengan dada yang mulai sakit.
"Rayden."
"Dad, aku paling tidak suka kepalaku di sentuh." suasana hati Rayden mulai buruk, hanya ibunya yang boleh menyentuh kepala dia, Alex dan Sofia tahu itu tapi tidak dengan Amora.
"Maafkan Tante sayang, tante tidak tahu," pinta Amora pula, namun Rayden sudah memasang wajah masam.
Di ujung sana Ina tersenyum.
Namun tidak dengan Amora yang langsung mengumpat di dalam hatinya.
Bocah berandal!