NovelToon NovelToon
DENDAMKU TERBALAS CINTA

DENDAMKU TERBALAS CINTA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Balas Dendam
Popularitas:6.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bennuarty

21++
sebagian cerita ada adegan panasnya ya.

harap bijak dalam membaca.

bocil skip aja. jangan maksa 😂😂


caera Anaya. rumah tangganya yang berakhir dengan perceraian karna penghiatan suami dan sahabatnya.

rasa sakit yang membuat hatinya membatu akan rasa cinta. tetapi ia bertemu dengan seorang lelaki dan selalu masuk dalam kehidupannya. membuat ia berfikir untuk memanfaatkan lelaki itu untuk membalas sakit hati pada mantan suaminya.

akankah caera dapat membalas sakit hatinya?

yuk ikuti karya pertama ku ya 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bennuarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 14

selama empat hari ini, caera selalu pergi menggunakan taxi atau berjalan kaki sekedar mencari angin dan jalan-jalan melihat keramaian di tengah kota.

pada hari ke lima, barulah bengkel tempatnya membetulkan mobil Dinda mengantar mobil yang sudah kembali membaik seperti semula. caera meminta mereka kerja lembur untuk menyelesaikan memperbaiki mobil itu secepatnya.

sejak pagi hari, langit tampak kelabu dan suram. dan menjelang siang hujan turun dengan derasnya. sehingga caera terpaksa menghabiskan waktu di kamar hotel saja.

duduk di balkon menikmati udara sore yang lembab karena di guyur hujan lebat siang tadi. secangkir teh menemani kesendiriannya. hatinya sebenarnya tetap merasa gelisah. tapi caera mencoba menikmati itu. anggap saja liburan yang terpaksa.

dari pagi tadi Arya menelponnya berkali-kali. tapi ia masih enggan untuk berbicara dengannya. mendiamkan jeritan ponselnya yang tak bersuara itu lebih baik. dia memutuskan untuk mengaktifkan ponselnya lagi.

tadi pagi, caera sudah menghubungi ibunya via video call. yang dengan tangisan memintanya pulang. caera hanya meyakinkan ibunya kalau dia baik-baik saja.

yang paling dia tidak bisa menahan tangis adalah Gino. bocah itu meringkuk menatapnya seraya mengatakan jika ia sangat merindukan caera. rindu masakan ayam goreng caera. rindu di bacakan dongeng sebelum tidur.

caera menangis ketika melihat Gino bicara dengan berurai air mata. hatinya merasa terkoyak melihat bocah kecil itu terlihat lemah tanpanya. tapi caera sungguh masih enggan bertemu Arya. jika ia pulang, pasti Arya lah orang pertama yang akan dia hadapi.

hatinya masih tidak bisa menerima penghiatan Arya. selama berumah tangga dengannya, caera hanya menuruti kemauan Arya. jarang sekali menolak dan membantah.

mengurus rumah tangga adalah prioritas utama. lebih penting mengikuti kursus memasak dari pada melihat info gosip ditelevisi. menjadi wanita rumahan yang baik.

tapi begitukah balasan yang di terima dari Arya? berselingkuh di belakangnya hanya karena caera sulit mengandung? padahal caera sudah mengusahakan Sedaya upaya untuk punya keturunan dari rahimnya sendiri. terakhir cek ke dokter, mereka mengatakan rahimnya baik-baik saja. hanya tinggal menunggu tuhan memberi mereka keturunan.

tapi mungkin Tuhan masih berkata lain. mungkin akan ada yang lebih baik dari semua jerih payah caera untuk itu.

jika teringat bagaimana Arya membohonginya selama ini, hatinya sangat sakit. air mata akan jatuh lagi. Vivi yang sudah di anggap saudara perempuannya seperti layaknya Dinda, tega melakukan perbuatan kotor dengan suaminya. tanpa mempedulikan persahabatan mereka selama belasan tahun.

memang Vivi tidak seakrab Dinda dengannya. semenjak Vivi menikah, mereka jarang bertemu. hanya Dinda yang selalu main ke rumah caera dan begitu sebaliknya.

tetapi setelah perceraian Vivi dengan suaminya, Vivi sering main ke rumah caera bahkan menginap di rumahnya. dan setelah Vivi pindah kerja ke kota lain, barulah mereka sangat jarang komunikasi. katanya dia sibuk kerja.

mungkinkah saat Vivi sering menginap di rumahnya itulah yang memberi ruang kedekatan Vivi dengan Arya? hhhh... benar saja kata orang, jangan pernah membiarkan orang ketiga masuk ke dalam rumah dan kehidupan rumah tangga mu.

caera melirik layar ponsel yang menyala. seseorang menelponnya.

PENGHIANAT

nama yang tak asing lagi di mata caera, muncul menghiasi layar ponselnya. ia mengganti nama sayang untuk Arya menjadi nama yang lebih cocok untuknya menurut caera.

mencoba tidak menghiraukan ponsel yang menyala bak mata burung hantu yang memelototinya sedari tadi. meraung-raung tanpa suara. Arya sudah menghubunginya puluhan kali sejak ia pergi.

melirik lagi ponsel itu. menimbang-nimbang akan mengangkat telpon atau tidak. tapi dia harus menghadapi ini bukan. jika tidak, ia akan terganggu selamanya.

meraih kasar ponselnya, merasa kesal kenapa tidak padam saja layarnya dan menyerah menyala. ia mengeser lingakaran hijau di layar ponsel tapi tidak mendekatkan ke telinganya. membiarkan Arya menjerit-jerit memanggilnya di seberang sana.

memutar bola matanya malas dan jawab telpon itu.

"Ra... sayang... ayolah jangan diam saja. jawab aku Ra"

suara Arya di seberang sana masih menjerit tanpa putus asa.

"Ra.. pulanglah. tolong maafkan aku Ra. kamu tidak kasihan melihat Gino Ra? Gino rindu kamu Ra. dia tidak mau makan tanpa kamu'

cih... pendusta benar dia

"tolong jangan berteriak. aku tidak tuli"

jawab caera dingin.

"ahh.. akhirnya. Ra, pulanglah sayang. kamu di mana? aku akan jemput kamu. katakan Ra, kamu dimana sekarang?"

Arya membabi buta menanyai caera.

caera merasa jijik Arya masih memanggilnya dengan sebutan sayang.

"apa peduli mu di mana aku sekarang?"

"Ra, maafkan aku Ra. kita harus bicara. aku jemput kamu ya? kamu dimana sayang?"

Arya memohon dengan nelangsa.

"tolong jangan pernah menghubungi aku lagi"

suara caera bergetar menahan tangis. bergetar menahan marah, bergetar menahan benci.

"Rara.. tolonglah jangan begini. Gino sakit Ra. kamu harus pulang. maafkan aku Ra. jangan menyiksa Gino karena aku Ra"

suara Arya tersendat seperti menahan tangis.

cih.. mana mungkin dia menagis. kenapa baru menyesal sekarang setelah semuanya terjadi

"sejak kapan kamu peduli pada Gino? selama ini kamu kemana saja? bukannya kamu tidak menerima Gino?"

"sayang... tolong jangan bicara begitu. aku sayang kalian berdua Ra. tolong Ra"

Arya berhenti bicara. terdengar suaranya bergetar di seberang sana. dia benar-benar terisak.

"Ra, pulang dulu. kita harus bicara Ra. katakan dimana kamu sekarang. aku jemput kamu"

caera merasa sangat jijik dengan kebohongan Arya. dia menghentikan percakapan itu. berkali-kali layar ponselnya menyala lagi. caera menaruhnya di bawah bantal Sofa di tempat duduknya agar tidak terlihat lagi.

air matanya jebol tak terbendung lagi. hatinya tersayat-sayat dengan kebencian. sungguh Arya seorang penipu ulung. kalau saja dia tidak melihat sendiri perbuatan bejat mereka, pastilah sampai sekarang Arya masih nyaman dengan kebohongannya.

huuuuhuuuu.... huuuuuuu....

tak dapat menahan diri lagi. tangisannya pecah. caera menangis sejadi-jadinya. tidak mempedulikan orang lain akan mendengar itu. dia meluapkan segala emosi di hatinya.

terkadang merasa tidak sanggup dengan rasa sesak sakit hati yang mendera. ingin melenyapkan sakit hati ini dengan mengakhiri hidupnya saja. tapi ia masih punya Gino. bagaimanapun Gino masih tanggung jawabnya.

****

pagi ini mentari bersinar cemerlang. langit biru terhampar dihiasi awan putih yang berarak lamban.

semalaman caera tak bisa tidur. rasa lelah hati menghantui pikirannya. dia tidak mau begini terus. tapi ia juga tak mampu mengusir kegelisahan hati. tidak mampu menghadapi kenyataan yang melemparkannya ke dasar rasa yang paling menyedihkan.

berjalan menyusuri pasir putih. laut ini selalu membuatnya merasa nyaman. ingin mengasingkan diri dari keramaian, caera terus berjalan mengikuti garis pantai.

sejenak ia berhenti. di biarkan kakinya dihempas air. dia tetap berdiri di atas hamparan pasir di pinggir pantai. Sesaat air meredamnya sebagian. Sesaat juga hilang lenyap dan menjauh. Tidak ada yang lebih indah daripada melihat kegigihan laut yang menolak berhenti mencumbui bibir pantai, meski berkali-kali harus menjauh terbawa arus.

caera tidak peduli kini ia hanya seorang diri. menyusuri bukit bukit kecil yang curam berbatu. berdiri di atasnya dan melihat kebawah tebing ombak berdeburan memecah menghantam bebatuan.

ia menoleh ke arah kanan. di bawah sana ada pohon besar berdiri tegak di tengah pasir putih yang membentang di sepanjang pantai. caera turun dari bukit dan berjalan ke sana.

pohon yang rindang. ia mendongakkan kepalanya menatap ranting-ranting pohon yang rindang. sangat teduh di bawah sini. terlindung dari mentari pagi yang hangat.

ia teringat Arya pernah bilang akan menjadi pohon yang besar yang tak mudah goyah untuk melindungi caera yang bernaung di bawahnya.

akan selalu memberi keteduhan pada caera dan tak akan membiarkannya di terpa angin kencang.

sekarang semua itu sirna. yang ada hanya kepahitan. caera menatap batang pohon yang besar itu. seolah olah Arya ada di sana. memandang marah dan menendangnya.

"huh... kau brengsek! tidak tahu malu masih memanggil ku sayang!! aku benci!! aku benciii...!!! hiks.. hiikkssss..."

caera menendang dan meninju pohon berbatang keras nan perkasa itu sampai tangannya terasa perih.

jatuh terduduk bersimpuh menutup wajahnya dengan jari yang memar. menangis tersedu menyesali mengapa Arya sampai hati menghianati kepercayaan yang telah di tanamkan caera padanya.

caera tidak menyadari seseorang memandanginya dengan seksama dari balik pohon. memajukan kepalanya melongok dari samping pohon, ingin melihat siapa yang sangat berisik mengganggu ketenangannya memandangi hamparan laut biru pagi ini di tempat paforitnya.

menggeser tempatnya berdiri dan kini tegak memandang caera sambil memasukkan tangannya di saku celana trainingnya.

"terlalu lemahkah anda sampai melampiaskan kemarahan pada pohon yang tidak tahu apa-apa?"

suara bariton itu menggema berkejaran dengan suara ombak dan semilir angin di telinga caera. caera menoleh dan memandang ke sebelah kanannya dengan kaget.

mata coklat itu menatapnya menghujam. seakan protes mengapa melampiaskan kemarahan pada pohon yang tidak dapat membalas pukulannya.

caera menahan nafas Karena kaget dengan siapa dia berhadapan saat ini.

1
Rani Pipit
ky nya sih tlp nan sama ibu nya deva
Debbie Teguh
wakakakak
Rani Pipit
emng ga ada taxi online?
Senaya
wkwkwkwkwk
bubub🐛
season 2 nya kk
.kisah Neneng biar tambah cetarrrrr/Scream//Hey//Hey//Hey//Hey/
Ing
Menjadi keluarga tdk harus ada ikatan darah, senyaman nyamannya org sdh pasti terasa sprti kluarga sndiri. Ceritanya bagus bgt serasa nyata di kelilingi oleh org2 yg saling mendukung, menghargai & menyayangi.
Terima kasih utk karyanya 🙏🏻💐
Semangat utk karya2 terbarunya 💪🏻🥰
Herlina Saputri
ya allah ini episode yang paling lucu sumpah bikin sakit perut 🤣🤣 semangat trus ya kka
Senaya
meleleh....
Senaya
wkwkwkw
༄༅⃟𝐐 🇺𝗺𝗺𝗶ᵈᵉʷᶦ㊍㊍🌀🖌
kalau aku mau duitnya saja thor
Rani Pipit
knp aq bacanya joko yaaa...🥴
Rani Pipit
🤣🤣🤣
Rani Pipit
duuhh...itu mobil nya dinda jadi rusak parah donk ...mana yg pny mobil ditinggalin pula 🤦
Ing
Harusnya jgn dilabrak, videoin pas lg skidipappap sambil kumpulin bukti2 dl biar nanti gak diputar-balikan faktanya & bisa lgsg cepat proses cerainya (andai berminat ya) lalu amanin aset yg kira2 harta yg dikumpulkan bersama.
ᴰᴱᵂᴵ 𝒔𝒂𝒓𝒂𝒔𝒘𝒂𝒕𝒊🌀🖌:
Ricard bikin darting para pria yang mencintai caera
Novrianty_Kim
Terngakak-ngakak ya lord 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Yanti Yanti
Luar biasa
༄༅⃟𝐐 🇺𝗺𝗺𝗶ᵈᵉʷᶦ㊍㊍🌀🖌
emang kamu boddoh caera
S Yatmi
Luar biasa
Tiur Lina
masuk jebakan 😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!