Ketika sabar menjadi sadar, peduli menjadi diam maka kamu bebas sekarang.
Ketika Ia kecelakaan hampir merenggut nyawa dan kritis beberapa waktu,suaminya justru tidak peduli dan merawat wanita lain yang hanya demam biasa di rumah sakit yang sama.
Pada akhirnya Liliana menyerah karena tak pernah di anggap dan tak pernah mendapatkan respon balik, sekalipun nyawanya hampir melayang jadi Ia mengajukan perceraian mereka.
Namun Ketika Ia sudah memutuskan menyerah dan bercerai, suaminya tiba-tiba berubah dan ingin mempertahankan pernikahan mereka.
Akankah Liliana berubah pikiran untuk bertahan?
Atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kontrak yang belum selesai
Sementara itu di Mansion Bara kedua orangtuanya sudah tiba setengah jam yang lalu.
"Sebenarnya Lily kemana bi Inah,kenapa belum datang juga lagipula sejak kapan Lily suka joging setau mama Lily gak suka joging iya kan pa?",Ucap Rosa mama Bara.
Maxwell papa Bara mengangguk,sebab mereka sudah mengenal Liliana sejak kecil karena kedua orangtuanya adalah sahabat mereka dan kedua orang tua Liliana sering bercerita tentangnya.
Bi Inah dan kedua pelayan lainnya menunduk sembari melihat ke arah Bara yang duduk bersama kedua orangtuanya,pria itu tampak tenang di single sofa.
"Bi Inah,ini sudah setengah jam tapi Lily belum kembali juga",Rosa mulai tak sabar dan tidak bisa tenang.
"Anu Nyonya, sepertinya Nyonya Liliana sekalian pergi berbelanja di pasar untuk perlengkapan dapur"
Mendengar itu Rosa seketika bangkit dari duduknya dengan wajah yang begitu terkejut,"APA BERBELANJA?!"
"Sejak kapan kalian membiarkan Lily berbelanja?,Liliy itu sejak kecil bahkan tidak pernah menginjakkan kaki di dapur atau memegang pisau sekalipun lalu bagaimana bisa Ia mengerti tentang perbelanjaan dapur"
Ketiga pelayan itu terkejut,sebab apa yang di katakan oleh Rosa sangat berbanding terbalik,sebab Liliana sering memghabiskam waktu di dapur dengan membuat banyak menu masakan dan begitu rajin memasak bahkan sering mengambil peran koki di mansion itu.
"Nyonya Liliana sangat mengerti nyonya,nyonya Liliana juga memasak dengan sangat mahir dan lezat",ucap Bi Inah yang kemudian di setujui oleh dua rekannya dengan menganggukkan kepala.
"Oh ya ampun bagaimana sebenarnya kehidupan menantu kita di sini pa, bagaimana bisa Lily yang sejak kecil begitu lemah lembut dan tidak pernah memasak sekarang bisa memasak,oh ya ampun dia pasti bekerja keras"
Rosa berbicara begitu drama,namun Ia tidak sekedar berdrama sebab Ia memang begitu terkejut mendengar kenyataan itu.
"Ma mungkin Lily sudah belajar karena sekarang kan dia sudah menjadi seorang istri", Maxwell berusaha menenangkan istrinya.
"Tapi pa,mama juga sebelum menikah sama papa gak bisa masak sama sekali tapi papa gak pernah tuh buat maksa mama bisa masak atau menyuruh mama supaya bisa masak, jadinya sampai sekarangpun gak bisa masak"
Bara yang sejak tadi diam tiba-tiba berdiri masih dengan wajahnya yang sejak tadi datar dan dingin.
"Bara kau mau kemana?"
Bara tak menjawab,Ia melanjutkan langkahnya namun berbagai pemikiran membuatnya bingung,Ia tidak pernah tau bagaimana Liliana sebelum menikah dengannya namun Ia tau Liliana yang menikah dengannya adalah wanita yang mandiri dan bisa banyak hal termasuk mahir memasak,tapi mamanya yang sudah mengenal Liliana sejak kecil mengatakan hal yang lain.
Langkahnya terhenti ketika sebuah suara terdengar dari belakang, sehingga jantungnya tiba-tiba berdebar namun meski begitu Ia berbalik dan melihat Liliana yang saat ini telah ada di rumahnya.
"Ma Pa maaf sudah membuat kalian menunggu lama".
Suara yang begitu lembut dan begitu tenang seperti aliran air yang perlahan, sembari cipika-cipiki dengan Rosa dan juga Maxwell mertuanya.
"Ya ampun sayang,dari tadi mama udah nungguin kamu taunya kamu pergi joging katanya...tunggu dulu kamu tidak pakai baju joging malah pakai baju rapi dan wangi kayak gini, sebenernya kamu dari mana?"
Liliana mengalihkan tatapannya ke arah Bara yang menatapnya lurus dan tentu saja selalu dingin dan datar."Lily dari..."
Sebelum menyelesaikan ucapannya,Lily kembali melihat ke arah Bara yang tetap pada posisinya semula dengan menatap dingin dan tajam ke arahnya.
"Lily katakan kamu dari mana sayang?"
"Sudahlah,kita sarapan dulu",Secara tiba-tiba Bara menyahut dengan nadanya yang tenang namun terkesan dingin.
Maxwell mengangguk,karna mereka belum sarapan karna menunggu kedatangan Liliana.
Saat semua orang akan beranjak, Liliana tiba-tiba menghentikan mereka dengan ucapannya."Aku dari apartemen ku,aku kemari untuk bertemu dengan kalian sekalian aku ingin membicarakan hal penting menyangkut hubungan ku dengan mas Bara,Ma Pa"
Bara tak berbalik,"Bisakah mengatakannya setelah selesai sarapan,kau tidak sepenting itu untuk di tunggu dan di dengar dan melupakan kesehatan"
Baik Rosa dan Maxwell terkejut mendengar ucapan putra mereka itu,baru saja akan protes Lily tiba-tiba menggam tangan keduanya.
Liliana tau kalau apa yang di ucapkan Bara benar adanya,sebab Maxwell ayah mertuanya itu mempunyai penyakit lambung dan sedikitpun tidak boleh terlambat makan karena penyakit lambungnya yang sudah parah.
***
Sarapan berlangsung senyap dan sunyi,memang itu sudah menjadi kebiasaan tidak ada yang berbicara saat sedang di meja makan.
Tapi Rosa bisa merasakan sesuatu yang tidak beres dari putra dan menantunya yang saat ini ada di hadapannya."Sebenernya apa yang terjadi pada hubungan mereka,kenapa aku merasakan hal yang tidak enak?"
Bara sedikit melirik ke arah Lily yang sarapan di sampingnya, tidak seperti biasanya ketika istrinya itu selalu berusaha mencari perhatiannya sekecil apapun itu, contohnya di meja makan akan selalu melayaninya.
Tapi lihatlah sekarang ekspresinya yang cuek, dan tidak mempedulikannya bahkan makan dengan begitu tenang dan serius tanpa mencoba mencuri pandang ke arahnya seperti biasa yang dilakukan.
Hal itu justru membuatnya tidak senang,mendadak Ia tidak selera makan dan hanya mengaduk-aduk makanannya padahal tadi Ia begitu terlihat seperti orang lapar yang memaksa semua orang segera makan tanpa membiarkan Liliana berbicara.
Liliana tau Bara sedang memperhatikannya tapi Ia berusaha tidak peduli dan mengabaikannya sampai sarapannya selesai begitupun dengan mama dan papa mertuanya, kecuali Bara yang hanya sedikit menyentuh sarapannya.
"Bara kenapa hanya mengaduk-aduk makanan mu seperti anak kecil?",tegur Rosa yang membuat Bara berhenti dan tampak menoleh ke arah Lily yang di sampingnya.
"Eh?"
Liliana terkejut ketika Bara tiba-tiba menarik tangannya dan membawanya pergi dari sana,Ia mencoba melepaskan diri namun cekalan tangan Bara di tangannya semakin kencang dan terus menariknya pergi dari sana.
"Hei kalian mau kemana?"
Rosa ingin mengejar Keduanya takut ada hal yang tak di inginkan namun Maxwell suaminya menahannya.
"Biarkan mereka"
***
"Lepasin!"
Bara akhirnya melepaskan Lily ketika mereka sudah berada di ruang kerjanya.
"Kamu mau apa sih, seenaknya nyeret orang!kamu pikir tangan ku gak sakit?",protes Lily langsung terlihat benar-benar marah dan tidak terima.
Bara terdiam sejenak,ada yang janggal dengan ucapan Liliana kenapa dia tidak memanggilnya seperti biasa dengan embel-embel 'mas'
"Aku ingin berbicara penting"
"Bicara ya bicara saja tidak perlu menyeret ku",sungutnya kesal.
Bara melipat kedua tangannya,ada perasaan marah dan tidak terima dengan sikap Liliana yang berubah."Jangan membahas perceraian kita sekarang di depan kedua orangtua ku!"
Liliana mengangkat wajahnya menatap wajah Bara, tingginya yang hanya sedada Bara membuatnya sedikit mendongak."Tidak bisa, merek harus segera tau dan aku sudah membawa pengacara ku untuk menjelaskan pada mereka"
Bukannya fokus dengan ucapan Liliana,Bara justru salah fokus dengan wajah Liliana yang sulit Ia akui begitu cantik dan menggemaskan.
Keterdiaman Bara membuat Liliana merasa tertekan karena pria itu tak berhenti menatapnya, segera Ia memutuskan kontak mata mereka dan segera melangkah untuk pergi.
"Bukankah kontrak kita tersisa 3 minggu lagi, jadi kita belum bisa bercerai"
"Apa?!kau!!"
Bersambung...
🤭🤔 di lanjut ya Thor 🙏
lanjut Thor 💪😘🤗
harusnya kamu bilang pertemuan mu dengan laura