NovelToon NovelToon
Gairah Cinta Adik Ipar

Gairah Cinta Adik Ipar

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Badboy / Perjodohan / Cintamanis / Dikelilingi wanita cantik / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:42.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: DF_14

Ghea yang sudah menikah selama tiga tahun dengan suaminya, dia tidak pernah mendapatkan sentuhan lembut dari suaminya karena sang suami sibuk dengan kekasihnya, hingga akhirnya dia harus terlibat dengan seorang playboy yang tak lain adalah adik iparnya sendiri.

Gairah keplayboyan Gibran seketika menghilang setelah bertemu Ghea, membuat dia ingin menjadikan Ghea sebagai miliknya.

Padahal sebelum menikah dengan Romi, Ghea lebih dulu dijodohkan dengan Gibran. Tapi Gibran menolak perjodohan itu tanpa ingin tau dulu siapa yang dijodohkan dengannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rambut Kering

Sudah jam 8 pagi tapi Gibran belum keluar dari kamar juga.

Sementara Romi sudah berangkat kerja, dia bersikap biasa saja pada Ghea seolah-olah hubungan pernikahan mereka baik-baik saja. Dia tidak menganggap permintaan Ghea yang meminta cerai padanya.

"Mama dan ayah mau ke rumah Om nya Romi dulu, kebetulan ada acara kumpulan keluarga." kata Bu Rosa pada Ghea.

Ghea membawakan tas besar yang mau di bawa Bu Rosa ke dalam mobil, kebetulan Pak Reza sudah standby di dalam mobil bersama supirnya.

"Hati-hati Ghea, jangan terlalu dekat Gibran. Gibran itu cowok yang gak bener. Mama gak mau kalau sampai dia merayu kamu." bisik Bu Rosa.

Ghea hanya menggukan kepala.

"Sepertijya Gibran belum bangun juga, Ghea?" tanya Pak Reza yang sudah standby di dalam mobil.

"Iya sepertinya belum, yah."

"Suruh Bi Sarti membangunkannya!" perintah Pak Reza dengan tegas, "Jangan berangkat terlalu siang!"

"Baik, ayah. " Ghea mengangguk.

Ghea pun pergi menemui Bi Sarti yang sedang menyapu halaman, "Bi tolong bangunkan Gibran!"

Bi Sarti mangangguk pelan, "Iya, Nona."

Tok! Tok! Tok!

Bi Sarti mengetuk pintu kamar Gibran beberapa kali. tapi tidak ada jawaban.

"Tuan, sudah siang Tuan!"

Tok! Tok! Tok!

Perasaan Ghea jadi penuh tanda tanya mengapa Gibran belum bangun juga padahal hari ini mau berangkat ke luar kota, dia terus memperhatikan Bi Sarti yang sudah mengetuk pintu beberapa kali.

"Belum bangun juga dia, Bi?"

Bi Sarti menggeleng, "Tidak , Nona. "

Ghea melihat jam tangannya, "Ini sudah jam 8 lebih lho! Padahal kita mau berangkat ke kota B sekarang."

"Gimana dong , Nona?"

Ghea membuka pintu kamar Gibran ternyata tidak dikunci, "Bibi masuk, bangunkan dia bi!"

"Aduh gak enak , Nona!"

"Saya lebih gak enak!"

Bi Sarti menurut saja, sementara Ghea memperhatikannya di depan kamar, "Kebluk sekali dia!" keluhnya.

Bi Sarti pun membangunkan Gibran yang masih tertidur, "Tuan, bangun Tuan!"

Bi Sarti terkejut saat melihat tangan kanan Gibran terluka, "Ya ampun, tangan Tuan Gibran kenapa?"

Akhirnya Gibran terbangun karena kaget dengan teriakan Bi Sarti itu, "Hhh... ganggu aja! Baru juga tidur!" bentaknya sambil terduduk.

Ghea segera masuk ke dalam kamar karena mendengar tangan Gibran terluka, dia memegang tangan Gibran yang terluka itu, "Tangan kamu kenapa?"

Gibran melepaskan tangan dari gengaman Ghea dengan bersikap dingin karena masih membayangkan bagaimana pertempuran Romi dan Ghea semalam, membuatnya sesak.

"Aku tidak apa-apa,"

Mata Gibran jadi tertuju ke rambut Ghea yang terlihat kering itu, biasanya kalau yang habis keramas itu terlihat lembab. Ap itu pertanda mereka tidak melakukannya semalam?

Ghea merasa heran kenapa Gibran memperhatikan rambutnya.

"Kamu tidak keramas?" Tiba-tiba Gibran menanyakan itu.

Ghea menjawab pertanyaan Gibran dengan penuh keheranan, "Tidak, memangnya kenapa?" Ghea mencium bau rambutnya yang panjang itu, "Masih wangi kok."

Gibran tersenyum lebar, terpancar kebahagiaan di raut wajahnya, itu artinya bisa saja semalam tidak terjadi apa-apa di antara Ghea dan Romi.

Ghea dan Bi Sarti tidak mengerti dengan sikap Gibran itu yang tadinya cemberut lalu berubah menjadi semringah seperti itu.

"Dia kenapa?" gumamnya.

"Gak tau, Non." Bi Sari menimpali gumaman Ghea.

"Bi tolong ambilkan kotak P3K!" Ghea ingin mengobati tangan Gibran yang terluka.

Bi Sarti hanya mengangguk lalu pergi untuk membawa kotak P3K itu.

"Semalam kamu tidur jam berapa?" tanya Gibran lagi.

"Gak tau soalnya aku menonton TV sampai tertidur di sofa."

Gibran semakin melebarkan senyumnya.

Ghea menatap Gibran dengan penuh keheranan, "Kamu ini kenapa sih?"

Mengapa aku jadi sesenang ini? Sepertinya aku sudah gila, bisik hati Gibran.

Bi Sarti pun datang memberikan kotak P3K itu kepada Ghea, "Ini Nona, saya harus menyelesaikan pekerjaan saya, permisi Nona!"

Belum juga Ghea menyetujuinya tapi Bi Sarti sudah main pergi begitu saja.

Ghea pun duduk di tepi ranjang, dia meraih tangan Gibran yang terluka, "Sebenarnya ada apa? Kenapa tanganmu terluka seperti ini!"

Gibran tidak menjawab matanya fokus melihat wajah Ghea yang sedang mengobati luka di tangannya.

"Jangan terus menatapku seperti itu!" Ghea merasa grogi karena dari tadi Gibran menatap wajahnya.

"Pasti kak Romi beruntung sekali memiliki istri sepertimu!"

Ghea menatap sinis padanya, dia sudah selesai mengobati tengan Gibran "Kenapa? Kamu menyesal menolak dijodohkan denganku?"

Gibran kaget tiba-tiba Ghea membahas itu, ini kesempatan untuk menjelaskan semuanya "Waktu itu aku tidak tau... "

"Aku tunggu di luar!" potong Ghea.

Ghea tidak ingin mendengarkan penjelasan dari Gibran yang sudah terlambat itu, apalagi bahaya untuknya kalau membahas soal perasaan di dalam kamar bersama seorang pria.

"Tunggu dulu Ghea!" Gibran menarik tangan Ghea membuat Ghea kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke pelukan Gibran yang sedang duduk di atas kasur itu, untung badan Gibran begitu kokoh jadi tidak ikut terjungkal juga.

Seketika suasana menjadi hening, saling menatap satu sama lain dengan wajah yang begitu dekat, yang terdengar saat ini hanyalah suara detakan jantung mereka yang berirama dengan begitu cepat.

"Hai, bro!"

Kata itu mengagetkan mereka. Merusak susana. Ghea segera menegakan kembali badannya.

Reno jadi malu sendiri saat tau Ghea berada di dalam kamar Gibran, dia tidak tau apa dia jadi setan atau malaikat pelindung buat mereka.

"A-aku tadi sedang mengobati luka Gibran!" Ghea mencoba menjelaskan pada Reno dia takut sahabatnya Gibran itu salah paham. Dia sangat gugup mengingat kejadian yang tadi.

"Oh tangannya yang terluka gara-gara semalam ya, Bran? " tanya Reno pada Gibran. Rupanya Gibran sudah curhat sama Reno tentang semalam.

"Memangnya semalam ada masalah apa?"

Reno terkekeh, dia melihat Gibran yang menatap sangar padanya pertanda menyuruhnya diam. "Mm... biasa lah, masalah laki-laki.. "

...****************...

...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...

...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat! ...

...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya. ...

...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya! ...

1
Ri Yanti
Luar biasa
Tuti Asnawati
kasian reno 😅
Tuti Asnawati
so sweet ❤️
Erri Zilina
Luar biasa
Shinta Miliati
Lumayan
Shinta Miliati
Kecewa
Yanthi Chahya Yustikarini
ko udah ada jejak,tapi lupa
Nartadi Yana
Weh nggak sadar diri kamu hanya anak bawaan ibumu bukan anak kandung
Nartadi Yana
gak rela aku kalau Gea melakukan sama Romy kasian dapat bekas nya dona
Sri Wulan Hazariah
Luar biasa
Deuis Hilmatussa'dah
Kecewa
Deuis Hilmatussa'dah
Buruk
Junita Ginting
bagus,
Istianah
Luar biasa
Christy Ling
bagus
Taty Hartaty
pesona nya membuat cewek pada klepek²
Safa Almira
syuka
Anonymous
Biasa
Anonymous
Buruk
Dewi Anjasmaraa
kasian si bram gak dapat 2 2nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!