NovelToon NovelToon
Kebangkitan Raja Dunia Bawah

Kebangkitan Raja Dunia Bawah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Epik Petualangan / Dunia Masa Depan
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: asep sigma

Kael Draxon, penguasa dunia bawah yang ditakuti dan dihormati pada masa nya. Namun, di puncak kekuasaan nya, Kael Draxon di khianati oleh teman kepercayaan nya sendiri, Lucien.
Di ujung kematian nya, Kael bersumpah akan kembali untuk balas dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asep sigma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lukas

Ruangan itu terasa hampa, hanya suara tetesan air dari langit-langit bocor yang mengisi kesunyian. Udara dingin menusuk, bukan hanya karena kondisi ruang bawah tanah yang lembap dan pengap, tapi juga karena pengkhianatan yang baru saja terungkap.

Kael menatap Taron—atau lebih tepatnya, Lukas—dengan sorot mata tajam, penuh amarah dan kebingungan. Di sampingnya, Elira dan Iris masih tampak syok, seakan belum bisa menerima kenyataan. Edgar, dengan darah mengering di sudut bibirnya akibat pukulan brutal Ronan, hanya mendengus kasar. Matanya menyala dengan kebencian.

Di sisi lain, Lukas berdiri dengan santai di samping Ronan, tanpa sedikit pun rasa bersalah. Tidak ada penyesalan di matanya, hanya senyum tipis yang seakan menikmati keterkejutan mereka.

"Lukas…?"Suara Elira nyaris berbisik. Matanya memancarkan keterkejutan dan harapan yang tersisa. "Apa maksudnya ini? Kau bercanda, kan? Taron, kau sedang bermain peran, kan?"

Lukas menghela napas, lalu mengangkat bahu dengan senyum tipis. "Maaf, Elira. Tapi aku rasa kau harus berhenti memanggilku dengan nama itu." Dia melirik ke arah Kael. "Namaku Lukas Vaughn. Dan aku adalah eksekutif Cobra Zone."

Kata-kata itu jatuh seperti palu godam.

Kael mengepalkan tangannya yang masih terikat. Matanya membara. "Jadi selama ini kau hanya pura-pura? Semua yang kau lakukan, semua yang kita lalui bersama… hanya kebohongan?"

Lukas tertawa kecil. "Aku tidak akan bilang semuanya bohong. Aku menikmati waktu kita di pabrik Lothar Industries, serius. Tapi jangan salah, aku punya tujuan sendiri sejak awal."

Kael menatapnya tajam. "Tujuan?"

Lukas menghela napas, lalu mulai menjelaskan.

"Kau ingat saat Edgar mengatakan ada mata-mata Cobra Zone di pabrik? Itu aku."

Ia berhenti sejenak, membiarkan kata-katanya meresap sebelum melanjutkan.

"Aku dikirim ke Lothar Industries untuk memastikan operasi kami berjalan lancar dan mengidentifikasi ancaman. Selama bertahun-tahun, aku mengamati, mencari orang-orang yang mungkin menjadi masalah. Dan kalian… kalian masuk daftar itu."

Dia berjalan mendekat, matanya tajam menusuk ke arah Kael.

"Sejak awal, aku tahu kau bukan pekerja biasa. Anak umur 12 tahun yang berani melawan Garth, yang tubuhnya tiga kali lebih besar darimu? Kau bukan sekadar bocah. Kau… berbeda."

Kael tetap diam, rahangnya mengeras.

Lukas melanjutkan dengan nada lebih santai. "Aku masih ingat saat kau bilang ingin jalan-jalan selepas kerja. Aku mengikutimu dan melihatmu mencoba menyelinap ke gudang belakang pabrik. Saat kau hampir tertangkap, ledakan di sudut lain pabrik mengalihkan perhatian penjaga. Kau ingat itu?"

Kael menegang. "Itu… jadi itu kau?"

Lukas hanya mengangguk kecil. "Aku tahu kau akan curiga jika aku langsung menyerangmu. Jadi aku memilih cara lain. Aku menjadi sahabatmu. Aku membangun kepercayaanmu. Aku membuatmu merasa aman. Dan akhirnya, aku berhasil membawa kalian langsung ke perangkap ini."

Iris mengepalkan tangannya, tubuhnya bergetar. "Kau bajingan!" serunya, suaranya nyaris retak. "Kami menganggapmu keluarga!"

Lukas mengangkat bahu. "Kepercayaan? Itu hanya alat. Kalian yang terlalu naif untuk memahami cara kerja dunia ini."

Edgar meludah ke lantai, menatap Lukas dengan penuh kebencian. "Jadi ini rencanamu? Membiarkan kami berpikir bahwa kami punya kesempatan, hanya untuk menjerat kami lebih dalam?"

Lukas tersenyum miring. "Kurang lebih begitu. Dan sekarang, kalian berada tepat di tempat yang kuinginkan."

Kael menarik napas dalam, berusaha menahan emosinya. Ia tahu, membiarkan amarah menguasainya tidak akan mengubah keadaan. Tapi satu hal yang pasti—Lukas bukan sekadar pengkhianat. Dia adalah musuh yang telah bermain di balik layar sejak awal.

"Jadi, apa sekarang?"suara Kael terdengar datar. "Kalian akan membunuh kami di sini? Atau menjual kami?"

Lukas melirik ke arah Ronan, memberikan kesempatan bosnya untuk bicara.

Ronan, yang sejak tadi hanya mengamati, akhirnya melangkah maju. "Oh, tidak, aku tidak akan membunuh kalian… belum. "Ia menatap Kael dengan penuh minat. "Aku punya tawaran."

Kael hanya diam.

"Kau bekerja denganku," lanjut Ronan, "lupakan semua ini, buang dendammu. Aku akan memberimu segalanya yang kau inginkan. Kekuatan, uang, kekuasaan. Dan teman-temanmu akan tetap hidup.

Ia berhenti sejenak, lalu tersenyum tipis. "Tapi jika kau menolak… kau akan melihat dengan matamu sendiri bagaimana dunia bawah ini benar-benar bekerja. Kau akan menyaksikan, satu per satu, mereka mati di depanmu."

Kael tidak menjawab. Ia hanya menatap Ronan, sorot matanya tak terbaca.

Ronan menghela napas puas. "Pikirkan baik-baik. Aku menunggu jawabanmu sampai besok."

Ia berbalik ke arah Lukas. "Kau telah melakukan tugasmu dengan baik, Lukas. Aku akan pastikan kau mendapatkan imbalan yang pantas."

Lukas hanya tersenyum, menerima pujian itu tanpa ekspresi berarti.

Lalu mereka meninggalkan ruangan, membiarkan Kael dan yang lainnya dalam kegelapan.

...****************...

Elira menunduk, tangannya gemetar. "Bajingan itu… jadi selama ini dia hanya memainkan kita?"

Iris menatap kosong ke lantai, suaranya nyaris tak terdengar. "Itu menjelaskan segalanya. Kenapa Cobra Zone selalu selangkah lebih maju. Kenapa mereka tahu lokasi markas kita."

Kael menegang. "Markas kita diserang? Bagaimana keadaannya sekarang? Apa ada yang selamat?"

Edgar menghela napas. "Aku tidak tahu pasti. Tapi satu hal yang jelas—markas itu sudah bukan tempat aman lagi."

Kael mengepalkan rahangnya, amarah membara di dalam dadanya. "Lukas… aku akan memastikan kau membayar untuk semua ini."

Edgar menatapnya, lalu berbisik. "Sebelum itu, kita harus keluar dari sini."

Kael menoleh. "Kau punya rencana?"

Edgar menyeringai kecil, meskipun wajahnya masih penuh luka. "Sebelum kita ke terowongan limbah tadi, aku sempat menghubungi seseorang."

Elira menatapnya penuh harapan. "Siapa?"

"Teman lama.Edgar menatap mereka satu per satu. "Dia berutang nyawa padaku. Jika semua berjalan sesuai rencana, kita tidak akan lama di sini.

Kael mengangguk pelan. Jika Edgar bilang orang itu bisa diandalkan, maka mereka masih punya harapan.

...****************...

Di tempat yang jauh, di balik bayang-bayang gedung tinggi yang gelap, siluet seorang pria berdiri. Tubuhnya atletis, mengenakan pakaian ninja hitam yang membalut tubuhnya, menyatu dengan kegelapan malam. Wajahnya tertutup masker, hanya mata tajam yang terlihat, memancarkan aura pembunuh yang dingin.

Dia berdiri di atas atap bangunan yang jauh dari keramaian, menatap ke arah kota yang berpijar dengan lampu-lampu. Dalam keheningan, suara desisan lembut keluar dari bibirnya, hanya untuk dirinya sendiri.

"Apakah waktunya sekarang kita melunaskan hutang?" kata pria itu, suaranya teredam dalam angin malam.

Matanya yang tajam melirik ke arah markas Cobra Zone yang terlihat jauh di kejauhan, seolah tahu bahwa tak lama lagi, saat-saat untuk membalas akan datang.

1
Mia Sagitarius
penghianatan!!
Song Min: makasih, udh mampir kak
total 1 replies
Gamaken
Semangat kak upnya!
Song Min: thank u lek
total 1 replies
Chị google là em
Keren banget sih!
Song Min: thanks kak, pantengin kelanjutannya ya/Smirk/
total 1 replies
y0urdr3amb0y
Bahasanya mudah dipahami dan dialognya bikin aku merasa ikut dalam ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!