Ini karya ku yang baru mohon kalau membaca dengan bijak ya~~
Di tunggu jejak komen kalian🤗
Davina Aurellia terpaksa harus menerima tawaran Ayahnya untuk menikah dengan seorang pria yang ia tak kenal. Semua itu Davina lakukan demi menyelematkan ibunya yang sedang berada di Rumah Sakit. Tanpa Davina sangka bahwa anak dari sahabat Ayahnya itu adalah presdir perusahaan tempatnya bekerja yang bernama Yohanes David Abraham.
David yang tak menyetujui pernikahan ini juga harus terpaksa menerimanya, Maka sebelum pernikahan terjadi ia mengajak Davina untuk membuat perjanjian kontrak pernikahan mereka.
Setiap hari, ada saja perdebatan kecil diantara mereka. Sampai pada akhirnya David mulai jatuh cinta pada istrinya sendiri. Tapi cinta pertama Davina tiba - tiba kembali di kehidupannya.
Akankah Davina kembali pada cinta pertamanya atau membalas cinta David?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Si Kancil Dan Si Keong
"Sayang, ini kalung turun temurun dari keluarga Abraham. Dulu Mami di berikan oleh Grandma nya David pada saat Mami dan Papi menikah. Nah, sekarang kalung itu Mami berikan kepada kamu sebagai menantu kami dan jika kalian memiliki anak laki - laki dan nantinya akan menikah kamu juga harus memberikannya pada calon menantumu ya," ujar Karina yang langsung memeluk Davina, karena merasa terharu dengan kebaikan Karina, Davina pun membalas pelukan hangat Davina.
"Terima kasih, Mi." ucap Davina.
"Harusnya Mami yang berterima kasih, karena kamu sudah mau menerima putra Mami yang nakal itu. Walaupun setelah ia menukar fotonya dengan pria yang lebih jelek, kamu juga mau menerima nya"
Davina hanya tersenyum.
Setelah selesai dari Bridal, mereka pergi ke Tifanny And Co. Jewellery, mereka akan membeli sepasang cincin nikah sebagai lambang pengikat mereka sebagai Suami dan Istri. Memang ini terkesan mendadak bagi mereka berdua, apalagi hari pernikahan mereka akan di adakan besok. Tak ada percakapan di antara kedua calon pengantin ini, karena mereka selalu tidak cocok di pertemuan sebelumnya.
Sesampainya di Tiffany And Co, di sambut oleh Managernya karena sebelum datang kesini Karina sudah membuat janji dulu, karena ia tidak ingin mengantri atau menunggu lama. Siapa yang tak kenal dengan Karina Abraham? Salah satu Istri pengusaha terkaya di asia.
Manager Tiffany And Co, yang sudah tahu maksud akan kedatangan mereka langsung mengeluarkan koleksi terbaik mereka.
"Silahkan di lihat - lihat dulu, Bu Karina," ujar Manager itu dengan ramah.
Karina mengangguk dan melirik ke arah putra dan calon menantunya. Ia menyerahkan keputusan di tangan mereka berdua.
"Kamu saja yang pilih!" Seru David, dengan nada suara yang sedikit memerintah sehingga ia mendapatkan cubitan dan bisikkan omelan dari Maminya.
"Jaga sikapmu!" Bisik Karina dengan mata yang sudah mau keluar.
"Sayang, ayo pilih yang kamu suka," ajak Karina.
"Iya, Mi." jawab Davina.
Baru tiga menit berlalu David sudah mulai mengeluh. Ia tak tahan harus lama - lama berada di sini karena sedari tadi banyak para gadis yang melirik ke arahnya.
"Cepetan Davina! Duh, kamu lelet seperti siput!" Gerutu David. Karena kesal dan tak tahan dengan keluhan David, Davina langsung menatpnya tajam dan berkata, "Kau saja yang pilih! Dasar Kancil!"
Kenapa Davina menyebut David Kancil? Karena Kancil adalah hewan yang sombong dan merasa paling cerdas dan ingatkah dulu tentang lomba lari Siput dan Kancil? Siapa pemenangnya?
Karina dan Manager toko itu menggelengkan kepalanya saat melihat pasangan yang akan menikah itu malah berdebat.
"Kalau kalian mau ribut terus langsung di kamar saja! Dan langsung buatkan Mami cucu yang banyak!" Celetuk Karina.
Mendengar ucapan dari Maminya David, teflek menolehkan kepalanya dan berkata, "Tak Mau."
"Iya, aku juga tidak mau, Mi." ucap Davina yang juga memandang Karina.
"Ck!" Karina berdecak kesal saat mendengar jawaban dari keduanya. Tapi ia tidak akan menyerah begitu saja, besok ia akan melancarkan rencanaya itu.
"Lihat saja kalian besok,"ucap Karina sambil tersenyum.
Membuat Davina dan David bergidik ngeri dan harus waspada untuk esok hari.
Manager Tifanny And Co. Menanyakan kembali, cincin mana yang akan mereka pilih. Tapi keduanya milih diam dan tak menjawab.
"Hei! Keong! Cepat pilih saja yang mana kamu mau!" Ucap David. Agar Davina saja yang memilih cincin pernikahan mereka walaupun David tahu selera Davina pasti biasa saja.
"Keong?! Kamu panggil calon menantu Mami dengan sebutan Keong?" tanya Mami Karina yang tak terima.
"Kamu memang harus di berikan pelajaran David!" ucap Mami Karina lagi. Putranya itu memang harus di berikan pelajaran karena sembarangan memanggil...
Pletak...
"Aw!" Ringis David, ia kembali mendapatkan jitakan dari Maminya.
"Ughh.., sakit Mi!" Keluh David. mengusap kepalanya.
"Makanya kamu jangan macam - macam, David!" Tegur Karina.
David menganggukan kepalanya dengan terpaksa dari pada besok kepalanya nanti benjol.
"Sayang, ayo pilih!" Ajak Karina.
Akhirnya Davina memilih sebuah cincin berlian yang bermotif polos.
"Mau yang ini aja, Mbak?" tanya Manager itu memastikan karena banyak motif yang lebih bagus dan butiran berliannya lebih banyak.
"Iya, Mbak, yang itu saja." jawab Davina cepat tak ingin mengubah pilihan nya. Baginya yang biada saja sudah cukup apalagi mengingat pernikahan mereka yang akan berakhir dalam waktu dua tahun mendatang.
David melihat cincin nikah yang Davina pilih, David membulatkan matanya sambil berkomentar, " Kok, kamu pilih yang ini. Jelek sekali seleramu Keong."
"Diam kamu, Kancil! Bukankah kamu yang meminta aku untuk memilihnya?" sahut Davina membela diri.
"Sudah - sudah," ucap Karina menengahi. Tiba - tiba ia ingin pulang cepat sekarang. Kepalanya mendadak pusing, mendengarkan perdebatan Putra dan calon menantunya itu.
"Ya sudah, yang itu saja," putus Karina. Lalu sang Manager pun langsung membungkus cicin yang di pilih Davina tadi.
David bergerak ke bagian kasir lalu membayarnya.
"Mau beli yang lain, Keong?" tawar David dengan gaya Bossy. Ia sudah biasa membeli barang - barang yang mahal bahkan para gadis - gadisnya pun sudah banyak ia belikan barang yang mahal.
"Nggak Kancil!" Jawab Davina ketus.
Setelah membeli cincin nikah, tiba - tiba Karina mengurungkan niatnya untuk pulang saat ia melewati salah satu outlet yang menjual pakaian dalam dan lingerie.
Tanpa David sadari, Maminya sudah menggandeng Davina masuk di outlet yang di lihatnya tadi.
"Sayang, ayo di pilih lingerienya!" Ajak Karina sambil tersenyum ke arah Davina. Sedangkan Davina hanya terdiam, sambil melihat ke sekeliling karena ini pertama kalinya Davina memasuki outlet pakaian dalam dan lingerie dengan harga yang fantastic. Bahkan harga satu set pakaian dalam yang bermerk itu saja bisa untuk ongkos bus sekolahnya selama satu bulan.
Davina menggelengkan kepalanya, menolak permintaan mertuanya itu.
"Jangan malu sayang, karena ini perlu untuk malam pertama kamu, nanti." jelas Karina.
"Nggak perlu, Mi. Ini harganya mahal sekali," ucap Davina.
"Nggak usah mikirin soal harganya, Sayang. Karena Calon Suami kamu itu sangat kaya. Nanti, kamu tinggal kuras saja uangnya," jawab Karina.
"Ayolah sayang!" Ajak Karina lagi.
Tak ingin menhecewakan Calon mertuanya itu, Davina memilih satu set lingerie yang tak sexy dan tak terlalu terbuka. Tapi Karina tak puas dengan pilihan Davina. Ia memilih dua set lingerie yang super sexy untuk Davina.
Davina membulatkan matanya saat melihat keranjang yang di bawa Calon mertuanya itu hampir penuh. Tak hanya lingerie yang di berikan oleh Karina, tetapi berbagi model bra dan ****** *****.
Setelah menyelesaikan pembayaran barang belanjaannya. Karina langsung mengantar Davina kembali ke rumah sakit, sedangkan David entah kemama perginya dan sama sekali tak menelepon pada Karina.
"Hih! Anak itu!" Karina berdecak kesal karena putranya itu, sana sekali tak mencarinya. Setelah mereka berada di dalam mobil, Karina langsung meminta supirnya untuk mengantarnya pergi dari rumah sakit.
Bersambung.
Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa untuk like, komen, vote dan hadiahnya.
lanjutan cerita David dan Davina