Li Yian adalah jenius tiada tara dari alam langit, karena Kaisar Langi merasa akan tersingkir dia mengeksekusi Li Yian.
Li Yian di eksekusi menggunakan kutukan langit yang membuat tidak bisa bereinkarnasi lagi, agar kaisar langit tidak tergeserkan dari posisinya sekarang.
Akankah Li Yian kembali bangkit.
Ikut cerita ini selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
028 = ROH BELADIRI PUTIH BANGKIT
\=Capter 028. ROH BELADIRI PUTIH BANGKIT\=
\=
\=
Li Yian yang sudah memasuki hutan kabut ilusi, dengan membawa pedang panjangnya! Berencana memilih pohon yang sangat besar untuk di jadikan pondok kecil di sekitar tanaman herbal agar bisa tidur lebih hangat.
Setelah masuk ke dalam masih belum juga menemukan pohon yang pas, sedangkan kabut semakin tebal dia langsung menggerutu.
"Sial, Baba Yaga! Tidak ada orang pun masih menggunakan kabut setebal ini!" gerutu Li Yian sambil jalan perlahan dan mata selalu mencari pohon yang pas.
"Ini dia pohon yang aku cari, sangat pas untuk ku tebang!" ucap Li Yian saat ini sampai di depan pohon yang cukup besar.
Meskipun bukan pohon yang paling besar tapi Li Yian berpikir bahwa pohon itu lebih dari cukup untuk membangun sebuah pondok kecil.
Pohon ini besarnya, sekitar dua pemelukan orang dewasa yang merentangkan tangannya, sebenarnya cukup besar untuk di jadikan pondok kecil.
Li Yian langsung berdiri tegak di depan pohon itu, setelah sudah mengambil kuda-kuda untuk mulai ancang-ancang menebas! Li Yian memegang gagang pedang hitam miliknya.
Ada aura aneh dari pedang yang menjalar di tangan Li Yian yang mulai mengalirkan tenaga dalam miliknya.
Karena pohonnya cukup besar Li Yian ingin menggunakan sekali tebasan, ini juga di maksudkan untuk latihan.
"Baiklah aku harus menggunakan tenaga dalam yang cukup besar agar bisa menebas dengan sekali tebasan saja!" ucap Li Yian.
Dirinya langsung menggunakan teknik pernafasan matahari, yang dirinya sudah kuasai hampir seluruhnya! Meskipun inti teknik yang paling penting belum dirinya kuasai sepenuhnya.
"Jurus ke tiga tebasan pedang melingkar"
Jurus ke tiga dari teknik pedang 100 bayangan.
"Hiaat..!"
Ucap Li Yian langsung menebas dengan kuat, kiblatnya bayangan pedang hitam langsung melingkari batang pohon yang besar itu dengan cepat.
Sring..!
Pohon itu terpotong dengan rapi bahkan masih dalam keadaan berdiri Li Yian memegangi pedang itu dengan gemetar.
"Pedang apa ini, cepat kembalikan semua kekuatan ku!" bentak Li Yian setelah menebas pohon yang besar dengan pedang hitam miliknya dirinya langsung menggertakan giginya agar bisa menahan serapan dari pedang hitam itu.
Tangan Li Yian langsung kurus dan hitam seperti terbakar oleh sesuatu yang sangat panas, setelah Li Yian berteriak dengan marah tangan yang semula kurus dan hitam sebatas pundak langsung kembali normal.
"Sial pedang ini memaksaku sampai ke tahap yang belum aku kuasai!" ucap Li Yian melihat pedang yang ada di tangan kanannya.
Pedang hitam itu menyerap semua tenaga dalam bahkan energi kehidupan di bagian lengan yang memegang pedang itu.
Kretak..
Baammm..!
Pohon besar itu langsung tumbang setelah di tebang dengan sekali tebasan oleh Li Yian menggunakan pedang hitam yang di milikinya.
Li Yian tidak memperdulikan tumbangnya pohon itu, dirinya masih memegangi pedang hitam miliknya dia masih penasaran apa bila dirinya berdiri dalam puncak seperti di kehidupan sebagai dewa dahulu apa pedang ini akan merespon yang sama menyerap sampai berlebihan kekuatan penggunaannya.
Li Yian terus berpikir, semakin di pikirkan semakin penasaran! Dirinya yakin pedang ini memiliki potensi yang sangat dalam.
Akhirnya setelah memikirkan banyak hal, Li Yian langsung menggunakan pedang itu kembali untuk memotong pohon yang sudah tumbang menjadi bagian yang lebih kecil agar mudah di bawa olehnya.
*
*
Di kediaman keluarga Shu.
Shu Yao dan Shu Yang He masih berdiri di hadapan Shu Siie, mereka masih memperhatikan anak perempuan kecil itu di atas ranjang.
Meskipun sudah bangun dan di nyatakan sembuh tapi hawa dingin yang ada di dalam tubuhnya belum juga sirna.
Shu Siie masih saja terus mengeluarkan air mata dari mata beningnya, dirinya masih menahan tangisan itu! Karena kabar kematian ibunya saat dirinya sakit, Shu Siie sangat terpukul sehingga wajar masih menangis.
Tapi pada saat menangis tubuh Shu Siie langsung mengeluarkan hawa dingin yang amat sangat dan seketika siluwet burung Phoenix es terlihat tipis di kamar itu hampir menyatu dengan tubuh Shu Siie.
Setelah beberapa detik akhirnya menghilang dengan sekejap di gantikan dengan terpampang cincin berwarna putih mengelilingi tubuh Shu Siie.
Shu Siie tidak begitu mengerti tapi tubuhnya yang di rasakan sangat segar dan ringan perasaan dirinya seakan langsung tenang.
"Siie'er apa yang kau rasakan nak?" ucap Shu Yao dengan sangat cemas.
Padahal dirinya saat ini merasa kedinginan yang amat sangat, bahkan tangan dirinya hampir mati rasa tapi tidak memperdulikan.
Shu Yao tetap menghampiri putri kecilnya dan langsung memeluk dengan erat putrinya!.
"Paman, bu-bu-bukan kah itu cincin roh beladiri?" ucap Shu Yang He cukup kaget.
Akhirnya Shu Yao langsung sadar bahwa putri kecilnya baru saja membangkitkan cincin roh beladiri.
Tapi yang paling kaget bagi keduanya adalah cincin roh beladiri itu berwarna putih, yang berarti tingkat kelima itu adalah tingkatan yang sangat tinggi.
"Roh beladiri putih bangkit, bagaimana bisa?" ucap Shu Yao sangat terkejut.
"Siie'er apa kau tidak merasakan apa-apa nak?" lanjut Shu Yao.
"Tidak ayah, hanya saja tubuhku merasakan segar, tidak seperti tadi sangat lemas!" jawab Shu Siie dengan raut wajah bingung.
"Baiklah nak, jika seperti itu!"
"Tarik nafas pelan lalu hembusan perlahan, tenangkan hati dan pikiran nak!" Shu Yao mengarahkan anaknya agar tetap tenang.
Biasanya jika para pendekar menyerap roh beladiri dari siluman mereka akan melakukan meditasi paling minimal beberapa jam untuk menyesuaikan kekuatan yang dirinya serap.
Begitu juga roh beladiri yang bangkit secara alami dan sepertinya racun embun dingin yang menyerang putrinya yang memancing roh beladiri itu keluar lebih cepat.
Akhirnya Shu Siie mengikuti apa yang di katakan oleh ayahnya, setelah melakukan itu dirinya merasa tenang dan cincin roh beladiri langsung menghilang begitu saja.
Kamar itu kemabli normal seperti biasa tidak merasakan cuaca yang ekstrim seperti suhu yang sangat dingin.
Shu Yao dan Shu Yang He tidak memberitahukan pada Shu Siie tentang dirinya yang memiliki roh beladiri karena dirinya di anggap masih sangat kecil bahkan belum melakukan apapun.
Setelah itu keduanya menyarankan agar anaknya istirahat yang cukup, dan mereka berdua keluar dengan wajah yang entah senang entah sedih.
Karena ini pertama kali keluar Shu memiliki seorang yang membangkitkan cincin roh beladiri bawaan seperti ini.
Menurut legenda bahwa jika seseorang membangkitkan cincin roh beladiri maka orang ini akan menjadi pendekar sangat hebat, bahkan bila pendekar yang setara tingkatnya dan memiliki cincin roh beladiri yang sama tetap akan bisa di kalahkan dengan mudah.
"Paman, Siie'er sebaiknya di masukkan ke dalam sekte yang besar agar bakatnya bisa di asah lebih dalam!" ucap Shu Yang He sangat bersemangat.
"Aku belum memikirkan itu, Yang He! Karena Siie'er masih cukup kecil untuk masuk ke dalam sekte!" jawab Shu Yao.
Mereka mengobrol sambil berjalan menuju ke ruang kerja mereka untuk memikirkan banyak hal, meskipun di rumah tapi mereka memiliki ruang kerja sendiri karena mereka adalah keluarga pebisnis yang besar di kota provinsi Cao.
"Paman ini untuk ke baikan Siie'er, karena jika dirinya tidak berlatih tenaga dalam maka badannya akan terbebani oleh kekuatan besar itu!" usul Shu Yang He yang mengawatirkan.
"Iyah aku tau itu, tapi dia masih sangat kecil dan aku baru melihat dirinya yang telah tertidur selama satu tahun ini!" keluh Shu Yao.
Mereka berdua terus berdebat tentang bagaimana baiknya untuk memperlakukan Shu Siie yang memiliki roh beladiri putih.
\=
\=
Bantu LIKE'👍 Kaka.
Terimakasih.
..