Hellena adalah gadis cantik yang hidup dalam belenggu masalalu, Ia berusaha bangkit dan melupakan kekasih yang sangat ia cintai itu. Kemudian Hellena bertemu dengan Daniel yang diam diam menyukainya dan berusaha membuat Hellena jatuh cinta padanya dan mencintainya bukan sebagai bayangan dari masalalu melainkan sebagai sepasang kekasih yang pantas untuk mencintai dan dicintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ivanyou, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali lagi?
Semua orang menatap penuh antusias kepada pemilik pesta yang memberikan kata sambutan di atas panggung, sementara suasana taman semakin ramai dengan gelak tawa dan obrolan para tamu. Niko berdiri di depan mikrofon dengan senyuman lebar, menatap teman-temannya yang berkumpul untuk merayakan hari istimewanya. "Terima kasih banyak buat kalian semua, udah mau datang ke pesta ulang tahun gue dan kembaran gue! Kalian harus menikmati malam istimewa ini bareng kita semua." ucap Niko dengan semangat, suaranya bergema diantara kerumunan.
Sorak sorai menggema dari kerumunan, dan beberapa tamu mulai bertepuk tangan dengan riang. Nadine sesekali melirik ke semua tamu dengan senyuman yang ramah. "Kami punya banyak kejutan malam ini, jadi bersiaplah untuk bersenang-senang!" lanjut Niko, menggoda para tamu.
Setelah sambutan selesai, band akustik melanjutkan penampilan mereka, membawakan lagu-lagu yang familiar dan mengundang para tamu untuk berdansa. Hellena menatap Daniel dengan semangat, matanya berbinar saat dia merasakan getaran musik yang mulai mengalun. "Sayang, ayo kita ikut dansa juga kaya mereka." ajaknya ceria.
Daniel tersenyum lebar, "Dengan senang hati, tuan putriku." katanya sambil merangkul pinggang Hellena, membawanya menuju area dansa. Mereka berdua mulai bergerak mengikuti irama, berbaur dengan para tamu yang lain.
Hellena merasakan kebahagiaan memenuhi hatinya. Dalam kedamaian itu, ia bisa merasakan kehangatan hubungan mereka yang semakin erat, menjadikan malam itu semakin spesial. "Aku seneng banget bisa kesini bareng kamu." bisik Hellena saat mereka bergerak dengan lincah.
"Aku juga, Sayang. Makasih ya, udah mau kesini bareng sama aku." jawab Daniel sambil menatap Hellena dengan begitu hangat. Hellena mengangguk sambil tersenyum.
Setelah selesai berdansa, mereka kembali ke meja dimana semua teman mereka berada. Yosea dan Niko saling berbincang, membuat Hellena tersenyum melihat kedekatan mereka. "Kayaknya yang punya pesta bukan lu deh, Nik." ujar Ravelo menggoda keduanya.
"Iya nih, asik banget temen kita. Gapapa gue seneng kok, kalo kalian semua enjoy." jawab Niko sambil menepuk pelan pundak Daniel.
Dari kejauhan, Nadine menghampiri mereka dan membawa seseorang yang tidak lain adalah Devina, mantan kekasih Daniel. Hellena yang menyadari kehadiran gadis itu merasakan ketegangan diantara mereka, walau ia tidak mengenalnya tapi seperti pernah melihat tapi tidak tahu dimana.
"Tebak siapa yang dateng?" kata Nadine kepada semuanya, ia tidak memiliki maksud apapun hanya ingin membawa Devina bersama dengan mereka.
Daniel tertekun sejenak, wajahnya menampakkan ekspresi kaget yang sulit disembunyikan. Dia ingat jelas kesepakatan mereka berdua untuk tidak bertemu lagi setelah Daniel membantunya beberapa tempo hari yang lalu. Dalam hari, dia merasa seolah semua rencananya untuk melanjutkan hidup mendadak hancur. Daniel hanya menatap dingin dan mengalihkan pandangannya.
Devina tersenyum canggung, menatap Daniel dengan penuh harapan, ditambah ia juga menggunakan warna baju yang sama dengan Daniel dan Hellena. "Hai, guys, lama ga ketemu." sapanya, dengan suara yang bergetar tipis.
Teman-teman Daniel yang awalanya tidak menyadari kehadiran Devina, kini saling bertukar pandang dengan ekspresi bingung dan kaget. Mereka jelas merasakan ketegangan diantara Daniel dan mantan kekasihnya itu.
"Kenapa dia bisa ada disini?" bisik Julian pada Niko, sementara Ravelo menatap Diego dengan alis terangkat, menunggu reaksinya.
Diego, yang sedari tadi hanya diam memperhatikan, merasakan ketidaknyamanan merayap diantara mereka. Ia tahu betapa rumitnya hubungan Daniel dan Devina di masa lalu, dan kehadiran gadis itu ditengah-tengah suasana ceria pesta hanya menambahkan ketegangan yang sudah ada. "Masalah kemaren beneran udah lo beresin?" bisik Diego menanyakan kejelasan dari Daniel.
Mendengar pertanyaan Diego, Daniel berusaha untuk tetap tenang. "Udah." jawabnya.
Niko yang menyadari suasana yang tiba-tiba berubah menjadi kaku, mencoba untuk mencairkan suasana dengan bertanya pada Devina. Namun, dia sangat berhati-hati untuk tidak membahas masa lalu yang sensitif, terutama di hadapan Hellena yang tampak tenang meski sesekali melirik Daniel.
"Lo kemana aja? Kenapa baru muncul sekarang?"
Devina tampak sedikit ragu, kemudian menghela napas pelan dan menjawab. "Gue pergi keluar kota, fokus beresin masalah keluarga dan...ya, butuh waktu buat diri sendiri. Sorry banget kalo kesannya gue kaya menghilang dari kalian." ucapnya sambil sesekali melirik pada Daniel yang tampak acuh dengan kehadiran dirinya ditengah-tengah mereka.
Niko mengangguk, berusaha mempertahankan suasana yang netral. "Oh gitu, bagus deh kalo sekarang lo udah baik-baik aja. Thanks juga buat lo, udah mau dateng kesini." lanjut Niko tanpa menyinggung apapun tentang hubungannya dengan Daniel, menjaga perasaan Hellena yang duduk disebelahnya.
Hellena hanya tersenyum tipis karena ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Sementara itu, Daniel menghela napas lega dalam diam, bersyukur bahwa Niko tidak membawa topik apapun yang memicu situasi menjadi semakin rumit. Daniel memperhatikan Devina yang masih tampak pucat, meski riasan wajahnya berusaha menutupi keadaan itu.
Sekarang, di tengah keramaian pesta ulang tahun Niko, Daniel tidak bisa menghindari dari perasaan aneh yang menghampiri dirinya. Melihat Devina disana, di samping Hellena yang duduk dengan penuh keceriaan dan ketidaktahuan, membuatnya terjebak dalam dilema emosional. Ia benar-benar tidak tahu bahwa Nadine tahu keberadaan Devina dan mengundang gadis itu ke pesta ulang tahunnya.
Ia merasakan tatapan Hellena disampingnya, menunggu tanggapannya tapi Daniel hanya bisa terdiam. Semua percakapan di sekelilingnya terdengar samar, suara tawa dan musik pesta seakan menjauh, dan dunia di sekitarnya terasa kabur. Hatinya bergejolak, bertanya-tanya bagaimana ia harus bersikap, dan harapannya agar ini tidak merusak hubungan yang telah ia bangun bersama Hellena.
Hellena menatap Daniel dengan khawatir, merasakan perubahan suasana hati kekasihnya yang mendadak membuat dirinya bingung. "Kamu gapapa? Kok dari tadi diem?" tanyanya pelan, mencoba mencari tahu apa yang membuat Daniel terdiam di tengah keramaian pesta yang penuh canda tawa ini.
"Aku gapapa, Sayang." jawab Daniel berusaha tersenyum, meski dalam pikirannya terasa kacau seperti kapal yang diterjang badai.
Hellena masih melihatnya dengan cermat, menyadari ada sesuatu yang tidak beres, tetapi ia memilih untuk tidak menekan lebih jauh, berharap Daniel akan memberitahunya jika ia sudah siap. Dalam keramaian pesta, tawa dan suara musik seolah-olah tidak bisa menghilangkan ketegangan diantara mereka, dan Daniel merasa terperangkap di antara masa lalu yang menghantuinya dan masa kini yang ingin ia nikmati bersama Hellena.
Melihat suasana tegang yang tidak berubah, teman-teman Daniel berusaha mencarikan ketegangan yang menggelayuti mereka. Niko mengambil inisiatif untuk mengajak semua orang kembali menari, sementara Julian dengan lelucon khasnya berusaha membuat semua orang tertawa. "Eh, guys! Kalian mau liat aksi joget gue, ga? Di jamin ketawa sih." serunya sambil menari dengan gaya konyol. Hellena tertawa kecil melihat usaha mereka diikuti Yosea yang juga tak kalah riang melihat aksi konyol Niko dan Juliaan.
Dalam suasana yang mulai mereda, Daniel sekali lagi menghela napas lega, merasakan sedikit kehangatan dari bantuan teman-temannya. Ia berjanji pada dirinya sendiri malam ini untuk tidak membiarkan masa lalu merusak hubungannya dengan Hellena. Lagipula urusannya dengan Devina sudah benar-benar selesai saat pertemuan terakhir mereka, sekarang mereka hanyalah dua orang masa lalu yang tidak sengaja bertemu lagi. Ia menggenggam tangan Hellena, bergabung dalam kebahagian yang mengelilingi mereka tak menghiraukan Devina yang sesekali mencuri pandang padanya.