Awalnya aku percaya kalau cinta akan hadir ketika laki laki dan wanita terbiasa bersama. Namun, itu semua ternyata hanya khayalan yang kubaca dari novel novel romantis yang memenuhi kamar tidurku.
Nyatanya, bertetangga bahkan satu sekolah hingga kuliah, tidak membuatnya merasakan jatuh cinta sedikit saja padaku.
"Aku pergi karena aku yakin sudah ada seseorang untuk menjagamu selamanya," ucap Kimberly.
"Sebaiknya kita berdua tidak perlu bertemu lagi. Aku tidak ingin Viera terluka dan menderita karena melihatmu."
Secara bersamaan, Kimberly harus meninggalkan cinta dan kehilangan persahabatan. Namun, demi kebahagiaan mereka, yang adalah tanpa dirinya, ia akan melakukannya.
"Tak ada yang tersisa bagiku di sini, selamat tinggal."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERSELINGKUH
Hanna kembali mendatangi tempat praktek Ben.
"Kak Maria," sapa Hanna.
"Kamu ke sini? Bukankah jadwalmu minggu depan?" tanya Maria.
"Iya Kak. Tapi aku sudah kirim pesan tadi ke Kak Ben. Aku mau minta tolong untuk membantuku membawa Mama ke rumah sakit."
"Tante sakit?"
"Sebenarnya ini sudah jadwal check up nya, Kak. Tapi mama sudah beberapa kali menolak jika aku akan membawanya. Mama pasti marah atau ngambek jika aku memaksa. Jadi aku mau minta tolong Kak Ben untuk membantu membujuk Mama."
"Baiklah. Lagipula hari ini tidak ada jadwal pasien untuk Ben."
Maria mengangkat telepon yang ada di mejanya kemudian menghubungi Ben yang berada di lantai atas, di dalam ruangannya. Tak lama, Ben pun turun.
"Sayang, aku temani Hanna dulu ya. Tidak akan lama," ucap Ben sambil mengecup pipi istrinya itu.
"Iya, hati hati ya."
"Kamu jangan kemana mana, nanti aku akan menjemputmu lagi setelah mengantar Hanna dan Tante pulang."
"Baik, sayang."
Ben keluar dari tempat praktek miliknya bersama dengan Hanna. Ia memegang bahu Hanna sambil tersenyum dan bercanda. Ben membukakan pintu mobilnya untuk Hanna, kemudian memutar untuk masuk di tempat kemudi. Kemudian ia segera menjalankan mobilnya tersebut.
Bughhh ....
Ia memukul setir mobilnya.
"Ternyata kamu memang bukan wanita baik baik. Memang penilaianku tidak salah."
King memutar balik mobilnya. Sejak Hanna meninggalkan kampus, ia mengikuti wanita itu. Ternyata, ia melihat Hanna berjalan dan masuk ke dalam sebuah bangunan.
Tak perlu menunggu lama, pemandangan yang tak ingin ia lihat hadir di depan matanya. Hatinya masih terpaku pada wanita itu, sementara wanita itu tidak, bahkan sudah bercanda tawa dengan laki laki lain.
King kini kembali ke kampus untuk menjemput Kimberly, adik kesayangannya itu. Ia mengemudi dengan kedepatan tinggi, untuk meluapkan emosinya yang saat ini tak menentu.
*****
Sudah 1 minggu ini Kimberly menjaga jarak dengan William. Selain karena memang ia jarang bertemu, William juga belakangan seperti tak terlihat di kampus, begitu juga Viera.
"Kamu melamun lagi, Kim?"
"Kak Lee," ucap Kimberly sambil menoleh.
"Kamu kenapa? Wajahmu kelihatan sedang ada masalah," tanya Anthony.
"Sebentar lagi Kak King akan kembali ke Inggris, aku sendiri lagi."
"Kembali? Bukankah masih ada sekitar 1 minggu?"
"Tidak, Kak King mempercepatnya. Ia sudah menyelesaikan dokumen yang ia butuhkan. Jadi ia akan segera kembali."
"Bagaimana ini? Aku belum menyelesaikan kesalahpahaman ini," batin Anthony.
"Tapi sepertinya kamu murung sekali, Kim. Apa ada masalah yang lain?"
"Apakah begitu terlihat?" Kimberly memegang kedua pipinya dan menoleh ke arah Anthony.
"Kamu tidak akan pernah bisa membohongi mataku. Ayo ceritakan padaku. Aku tidak ingin kamu minum alkohol lagi."
"Aku tidak akan melakukan itu lagi, Kak. Aku tahu aku bodoh sekali melakukan itu. Untuk apa aku melakukan itu hanya karena seorang laki laki."
"Apa dia menyakitimu lagi?"
Kimberly menoleh ke arah Anthony, menatap dalam mata milik Anthony, "Kakak tahu?"
"Tak ada yang tidak aku ketahui. Kamu tidak akan seperti ini kalau bukan karena dia."
Tiba tiba saja Kimberly memeluk pinggang Anthony dari samping.
"Kak, kenapa aku harus mencintainya? Aku tidak bisa membencinya. Disini begitu sakit saat ia mengucapkan kata kata itu," Kimberly menitikkan air matanya.
Anthony memegang bahu Kimberly, menepuknya perlahan, "Kamu pasti bisa melupakannya. Itu memang perlu waktu. Jangan pernah kamu paksa karena justru akan membuatmu tak bisa melupakannya."
"Ahhh Kak, kenapa kakak begitu baik padaku. Aku jadi bingung dengan sikap Kak King. Kenapa ia membenci kakak sampai berkelahi, padahal kakak begitu baik."
"Ini hanya sebuah kesalahpahaman saja, Kim," batin Anthony.
Kimberly memeluk Anthony erat seperti memeluk kakaknya sendiri. Ia merasa sangat nyaman bersama Anthony.
*****
King mempercepat kepulangannya ke Inggris. Besok pagi ia akan melakukan penerbangan kembali. Awalnya ia akan menghabiskan waktu selama 2 minggu di kampung halamannya, tapi karena suasana hatinya yang memburuk, ia tak ingin lagi berlama lama di sana.
Namun, hatinya masih dalam gundah gulana. Hari sudah sore, dan kini mobilnya terparkir di depan sebuah rumah.
King memperhatikan rumah itu, mencoba menelisik ke dalam. Lampu di dalam rumah itu menyala, menandakan ada orang di dalamnya.
King turun dari mobil, ntah apa yang membuatnya turun dari mobil dan melangkahkan kakinya ke arah pagar rumah itu.
Ia menekan bel rumah itu, tak lama pintu terbuka.
"Siapa?" Hanna yang membawa kunci terkesiap melihat siapa yang berdiri di depan pagar.
Baru beberapa langkah dari pintu rumahnya, ia terdiam.
"Han, aku perlu bicara denganmu," ucap King.
Pikiran Hanna menerawang kembali,
"Kamu cuma wanita murahan! Yang haus akan belaian lelaki di sana sini!"
"Kalian berdua membohongiku, dan bermain di belakangku."
"Dasar wanita murahan!"
Dan kejadian sebelum itu pun kembali, malam dimana ia hampir saja diperkosa oleh Sam. Untung saja Anthony yang curiga dengan sikap Sam mengikutinya dan langsung menolongnya.
Hanna langsung berbalik badan dan masuk kembali ke dalam rumah, ia mengunci pintu tersebut dan tubuhnya merosot di belakang pintu. Ia langsung menekuk kakinya dan menyembunyikan wajahnya di antara lutut.
King yang melihat Hanna menjauh, menambah keyakinan dirinya kalau Hanna memang malu menemuinya karena telah berselingkuh di belakangnya.
"Sial!! Kenapa aku bisa ingin menemuinya!" teriak King sambil memukul setir mobilnya.