Greenindia Halmusd , gadis cantik yang memiliki mata coklat menyala indah dan memiliki julukan si pembuat onar di SMA DARMA BANGSA.
Namun kenyamanannya mendadak terusik ketika guru BK baru datang.
Guru tampan yang di gilai hampir semua murid perempuan di sekolahnya termasuk dua sahabat Green.
Tapi tidak untuk dirinya , baginya guru tampannya itu adalah musibah untuk ketentramanya.
Jonathan Vernandes , pria tampan yang mendadak jadi guru BK di sebuah yayasan milik keluarganya.
Dan bagaimana jadinya jika murid cantik si pembuat onar dan guru BK yang menyebalkan di pertemukan dalam sebuah acara keluarga , dimana mereka menjadi sepasang manusia yang akan di jodohkan.
" Kamu " teriak dua manusia bersamaan dengan tatapan begitu terkejut.
•••
" Kalau saja kau terus memperlakukan aku dengan sangat baik seperti ini , mungkin aku akan sedikit menyukaimu " ~ Greenindia Halmusd
" Kita lihat , seberapa kuat kamu bisa melawan pesonaku "
~Jonathan Vernandes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sary Bhieltha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Muntah
Sebelum Alfin mengatakan , sebenarnya Nathan sudah sejak tadi memandang tajam ke arah tiga gadis yang baru datang.
" Mel , kenapa nggak telepon kakak dulu kalau mau kesini " kata Geri menghampiri Amel yang tidak lain adik sepupunya , karena akan sangat tidak mungkin ketiga gadis itu bisa masuk ke dalam club malam dengan umur yang belum mencukupi untuk mempunyai KTP ( kartu tanda penduduk ).
" Nggak ada rencana kak , dari mall kita langsung kesini " jelas Amel.
" Lain kali harus kasih kabar dulu " ucap Gery yang terlihat sedikit marah karena sedikit khawatir kalau tiba tiba mereka datang dan ia sedang tidak di tempat dan siapa yang akan menjaga tiga remaja itu.
" ya sudah tunggu dulu di sini " katanya lagi pada ketiga gadis di hadapannya ,
lalu kembali beranjak menuju Nathan dan Alfin.
" Kalian duduk santai aja disini , gue mau ngurusin adik gue dulu " pamit Geri pada kedua sahabatnya.
" Sejak kapan lo punya adik ? " tanya Alfin sambil tertawa.
" adik sepupu " jelas Geri.
" Ajak gabung sini aja " kata Alfin menawarkan sambil melirik kearah Nathan yang sudah membesarkan bola matanya.
" Nggak usah, nanti mereka ngerepotin kalian "
" nggak apa apa , lagian juga nggak ada tempat kosong " sambung Alfin yang terus berusaha.
" Serius nggak apa apa ? " tanya Geri lagi sambil mellirik ke arah Nathan.
" nggak apa apa kan jo " tanya Alfin kepada Nathan sambil tersenyum.
" terserah, pokoknya gue nggak tanggung kalau di cari kak Seto " sahut Nathan tidak peduli.
" Biar gue yang tanggung " ucap Alfin.
Nathan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Alfin yang begitu menginginkan untuk duduk satu meja bersama tiga gadis belia itu.
" Mel disini aja " panggil Geri
" Kenapa disini kak ?" tanya Amel dengan dahi yang bekerut karena melihat dua laki laki asing yang sedang duduk di sana.
" Lagi nggak ada tempat kosong, makanya kakak bilang kasih kabar dulu kalau mau kesini "
" Ya udah deh " jawab Amel setuju.
" Green , Elin " panggil Amel ke dua sahabatnya.
" Kita gabung disini aja dulu sama teman kak Geri , lagi nggak ada tempat kosong " jelasnya kepada Green dan Elin.
" oh oke deh " jawab Elin dan Green bersamaan.
Mereka bertiga sudah duduk di table yang di sarankan oleh Geri , namun mata Amel tiba tiba saja membesar saat melihat dua laki laki yang duduk di meja yang sama dengan mereka.
" eh lin ini bukannya abang abang ganteng yang tadi di lapangan basket ? " tanyanya sambil menyenggol tubuh Elin yang sedang sibuk menatap ke arah orang orang yang sedang berjoget.
" mana ? " tanya Elin sambil matanya mencari cari objek yang di maksud oleh Amel.
" ini beg*k , yang di sebelah kita " bisik Amel gemas.
Elin mencondongkan tubuhnya kearah Nathan dan Alfin untuk memastikan penglihatannya karena matanya yang udah minus tinggi ia tidak bisa melihat jelas di cahaya yang minim seperti ini , walau sudah memakai contact lensa minus ukurannya.
" Nggak usah gitu juga ngeliatinnya " kata Amel menarik tubuh Elin.
" Gue buta beg*k , gue nggak ngelihat yang mana mukanya "
Green yang sedari tadi sibuk dengan handphonenya , merasa tidak peduli dengan apa yang di lakukan oleh ke dua sahabatnya , ia hanya duduk dan terus menatap ke layar handphonenya.
" Woy kalau lo ke sini cuma buat main handphone mending kita balik " kata Amel kesal pada Green.
" Emak emak banget lo " balas Green sambil mengangkat kepalanya.
Matanya tidak berkedip saat menatap laki laki yang sedang duduk si seberang meja dengan satu gelas minuman di tanganya.
" Kenapa gue ketemu dia lagi " batin Green dengan mata yang menatap tidak berkedip pada Nathan.
" Jo lo di liatin sama gadis cantik tuh " kata Alfin pada Nathan.
Mendengar ucapan Alfin ,
mata Nathan melirik ke depan dan tatapan matanya saling bertemu dengan tatapan mata Green yang sedang melihat ke arahnya , tiba tiba gadis itu memalingkan wajahnya karena merasa tidak nyaman dengan tatapan mata Nathan.
" kita pindah aja yuk " ajak Green kepada dua sahabatnya.
" nggak ada table kosong lagi " jelas Amel dengan sedikit berteriak karena suara musik yang sudah menggema begitu keras.
" mau kemana ? " tanya Alfin mendekat.
" Nggak kemana mana kok kak " jawab Elin begitu semangat melihat laki laki tampan di hadapannya.
" kakak yang tadi siang di lapangan basketkan ? " tanya Elin langsung.
" iya" jawab Alfin tersenyum.
" wah kita jodoh nih kak " celetuk Elin tanpa malu.
" Alfin " kata Alfin memperkenalkan diri pada Elin serta Amel.
" Kita sudah berkenalan ? " tanya Alfin bercanda saat berada di hadapan Green.
Green hanya menyunggingkan senyumnya menjawab perkataan Alfin.
" Kakak yang satunya siapa namanya ? " tanya Elin.
" dia Nathan " jawab Alfin , karena laki laki itu terlihat mengabaikan pertanyaan Elin.
Dan tiba tiba Geri kembali sambil di ikuti pelayan yang membawa tiga gelas juice di atas nampan.
" mel jangan gangguin teman teman kakak " kata geri memperingati dan ikut bergabung di tengah tempat duduk mereka.
" Siapa yang gangguin " jawab Amel kesal.
" Memang dia siapa si kak ? " tanya Amel penasaran.
" Kamu nggak tahu siapa dia ? " tanya Geri terkejut.
Rasanya sangat tidak mungkin ketika seorang Nathan tidak di kenali mengingat sudah tak terhitung gambar wajah Nathan tampil di sosial media , koran atau majalah sebagai pewaris keluarga terkaya seAsia.
" Enggak " jawab Amel cuek.
" kak Geri gue nggak mau ini " rengek Elin kepada geri sambil menunjuk kearah tiga gelas juice di hadapannya.
" Jangan macam macam besok kalian harus sekolah " kata Geri memberi peringatan.
" Yang bilang libur siapa " gumam Elin pelan.
" kak boleh minta ini ?" katanya lagi pada Alfin , menujuk sebotol minuman di atas meja.
" Boleh " jawab Alfin tersenyum.
" Memang kuat ? " tanyanya lagi.
" Jangan lihat umur ya "
" Ini" kata Alfin sambil menyodorkan satu botol penuh Wine dan gelas berisi es batu.
" makasih kak " ucap Elin tersenyum lebar.
" Lin jangan minum terlalu banyak " kata Gery kembali memngingatkan.
" siap komandan ? " jawab Elin sambil mengangkat tangan ke kepala seperti gerakan hormat.
" Kakak mau balik ke BAR , kalian tetap disini dan jangan bikin ulah " ucap Gery kepada tiga gadis itu , lalu beranjak dari duduknya.
" Fin gue titip mereka " katanya pada Afin sebelum meninggalkan table.
" siap " sahut Alfin tertawa.
Ntah sudah gelas ke berapa Elin menenggak minuman mahal itu.
" Joget yuk " ajaknya dengan setengah mabuk.
" wah parah lo lin , besok kita sekolah" kata Amel.
" Gue nggak bilang kita libur " jawabnya asal.
" ayo joget " ajaknya lagi sambil menarik tangan Green.
" temenin mel , gue lagi mager " pinta Green pada Amel , dan gadis itu segera beranjak dari
duduknya.
" yeeeee " teriak Elin bahagia.
" Gue boleh ikut " sambunf Alfin tiba tiba ,
" hitung hitung buat jagain kalian " lanjutnya lagi.
" Boleh " jawab Amel langsung tanpa berpikir lagi , karena memang tawaran itu benar benar bermanfaat untuk mereka.
Akhirnya mereka bertiga menuju tempat kerumunan orang dan mulai bergabung untuk berjoget ,
meinggalkan dua manusia yang saling sibuk dengan urusannya masing masing.
Karena Green masih terus sibuk menatap.ke layar handphonenya , ia tidak sadar kalau sudah mengambil satu gelas penuh wine dan langsung menenggaknya sampai habis.
" weeekk , gue minum apa ini" katanya pada dirinya sendiri sambil memegang lehernya yang terasa panas karena alkohol.
Nathan sesekali melirik kearah Green yang mengumpat karena kebodohannya sendiri namun dia tetap cuek dan tidak peduli.
Berapa menit telah berlalu mereka masih tetap diam tanpa bicara dan tidak ada yang ingin memulai pembicaraan.
Green memegang kepalanya yang mulai terasa berat karena pengaruh alkohol yang tanpa sadar di minumnya , ia cukup lemah dengan minuman beralkohol dan akan langsung mabuk walau hanya meminum sedikit.
dan itu di lupakan oleh Amel dan Elin karena kalau mereka ingat , mereka tidak akan meninggalkan Green dengan botol wine di hadapannya.
Merasa kebelet Green beranjak dari duduknya dan ingin menuju toilet , namun bukannya berdiri Green malah ambruk di lantai.
Melihat gadis itu tiba tiba terjatuh Nathan dengan cepat menghampiri.
" Lo kenapa ? " tanyanya.
Merasa ada yang menghampiri Green mendongakan kepalanya keatas dan melihat pria tampan di depannya,
Nathan mengibas rambut Green yang sudah menutupi wajahnya dan melihat manik cantik milik Green
deg
Jantung Nathan berdetak lebih cepat melihat lebih dekat wajah cantik Green.
" uwwwweeeeeeekkkk " tiba tiba terdengar suara orang muntah.
jangan lupa vote dan like 😍
maaf untuk alur cerita yang belum jelas dan typo di mana mana😁
terimakasih🙏