NovelToon NovelToon
Married By Accident

Married By Accident

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 5
Nama Author: Ririn Puspitasari

Devan Pramudya, pemuda tampan ini harus terpaksa menyaksikan perbuatan tak senonoh calon istrinya tepat di depan mata. Pernikahan yang beberapa hari lagi akan digelar terancam batal.

Rina yang tak ingin anaknya mendapatkan reputasi buruk dan mencoreng nama perusahaan itu, mendesak Devan untuk tetap melanjutkan pernikahan.

Arabella Maharani, gadis penjual susu kedelai ini tak sengaja menabrak mobil Devan. Alhasil, mobil tersebut memiliki kerusakan membuat Arabella harus bertanggung jawab.

"Menikahlah denganku!" seru Devan.

"Apakah kau gila? Aku menabrak mobilmu. Apakah otakmu juga ikut mengalami kerusakan?!" ketus Bella.

"Bukankah ini tawaran yang langka, Nona? Banyak wanita yang ingin mendapatkan tawaran ini. Lagi pula jangan sok jual mahal! Tampangmu sama seperti botol susu yang kau bawa," ucap Devan sinis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25. Rawon Mantan

"Devan, ini aku si botol susu."

Setelah mendengar suara Bella dari seberang telepon. Pria itu pun menekan mute pada panggilannya. Seketika tawa yang sedari tadi ia tahan langsung meledak.

Devan terbahak-bahak sembari memegang perutnya yang terasa sakit. Sementara gadis yang di seberang telepon sedari tadi memanggilnya karena tak mendengar suara Devan.

"Devan? Devan!!"

Devan langsung kembali meraih ponselnya. Ia menonaktifkan mute panggilan tersebut.

"Aku pikir kau tak kan menghubungiku lagi setelah semua kekacauan yang kau buat. Ada apa dengan ponselmu? Beberapa kali aku menghubungimu, tetapi tidak ada jawaban," ujar Devan.

"Untuk masalah itu, nanti saja kita bahas. Ada yang lebih penting lagi sekarang,"

"Apa?" tanya Devan.

"Temui aku segera di Rawon Mantan Resto."

"Mantanmu yang dimasak rawon?" tanya Devan.

"Ih bukan! Itu nama restorannya."

Devan mengernyitkan keningnya saat mendengar nama restoran yang terbilang cukup unik.

"Kirimkan saja alamatnya padaku," ujar Devan..

"Baiklah, tapi tolong segera datang ke sini,"

Sambungan telepon pun terputus. Tak lama kemudian, Devan menerima pesan singkat yang dikirimkan oleh Bella.

Devan melirik arloji yang melingkar di tangan kirinya, sudah menunjukkan pukul 4 sore. Pria itu pun membereskan berkas yang ada di mejanya.

Ia beranjak dari tempat duduknya, mengenakan kembali jas kantor yang disampirkan di gantungan tak jauh dari mejanya.

Devan keluar dari ruangannya. Ia melirik Joko yang ada di mejanya tampak sangat sibuk memeriksa file di layar komputer.

Saat melihat Devan menghampiri meja kerjanya, Joko pun langsung berdiri seraya menundukkan kepala.

"Kerjakan sisanya yang ku perintahkan tadi. Aku ada urusan penting," ujar Devan seraya berlalu dari meja sang asisten.

Joko tersenyum, akan tetapi setelah kepergian Devan, pria itu mendelik menatap punggung bosnya yang semakin menjauh.

"Tugasku menjadi bertambah karena istrinya. Ku harap mereka berjodoh saja agar Pak Bos menjadi sedikit lebih waras," gerutu Joko yang kemudian kembali duduk dan mengulangi pekerjaanmu yang sempat tertunda.

Di lain tempat, Bella kembali menyerahkan ponsel pada pelayan tadi.

"Terima kasih, tapi ... bisakah aku bayarnya nanti, karena aku sedang menunggu seseorang," ujar Bella mencoba menyunggingkan senyumnya meskipun kenyataannya bahwa ia ingin sekali menghilang saja karena merasa teramat malu.

Pelayan tersebut hanya menjawab dengan sebuah anggukan. Bella pun kembali ke kursinya. Ia menatap ke arah jendela kaca yang langsung mengarah ke parkiran.

"Cepatlah datang, ku mohon," gumam Bella penuh harap.

Cukup lama Bella menatap ke luar menantikan kedatangan sang suami. Namun, ia tiba-tiba di kejutkan dengan seseorang yang menepuk bahunya dari belakang.

"Bella ...."

Bella pun langsung tersentak kaget. Ia mengarahkan pandangannya ke belakang, mendapati seorang pria tengah menatapnya sembari tersenyum.

"Pak Ferdy," ujar Bella seraya mengelus dadanya akibat keterkejutannya.

"Sejak kapan bapak berada di sini?" tanya Bella.

"Baru saja," timpal Ferdy sembari menarik kursi tepat di hadapan Bella.

"Apakah penglihatan ku menjadi buram. Aku menatap keluar sedari tadi, akan tetapi aku tidak melihat Pak Ferdy masuk ke sini," batin Bella.

"Kau sudah makan?" tanya Ferdy.

"Sudah, Pak." Bella menyunggingkan senyumnya.

"Sedari tadi aku melihatmu menatap ke arah luar. Apakah ada seseorang yang kau tunggu?" tanya Ferdy.

"Iya, Pak. Aku menunggu Devan," timpal Bella.

Seketika senyum di wajah Ferdy pun memudar saat mendengar ucapan Bella.

"Aku sangat iri, kau memanggil Devan dengan sebutan namanya, sementara kau memanggilku dengan sangat formal sekali. Padahal saat ini, aku buka lah atasanmu lagi. Usiaku dengan Devan pun hanya terpaut satu tahun," tutur Ferdy.

"Maaf," ucap Bella kaku. Sungguh ia merasa tak enak hati karena telah membuat pria yang ada di hadapannya ini berkecil hati.

"Aku takut jika nanti tidak sopan," sambung Bella.

"Santai saja, panggil namaku seperti kau memanggil Devan. Jika kau tetap memanggilku dengan sebutan yang lama, aku merasa cemburu."

Deg...

Seketika Bella tertegun. Ucapan Ferdy membuatnya sedikit merasa terbang karena memang gadis itu mengagumi sosok pria yang ada di depannya. Akan tetapi jika mengetahui kenyataan bahwa Ferdy memiliki hubungan khusus dengan suaminya, Bella pun mencoba membuang jauh-jauh rasa itu.

....

Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, Devan pun tiba di restoran yang dimaksud oleh Bella tadi. Pria itu mencari lokasi untuk memarkirkan mobilnya.

Devan turun dari mobil, pria itu hendak masuk ke dalam resto. Namun, tiba-tiba saja ekor matanya menangkap Bella yang tengah bercengkrama bersama dengan pria lain.

"Sedang apa dia di sana," gumam Devan sembari memperhatikan kedua orang tersebut dari kejauhan.

Devan pun kembali melanjutkan langkahnya. Pria itu menghampiri meja yang ditempati oleh Bella.

Srrrttt....

Devan menarik kursi yang ada di samping Bella. Lagi-lagi gadis itu terkejut dengan keberadaan seseorang yang muncul secara tiba-tiba.

"Ada apa kau menyuruhku ke sini?" tanya Devan sembari bersedekap. Pria itu tak lagi menyapa sahabatnya yang juga berada di sana.

"Oh, tadi aku minta untuk membayar makananku. Soalnya aku lupa membawa dompet," jelas Bella yang mencoba berkilah.

Bella malu jika berkata bahwa uangnya tak cukup untuk membayar semua yang dimakannya tadi. Apalagi harus menjelaskannya di depan Ferdy. Mau taruh dimana mukanya.

"Mbak!" seru Devan sembari melambaikan tangannya.

"Jangan!" cegah Bella dengan cepat.

Seketika Devan pun mengernyitkan keningnya.

"Tidak usah bayar melalui pelayan. Bayar saja pada Ferdy, nanti aku akan mengembalikan uangmu saat sampai di rumah," cicit Bella.

Devan langsung merogoh dompet yang ada dalam saku jas kerjanya. Namun, dengan cepat Ferdy menghentikan pergerakan Devan.

"Tidak usah! Lagi pula anggap saja aku sedang mentraktir Bella," ucap Ferdy seraya melemparkan senyum ke arah wanita yang ada di samping Devan.

Devan tetap mengeluarkan dompetnya. Mengambil semua uang tunai yang ada di dalam dompet tersebut.

"Meskipun kita dekat, tapi aku tidak ingin berhutang terlalu banyak padamu," ujar Devan seraya meletakkan uang tepat di hadapan Ferdy.

Ferdy menaikkan alisnya sebelah. "Ini terlalu banyak untukku, kawan."

"Ambil saja, lain kali jika kau menemukannya lebih dulu dari pada aku, kau bisa membayar makanan itu dengan sisa uangnya." Devan mengucapkan kalimat tersebut sembari menatap Bella. Gadis itu pun hanya bisa menundukkan kepalanya.

Ferdy sedikit membuang muka sembari tersenyum miring. Entah mengapa ia merasa ucapan Devan yang dibalut dengan candaan itu sedang menyinggungnya.

"Kau juga menikmati rawon mantanmu di sini?" tanya Devan.

Seketika Ferdy mengarahkan pandangannya ke sekitar. Ia baru sadar jika nama restoran tersebut cukup unik.

"Haha ... nama restonya memang cukup unik," celetuk Ferdy.

"Semenjak menikah, kau sepertinya banyak perubahan," sambung Ferdy.

"Ah benarkah? Aku masih sama seperti yang kau kenal dulu, Kawan." Devan terkekeh.

Bella yang memperhatikan keduanya pun merasa suasananya sedikit berbeda. Candaan keduanya seolah menyerukan akan adanya sebuah peperangan setelah ini.

"Apa Devan cemburu karena aku terlalu dekat dengan Ferdy? Aku tahu jika Ferdy adalah kekasihnya tapi bisakah ia mengubur rasa itu sementara saat berada di tempat umum," batin Bella.

"Kalau begitu, kami pamit pulang dulu. Silahkan memesan makananmu, terima kasih karena sudah meminjamkan uang padaku," ujar Bella yang langsung menarik tangan suaminya itu untuk pulang.

Sementara Ferdy, menyaksikan hal tersebut langsung memasang raut wajah yang muram.

Bersambung...

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya berupa like, komen, serta votenya jika ada.

1
Rosana Manalu
joko lucu
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
IG: Ayasakaryn24: terima kasih kk❣️
total 1 replies
Anonymous
Cakepan nadia dr pd bella
Dede Suryani
dasar bos eror
Ruzita Ismail
Luar biasa
Dede Suryani
dasar
Nurhayati
ga ada kisah ferdy
Nurul Syahriani
Makanya jangan main rahasia rahasia dari suami
Nurul Syahriani
Dari banyak nya novel Ceo dan asisten yg aku baca. Hanya di novel ini asisten ceo nya kismin, gak punya mobil gak tinggal di apartemen
Iponk
emang udah lewat ya masa nifasnya...
Iponk
naah ini bener joko, ngomong buat dirinya sndiri
Iponk
devan ituuuu
Iponk
niat banget mama rina ngerjain anaknya..wkwk
Iponk
sengklek ni orang dua
Iponk
lha..knp jadi joko...
Iponk
pas periksa dan usg sebelumnya, apa ga ke detek ya klw janinya twins
Iponk
aku belaan scroll lagi ke atas, penasaran adakah petunjuk kronologis ujug2 disekap...eeeehhh taunya cm mimpi...
Iponk
timpal bella, yg bicara. otornya typo
Iponk
..
Iponk
apa wanita itu sang mantannya devan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!