Jatuh cinta pandangan pertama bisa saja terjadi.
Dan katanya pacaran setelah menikah sangat indah.
Benarkah?
Simak yuk dan temukan jawabannya disini.
Seperti biasa cerita ini hanya fiktif, jangan dikaitkan dengan dunia nyata, oke!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7
Pagi hari...
Seperti biasa Viora sudah bersiap-siap untuk pergi bekerja, begitu juga Abqari. Entah secara kebetulan atau memang naluri mereka, keduanya sering bersamaan saat keluar dari kamar. Apalagi kalau dipagi hari.
Viora tersenyum manis pada Abqari yang dibalas hal yang sama.
"Tampan banget sih Abangku ini, kalau saja bukan sedarah mungkin udah aku ajak nikah," goda Viora.
"Kenapa? udah kebelet? Iri sama Aleta dan Davina?" tanya Abqari.
"Ya enggaklah, masa iri sama saudara sendiri. Kalau aku mau, besok juga bisa nikah," ucap Viora.
"Hati-hati kalau ngomong, ntar kena lamar beneran. Mulutmu harimaumu," tambah Abqari di akhir kalimat.
"Kalau sesuai kriteria aku gak nolak tuh, tampan mapan dan yang penting sayang dan taat agama serta patuh pada kedua orang tua. Satu lagi, tidak tersentuh wanita mana pun alias tidak suka celap celup kaya teh celup," kata Viora.
"Wah alamat jomblo abadi nih, mana ada yang seperti itu. Itu mah sudah mendekati sempurna untuk seorang cowok," Abqari menimpali.
"Bicara apa? Mama dengar, nikah lah , tipe ideal. Memang siapa?" tanya Aisyah. Saat ini mereka sudah berada di ruang makan.
"Itu si Vio pengen nikah, udah kebelet kawin kayanya," adu Abqari.
"Bohong ma," sanggah Viora.
"Sudah debatnya?" Ren angkat bicara.
Semua terdiam, lalu menyuapkan nasi yang memang sudah disiapkan oleh Aisyah. Hingga selesai makan pun tidak ada yang bicara.
Saat berpamitan barulah mereka mengeluarkan suara. Aisyah menyentuh pundaknya suaminya.
"Mereka segan denganmu, hubby," kata Aisyah.
"Masa iya, padahal aku menegurnya tidak dengan nada membentak," ucap Ren.
"Karena hubby tegas, itu yang membuat mereka segan," kata Aisyah lagi.
Ren tidak menjawab, ia menatap istrinya dalam. Seolah mencari sesuatu diwajah istrinya.
Cup, satu kecupan mendarat dibibir Aisyah. Meskipun sudah sering dilakukan oleh suaminya tetap saja membuat Aisyah tersipu.
"Lagi?" tanya Ren.
"Jangan disini, nanti ketahuan yang lain," jawab Aisyah.
Meskipun sudah berumur, tapi kemesraan mereka tetap sama seperti dulu. Ren menggendong istrinya masuk kedalam kamar. Kemudian ...
Sementara Viora sudah tiba di butik miliknya. Para pegawainya sudah mulai bekerja. Viora pun masuk ruang kerjanya.
Pintu ruangannya diketuk, Meisya masuk dan dan mengatakan persediaan kain untuk membuat gaun sudah menipis. Sementara pesanan gaun dan pakaian lainnya untuk sebulan kedepan banyak.
"Nona, persediaan kain kita sudah menipis," lapor Meisya.
"Hmmm, baiklah. Aku akan ke mall untuk menemui penjual kain tersebut," jawab Viora.
Viora pun bangkit dan mengambil tas miliknya. Viora keluar dari butik, menuju parkiran. Viora masuk kedalam mobil. Kali ini ia tidak menggunakan motor.
Karena jarang butik dengan mall miliknya tidak terlalu jauh, jadi hanya sebentar saja Viora sudah sampai di mall.
Oya, butik Viora adalah bangunan tunggal berlantai dua. Dan tidak jauh dari mall. Kalau menggunakan kendaraan maka akan berbalik arah dan muter. Tapi kalau jalan kaki bisa lurus dan hanya beberapa menit.
Viora tiba di parkiran. Saat tiba di lobby mall, seorang wanita berhijab berteriak karena dompet miliknya di jambret.
"Tolong, ada jambret, tolong!!!" teriak wanita itu.
Ya wanita itu adalah Azizah yang juga baru tiba di mall. Niatnya ingin membeli sesuatu di mall. Tapi baru beberapa langkah memasuki mall, tas miliknya di jambret.
Viora yang mendengar teriakkan spontan menoleh kearah suara, lalu ia melihat seorang pria bertopi sedang berlari.
Anehnya, tidak ada seorangpun yang mengejar pria itu. Mereka malah merekam aksi tersebut.
Viora yang memang punya jiwa penolong langsung mengejar pria itu. Dengan kecepatan larinya, Viora berhasil mengejar pria itu.
Kini jarak Viora dengan pria itu sekitar 2 meter saja. Viora dengan gesitnya bersalto menendang punggung pria itu. Hingga pria itu tersungkur.
Viora mengambil tas tersebut, dan kembali menginjak punggung pria itu. Petugas keamanan pun datang.
"Amankan dia pak," titah Viora.
"Jangan pak, ampun. Saya Melakukan semua ini karena terpaksa. Istri saya perlu biaya untuk melahirkan," ucap pria itu.
Viora pun merasa iba mendengarnya. Tanpa pikir panjang Viora pun memberikan sejumlah uang didalam amplop. Dan berpesan agar jangan melakukan kejahatan lagi.
"Terima kasih, saya akan balas kebaikan Nona," ucap pria itu.
Viora pun menyuruh penjaga keamanan untuk melepaskan pria itu. Azizah berjalan tergopoh-gopoh mendekati Viora.
"Lain kali hati-hati Tante, kejahatan ada dimana-mana," ucap Viora.
Azizah tak berkedip beberapa detik memandang wajah Viora. Ia tidak bisa berkata apa-apa saat melihat wajah cantik gadis itu.
Azizah mengingat-ingat, dimana dia melihat wajah gadis itu. Saat dia teringat, tapi Viora sudah pergi.
"Ka ...." perkataan Azizah terjeda saat menyadari Viora sudah tidak terlihat lagi.
"Kemana dia? Aku belum sempat berterima kasih. Aku ingat wajahnya, wajah itu yang aku lihat saat aku kecelakaan," gumam Azizah.
Azizah pun mengurungkan niatnya untuk berbelanja, ia kembali kerumahnya. Azizah mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Ia ingin menceritakan kepada suaminya tentang kejadian ini dan juga yang sebelumnya.
Sementara Viora sudah bertemu pemilik toko penjual kain, Viora adalah langganan di toko ini. Dan toko ini menjual kain kualitas terbaik. Dari kain sutra dan sejenisnya.
Sesuai dengan kebutuhan yang Viora inginkan. Setelah selesai Viora pun berbelanja keperluan yang lain, seperti cemilan dan makanan yang lain untuk para pegawainya.
Begitulah Viora, agar karyawannya semangat dalam bekerja. Viora juga selalu memberikan bonus bila hasil penjualan melebihi target.
Viora menghentikan belanjanya, karena troli sudah penuh. Padahal isinya cuma minuman ringan dan cemilan.
Viora segera menuju kasir untuk membayarnya. Kasir tersenyum, tapi saat Viora membalasnya, penjaga kasir malah terpesona.
"Kalau aku pria, sudah ku kejar dia. Cantik sekali," batin pegawai kasir.
"Mbak!" Viora melambaikan tangan didepan muka pegawai kasir itu.
"Ah iya maaf," ucapnya. Ia merasa kikuk karena ketahuan melamun.
Pegawai kasir pun menghitung belanjaan tersebut. Viora memberikan kartu hitam miliknya.
"Terima kasih, silahkan datang lagi," ucap pegawai kasir itu.
Sedangkan Azizah baru tiba di mansion, ia langsung masuk setelah memarkirkan mobilnya.
"Yah!" panggil Azizah.
"Apa sih Bun? Kok berteriak?" tanya Ghafur.
"Aku bertemu gadis yang menolongku, Yah. Cantik banget," jawab Azizah.
"Masih cantik bunda," goda Ghafur.
"Ih ayah, aku serius nih kok bercanda," kata Azizah.
"Aku juga serius Bun, tidak ada wanita yang lebih cantik dari bunda," ucap Ghafur.
Azizah tersipu mendengar pujian dari suaminya. Hingga ia lupa dengan apa yang ingin diceritakan.
Lalu keduanya duduk berdempetan di sofa tunggal. Ghafur yang selalu punya cara untuk menggoda istrinya pun melupakan kejadian tadi.