"
Suatu perkawinan pengganti, mengikatnya erat di sisinya.
Dave adalah pria yang membuat semua orang di kota ketakutan, dia kejam dan bengis, terutama membenci wanita.
Nadia adalah wanita kaya yang diintimidasi oleh orang lain, dan dia sama sengsaranya dengan Cinderella di rumah.
Awal berpikir kalau pernikahan ini akan segera berakhir, dan keduanya akan segera bercerai.
Tanpa diduga, setelah menikah, dia sangat memanjakannya!
""Apakah kamu pikir aku tidak akan tahu jika kamu menyembunyikan identitasmu? Gadis cupu.""
Nadia tampak terkejut, ""Bagaimana kamu bisa tahu?!”"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. SALING MENATAP.
Nadia segera masuk dan mengambil barisan berhadapan dengan Elis dan Anita.
"Nona, kenapa Anda sampai terlambat?," tanya sekertaris Ken pada Nadia.
"Maaf sebelumnya. Bukakah tadi pagi sekertaris Ken bilang kalau Aku harus tiba sebelum pukul lima sore. Sedangkan jam sekarang ini masih menunjukkan pukul enam belas lewat empat puluh lima menit. Itu artinya bahwa Aku masih memiliki waktu lima belas menit lagi bukan?,"
"Kamu memang pandai sekali berkilah, Dave, apa perempuan seperti ini yang kamu inginkan untuk menjadi calon pendampingmu?. Lihatlah, baru hari pertama saja dia terlambat menyambutmu, bagaimana dengan hari-hari berikutnya,?," tatap Anita pada Nadia yang saat itu berdiri tepat di depanya.
"Maaf calon ibu mertua. Sudah Aku jelaskan tadi bahwa Aku sama sekali tidak terlambat. Waktuku masih ada lima belas menit lagi dan bila Aku sudah menjadi istri Tuan Dave waktu itu cukup kok untuk menyiapkan air hangat sekaligus menyuapinya saat dia lapar," balas Nadia tidak mau kalah.
Seketika para pelayan yang tadinya menunduk mengangkat wajahnya menatap kearah Nadia yang begitu berani mengembalikan ucapan Anita, Perempuan yang paling di takuti di mension itu.
"Lihatlah kak Dave, dengan ibu saja dia berani membantah apalagi denganmu Nanti," Elis menambahkan.
"Aku tidak akan berani membantah jika Aku memang salah, toh kenyataanya disini Aku benar. Bila kita melihat waktunya. Hanya orang-orang yang tidak suka saja denganku yang akan selalu mencari letak kesalahanku lalu kemudian menyudutkanku. Selagi Aku benar, Aku tidak akan mengala pada siapa pun," ucap tegas Nadia hingga membuat Dave menatapnya.
"Benar!, dalam hal ini dia tidak salah, Dia sudah tepat waktu," ucap Dave sembari melangkah memasuki mension.
Semua pun mengikuti Dave masuk kedalam terkecuali Anita dan Elis.
"Dia benar-benar pintar mengambil hati kakakmu,"
"Benar kata ibu, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa!, semua keputusan ada di tangan kakak. Ayo masuk sebelum para penjaga mension ini mendengarkan percakapan kita," ajak Elis pada ibunya.
Keduanya pun masuk dan menuju ke kamar mereka masing-masing.
Sementara itu Dave terus melangkah menuju ke kamarnya di ikuti oleh Nadia yang saat itu menenteng tas kerjanya bersama sekertaris Ken, Goy dan enam orang pelayan.
Setelah tiba di depan pintu Goy segera berlari kecil dan memutar knop pintu.
"Silahkan Tuan," ucap Goy sembari memperlebar bukaan pintu.
Dave kembali melanjutkan langkah kakinya memasuki kamar pribadinya. Sekertaris ken, Nadia dan Goy mengikutinya dari arah belakang sementara ke enam pelayan tadi pergi setelah Dave sudah memasuki kedalam.
"Wow ..kamarnya begitu luas, mungkin bila di tempati untuk main bola cukup kali ya?," ucap Nadia dalam hati sembil metatap kesegala penjuru ruangan itu.
"Goy apa persiapan pestanya esok hari sudah rampung kalian kerjakan? tanya Dave setelah dia duduk di sofa sembari menyilang kaki jenjang membentuk hurup X.
"Semuanya sudah siap. Kartu undanganya pun sudah Saya kirim pada orang-orang tertentu," balas Goy.
"Bagus, sekarang pergilah dan pantau semua kekuaranganya. Ingat! jangan biarkan seorang pun masuk tanpa ada kartu undangan, satu lagi periksa semua para tamu undangan jangan sampai ada yang membawa handphond dan semacamnya untuk mengambil gambar, paham!,"
"Paham Tuan, Kalau begitu Saya undur diri dulu mau memeriksa persiapan di Aula, siapa tahu masih ada yang perlu di benahi sebelum pestanya besok berlangsung," Goy kembali memberi hormat sebelum dia benar-benar meninggalkan tempat itu.
Tidak lama kemudian Goy pun beranjak pergi dan tidak lupa menutup daun pintu.
"Hay, kenapa kamu hanya diam disitu. Cepat kemari dan buka dasi serta jas yang Aku pakai ini," perintah Dav pada Nadia.
"Di kenakan kemudia di bukankan lagi. Badan saja besar tapi buka jas dan dasi saja tidak bisa, Astaga," ucap Nadia sangat pelan tapi masih dapat di tangkap baik oleh daun telinga kedua pria tampan yang ada dalam ruangan itu.
Sekertaris Ken sedapat mungkin menahan tawa mendengar ucapan polos Nadia tapi beda halnya dengan Dave matanya seketika melotot.
"Coba ulangi sekali lagi," Dave berdiri dari tempat duduknya.
Nadia seketika menunduk dan maju pelan-pelan mendekat kearah Dave.
"Tolong pegangin tasnya," Nadia menyerahkan tas kerja Dave sebelum dia membuka dasinya
Mau tidak mau Dave terpaksa mengambil tas kerjanya dan meletakkanya begitu saja diatas sofa.
Sekertaris Ken hanya bisa menggeleng kepala melihat Nadia menyuruh atasanya.
"Bisakah Tuan menunduk sedikit. Aku sulit membuka dasinya bila Anda berdiri tegap seperti ini,"
Untuk kedua kalinya Dave mengikuti perintah Nadia.
Dave menunduk seketika, kedua bola mata mereka saling menatap satu dengan yang lain.
Ada beberapa detik mereka melakukan itu hingga Sekertaris Ken berdehem.
"Aku permisi dulu Tuan masih banyak hal yang harus Aku kerjakan,"
Seketika itu juga Dave dan Nadia saling melempar pandangan secara berlawanan.
"Kamu jangan pergi dulu. Banyak hal yang mau Aku bicarakan denganmu," cegah Dave sebelum sekertaris Ken melangkah.
Mau tidak mau terpaksa sekertaris Ken menghentikan niatnya untuk pergi dari ruangan itu.
Setelah membuka dasi dan jas milik Dave, Nadia mohon diri untuk kembali ke kamarnya.
Disepanjang perjalan dia terus menggerutui dirinya dengan hal yang tadi.
"Kenapa bisa seperti ini sih!, sekertaris ken dan Tuan Dave pasti berpikir yang tidak-tidak tentang Aku..hiii,"
Nadia terus melangkah menuju kearah kamarnya dan sesekali meggaruki kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
Waktu terus bergulir hingga tidak terasa pagi pun menjemput, suasana mension mulai terlihat sibuk mulai dari jam lima subuh.