Gilda terbangun di tempat yang berbeda dengan tubuh dan rupa yang berbeda juga. Tubuh tokoh antagonis dari novel yang dibacanya. Seorang wanita bernama Scarlett tak henti-hentinya mengejar pria yang menjadi kekasih saudara tirinya. Felix, pria tampan dan berkharisma yang selalu dipuja oleh kaum hawa. Ia melakukan semua cara agar bisa merebut pria itu dari saudara tirinya mulai dari mengancam hingga melukai saudara tirinya. Bahkan di akhir cerita Scarlett mati terbunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33: Baiklah Jika Kalian Memaksanya
Scarlett melihat sekitarnya sebelum dia menyendok kembali Goulash ke piringnya.
"Aku seperti orang lain di rumah sendiri," ucap Scarlett terkekeh. Sepertinya ia tidak beruntung. Mia baru saja kembali dari taman belakang. Dengan berat hati, ia menaruh kembali sendok di dalam mangkuk. Scarlett menghabiskan jusnya sebelum ia kembali ke kamarnya.
"Makanannya kenapa bisa seenak itu ya," gumam Scarlett mengusap perutnya. Sejujurnya ia masih kurang. Scarlett menyesal karena hanya mengambil sedikit. Ia pikir makanan itu tidak seenak yang di dipikirkannya.
"Lain kali aku akan meminta Doris untuk membuatnya," batin Scarlett.
Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Scarlett baru sadar jika tasnya tinggal di ruang makan. Ia lalu keluar dari kamarnya untuk mengambil tas kerjanya. Ada beberapa laporan keuangan yang perlu di periksanya sebelum di serahkan pada atasannya.
"Scarlett, apa kamu tidak makan malam?" tanya Elizya.
"Tidak, aku sudah makan tadi. Perut ku masih kenyang," ucap Scarlett melirik Goulash hangat di atas meja.
"Aku hanya ingin mengambil tas kerja ku yang ketinggalan," kata Scarlett.
"Padahal makanan untuk mu sudah disajikan di piring mu," kata Wilson mengarahkan pandanganya pada piring yang berisi Goulash hangat.
"Kami pikir kamu belum makan, ibu mu membuatnya untuk mu. Makanlah sedikit, kamu pasti suka," lanjut Wilson.
"Baiklah jika kalian memaksanya," ucap Scarlett seolah pasrah duduk di kursinya. Padahal tidak ada yang memaksanya. Namun berbeda dengan hatinya yang bersorak ria. Akhirnya ia bisa memakannya lagi.
"Bagaimana dengan pekerjaan mu nak?" tanya Wilson.
"Baik dad, meskipun sedikit melelahkan. Mungkin karena belum terbiasa," jawab Scarlett.
"Katakan pada daddy jika atasan mu terlalu menekan mu. Perusahaan daddy siap menerima kamu kapan saja," tukas Wilson pada putrinya.
"Tentu dad," balas Scarlett.
"Dad, aku ingin belajar bisnis dari daddy. Aku berencana ingin menekuni bisnis di bidang kosmetik dad," timpal Elizya. Ia juga ingin memiliki bisnis selain menjadi model. Elizya bercita-cita setelah ia menjadi model besar dan berpengaruh, otomatis itu akan menguntungkan bisnisnya kelak. Seperti yang di lakukan selebritis.
"Tentu saja Elizya. Dengan senang hati daddy akan membantu putri-putri daddy. Kamu juga bisa membantu Felix untuk membantu mu. Dia juga hebat dalam dunia bisnis," kata Wilson mendukung kedua putrinya.
"Terima kasih dad. Daddy ayah yang terbaik," kata Elizya.
"Apapun untuk putri ku. Daddy dan mommy akan selalu mendukung kalian," ucap Wilson menyentuh jemari istrinya dengan lembut dan penuh kasih. Mia lalu tersenyum hangat pada suaminya.
"Dad, aku berencana tinggal di apartemenku. Rasanya akan lebih dekat jika aku tinggal di sana. Aku takut terjebak macet dan membuat ku terlambat ke kantor. Jarak dari apartemenku ke kantor hanya 10 menit saja," kata Scarlett membuat Wilson sedikit tidak senang. Baru saja ia berbaikan dengan putrinya dan sekarang mereka akan jarang bertemu. Apa yang dikatakan putrinya memang ada benar.
"Baiklah, tapi sering-seringlah berkunjung ke sini," balas Wilson dengan berat hati. Scarlett merasa bersalah. Tapi mau bagaimana lagi, jarak rumahnya terlalu jauh ke tempat kerjanya. Dan lagi pula ia sudah berjanji ingin menghindari Felix dan Elizya. Apalagi akhir-akhir ini Felix sepertinya mencoba mendekatinya.
"Baik dad," balas Scarlett. Seperkian detik kemudian, ponsel Wilson berdering.
"Daddy angkat telepon dulu," kata Wilson menjauh dari ruang makan.
"Tidak perlu menahan tawa kalian. Aku tahu kalian pasti senang karena aku tidak tinggal di sini lagi bukan," timpal Scarlett menatap Mia dan Elizya bergantian.
"Apa maksud mu Elizya. Kamu terlalu berpikiran negatif," ucap Elizya.
"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya saja," kata Scarlett meneguk air minumnya lalu pergi.