NovelToon NovelToon
MY BEAUTIFUL SOLDIER

MY BEAUTIFUL SOLDIER

Status: tamat
Genre:Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Dokter Genius / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6M
Nilai: 5
Nama Author: PimCherry

Rafael Graziano Frederick, seorang dokter spesialis bedah, tak menyangka bahwa ia bisa kembali bertemu dengan seorang gadis yang dulu selalu menempel dan menginginkan perhatiannya.

Namun, pertemuannya kali ini sangatlah berbeda karena gadis manja itu telah berubah mandiri, bahkan tak membutuhkan perhatiannya lagi.

Mirelle Kyler, gadis manja yang sejak kecil selalu ingin berada di dekat Rafael, kini telah berubah menjadi gadis mandiri yang luar biasa. Ia tergabung dalam pasukan khusus dan menjadi seorang sniper.

Pertemuan keduanya dalam sebuah medan pertempuran guna misi perdamaian, membuat Rafael terus mencoba mendekati gadis yang bahkan tak mempedulikan keselamatan dirinya lagi. Akankah Mirelle kembali meminta perhatian dari Rafael?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MEMPERHATIKAN

"Tiger! Lion! Snake! Eagle!"

Keempat orang yang namanya dipanggil, langsung berbaris berjajar rapi tepat di hadapan sang komandan. Dengan pakaian serba hitam, mereka bersiap mendapatkan perintah.

"Kalian berempat mendapatkan tugas khusus ke medan pertempuran di Negara X."

"Siap, komandan!"

"Yang harus kalian ingat, ini bukan pertempuran antar negara, tapi dengan pemberontak yang ingin melakukan kudeta. Kalian harus berhati hati karena mereka tak takut mati. Bahkan mereka tak segan segan mengorbankan nyawa penduduk di daerah itu."

"Mengerti, komandan!"

"Bagus kalau kalian sudah mengerti. Malam ini, kalian akan mendapat pengarahan khusus mengenai area tersebut, lalu besok pagi kalian akan diantar ke sana."

"Siap, komandan!"

Keempat orang tersebut meninggalkan ruangan dan bergegas menuju ke kamar tidur mereka. Mereka membereskan beberapa barang yang akan mereka bawa ke medan pertempuran.

"Kamu selalu tersenyum setiap mendapatkan tugas, Elle," ucap Xena yang kini sudah menganggap Mirelle sebagai adik perempuannya.

"Aku merasa menemukan jati diriku, Kak," ucap Mirelle sambil memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam sebuah tas ransel.

"Aku benar benar tidak salah saat memilihmu."

"Justru aku yang merasa sangat beruntung karena bisa bertemu denganmu. Kalau tidak, mungkin saat ini aku hanya akan diam di rumah sambil menonton televisi yang tidak terlalu berguna," ucap Mirelle.

"Kamu tak ingin pulang, Elle?" tanya Xena.

"Ingin, tapi aku takut."

"Takut? Apa yang kamu takutkan?"

"Aku takut aku tak bisa kembali ke sini karena tak bisa meninggalkan kedua orang tuaku dan kakakku. Selain itu, mereka juga pasti akan melarangku setelah mengetahui apa yang sebenarnya kulakukan," jawab Mirelle.

"Perlahan, mereka juga pasti akan mengetahui semuanya, Elle. Bukankah dengan berbicara jujur, semuanya akan lebih baik?" tanya Xena.

"Ya, aku tahu. Tapi untuk saat ini, sepertinya aku belum bisa."

"Baiklah, terserah padamu saja. Aku percaya kamu bisa mengatasi semuanya."

Keduanya pun melanjutkan membereskan barang barang yang akan mereka bawa besok pagi sesuai perintah misi dari komandan mereka.

*****

"Raf?!" Queen yang biasanya lembut, kini menatap putra bungsunya itu dengan tatapan tajam dan mengernyitkan alisnya karena di kepalanya penuh dengan pertanyaan. Mengapa? Mengapa? Dan mengapa?

"Ini tugas, Mom. Aku harus menjalankannya," ucap Rafael.

"Ini bukan tugas, tapi kamu yang menawarkan dirimu sendiri untuk berangkat. Apa kamu tak memikirkan perasaan Mommy?" tanya Queen.

"Aku menyayangimu, Mom. Aku sangat menyayangimu, tapi inilah jalan yang kupilih," jawab Rafael.

"Apa kamu melakukan ini hanya untuk melarikan diri? Apa kamu masih memikirkan Elle?" tembak Queen. Ia merasakan perubahan yang besar pada sikap putra bungsunya itu.

"Aku sudah melupakannya, Mom," ucap Rafael.

"Tatap mata Mommy dan katakan bahwa kamu telah melupakannya."

Rafael menghela nafasnya pelan kemudian menatap Queen, "Aku sudah melupakannya, Mom. Jadi biarkan aku pergi untuk menjalankan misi kemanusiaan ini."

Tiba tiba saja Queen langsung memeluk tubuh Rafael. Putra bungsunya itu kini sudah tumbuh seperti Reyn, tinggi dan gagah. Namun bagi Queen, Rafael tetaplah bayi kecilnya.

"Berjanjilah untuk menjaga dirimu baik baik dan kembalilah dengan selamat. Hubungi Mommy setiap hari agar Mommy selalu tahu bahwa kamu baik baik saja."

"Aku akan baik baik saja, Mom. Jangan khawatir. Lagipula kami hanya bertugas di posko kesehatan, bukan di garda terdepan," ucap Rafael.

"Tapi tetap saja itu berbahaya, Raf. Para pemberontak itu lebih kejam dan mereka pasti akan melakukan apapun untuk mencapai tujuan mereka," jelas Queen.

"Tenanglah, Mom. Percayalah bahwa aku aman dan akan selalu dalam keadaan baik baik saja."

Queen kembali memeluk Rafael sebelum akhirnya membantu Rafael membereskan beberapa barang yang akan ia bawa keesokan harinya.

*****

Reagan berdecak kesal ketika namanya juga termasuk dalam dokter dokter muda yang akan ikut ke area perbatasan dengan pemberontak. Ia menghela nafasnya berkali kali di dalam bus yang akan mengantar mereka ke bandara.

"Sudahlah, Gan. Mungkin ini memang jalan hidup kita," ujar Bobby.

"Kekasihku langsung memutus hubungan kami ketika mengetahui bahwa aku akan pergi. Ia tak mau menunggu kepulanganku yang katanya tidak pasti," ucap Reagan.

Bobby tertawa kecil, "Wanita seperti itu tak.pantas menjadi kekasihmu, Gan. Jika ia memang baik dan setia, ia akan menunggumu, apapun yang terjadi. Ia akan selalu yakin pada dirimu bahwa kamu akan kembali padanya."

Rafael yang duduk tepat di kursi yang berada di depan kursi yang diduduki oleh Reagan dan Bobby, hanya bisa mendengar.

"Aku setia menunggumu, Elle. Apa kamu tak ingin kembali? Apa aku kurang baik untukmu? Ya, sepertinya aku tidak baik," batin Rafael sambil memejamkan matanya.

Perjalanan mereka akan memakan waktu sekitar lima jam dengan pesawat. Setelah itu, mereka akan melalui jalan darat sekitar dua jam.

Sementara itu di tempat lain, seseorang dengan rambut dikepang panjang, menggunakan kacamata hitam, serta menggunakan pakaian serba hitam, tampak melangkah sambil membawa sebuah ransel dan tas khusus yang berisi senjata senjata miliknya.

"Kita akan ditempatkan di titik titik yang berbeda," ucap Xena memberitahu Mirelle.

"Hmm ... Asal lokasi kita tetap dekat, itu tak masalah bagiku," ucap Mirelle.

"Baiklah Eagle! Segera persiapkan dirimu dan jalankan misi!" ucap Xena.

"Siap, Tiger!" Mirelle meletakkan tangannya di ujung dahi untuk memberi hormat pada Xena. Dua orang pria yang berangkat bersama mereka, yang mendapat julukan Lion dan Snake, sudah pergi ke posisi di mana mereka ditempatkan.

Mirelle masuk ke dalam sebuah tenda yang tak terlalu besar. Tenda itu hanya akan diisi oleh dirinya karena ia menyimpan semua senjatanya di sana dan kerja mereka memang tak bisa percaya pada siapa pun.

Mirelle membuka tas khususnya dan mengeluarkan sebuah senjata. Ia langsung meletakkannya di pinggang dan kemudian menggunakan sebuah jaket kulit berwarna hitam untuk menutupinya.

Ia keluar dari tenda dan berniat berkeliling untuk melihat keadaan sekitar. Seperti itulah Mirelle, ia akan memeriksa keseluruhan lokasi untuk mendapatkan titik titik penting dalam area di mana ia ditempatkan. Oleh karena hal itu juga, ia mendapat sebutan Eagle.

Beberapa grup tentara dan juga tenda dokter telah berada di sana. Suasana tak terlalu mencekam karena ini bukan perang antar negara. Namun, ketelitian membaca situasi sangat diperlukan. Mereka tak mau jika ada seorang pemberontak yang menyusup dan mengacaukan camp tersebut.

Dorrr!!!

Mirelle menarik pelatuk pistol kecil yang ia selipkan di pinggangnya tadi. Peluru tersebut mengenai kaki seorang pria yang sedang melangkah mengendap endap.

"Kena kamu!" Mirelle menggunakan peredam agar hal tersebut tak membuat gaduh. Ia langsung mendekat dan mengamankan pria itu.

"Arghhh!!!" Mirelle kembali menekan kaki pria tersebut di mana tadi luka tembaknya berada.

"Jangan banyak berulah, atau kamu akan mati di tanganku saat ini," bisik Mirelle. Ia membawa pria itu ke bagian medis dan meminta beberapa tentara mengawasinya.

Sepasang mata memperhatikan dirinya yang melangkah begitu saja.

🧡 🧡 🧡

1
Lii Art
Luar biasa
#ayu.kurniaa_
.
sinta gurusejarah
Luar biasa
Wini Hilal
nih Rafael BKN nya membantu tp malah bikin ribet
Verawati Khaira
Luar biasa
Cesar Manuel Ris Costa
kecerewetan
🍉💜
Jadi inget quote "seseorang yg ketawanya paling kencang, ia menyimpan luka yg paling dalam"
Semangat yass gak mungkin author nya bikin lu jomblo terus😅
Laela Pombang
Luar biasa
Ita rahmawati
otw lah 🤣
Ita rahmawati
sllu suka pokoknya 🥰🥰
Ita rahmawati
kok sllu sedih sm kata2 nya si bliss 🥺🥺
berjodoh kah sm matt 🤣
Ita rahmawati
masih suka smpe bab ini gk monotin byk tokoh dn semua diceritain 🤗
Ita rahmawati
kok sedih sih 😭😭
Ita rahmawati
srdih amat sih nasib mereka 🥺🥺
Ita rahmawati
salahmu yasa yasa 🤦‍♀️🤦‍♀️
Ita rahmawati
🥴🥴🥴🥴
Pipin - Theofillo
Lumayan
Pipin - Theofillo
Biasa
Ita rahmawati
jodohnya yasa kah
Ita rahmawati
dibalik keceriaannya yasa ternyta tersimpan luka 🥺🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!