Dewa adalah seroang Tentara Bayaran yang sangat disegani oleh musuh-musuhnya didunia hitam, dia tergabung dalam pasukan ibils neraka bersama empat temannya.
setelah merasa pekerjaannya terlalu berbahaya dia kemudian memilih pensiun setelah terakhir kali mereka menyelamatkan seorang Dokter yang Cantik.
Setelah menajalani masa pensiunnya ternyata Dewa masih terlibat dengan berbagai masalah yang datang dari masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon black urang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mabuk
Dewa dan Pasukan Iblis Neraka mengangguk setuju. Mereka semua tahu bahwa mereka harus tetap waspada dan siap untuk menghadapi ancaman lainnya. Setelah Dude sembuh dengan baik, Dewa dan Pasukan Iblis Neraka memutuskan untuk kembali ke markas mereka untuk merayakan kesuksesan misi terakhir mereka.
Mereka semua sangat bahagia dan lega karena telah menyelesaikan misi terakhir mereka dengan sukses. Mereka juga sangat bangga dengan diri mereka sendiri karena telah berhasil menghentikan kelompok Hamara.
Sesampainya di markas, mereka semua merayakan kesuksesan misi terakhir mereka dengan pesta yang meriah. Mereka semua makan, minum, dan menari bersama, menikmati momen bahagia mereka.
Dewa berdiri di tengah-tengah pesta, menatap teman-temannya dengan senyum. "Kita telah melakukan sesuatu yang luar biasa," katanya. "Kita telah menghentikan kelompok Hamara dan menyelamatkan banyak nyawa."
Teman-temannya semua mengangguk setuju, menikmati momen bahagia mereka. Mereka semua tahu bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang sangat berarti.
Selain karena mendapatkan bayaran, ini juga merupakan sebuah misi terakhir mereka yang mereka jalankan dengan sukses.
Setelah mereka merayakan misi terakhir malam harinya mereka semua pulang kerumahnya masing, selain Dewa, Zizau, Adam, Martin dan Dude mereka berempat sudah sangat merindukan keluarga kecil mereka dirumah, karena sudah hampir seminggu mereka meninggalkan rumah untuk menjalankan misi ini.
*****
Setelah sampai dirumahnya Dewa membersihkan diri lalu dia menuju ruang bawah tanah, Dewa sedang santai di rumahnya di kompleks X, menikmati malam yang tenang setelah menjalankan misi terakhirnya. Tiba-tiba, ponselnya berdering. Dewa melihat layar ponselnya dan melihat nama Vanda tertera di sana.
"Hallo Dokter, selamat malam....." menjawab panggilan tersebut tapi Dewa belum menyelesaikan kata-katanya tiba dia mendengar suara Vanda yang terengah-engah.
"Halo, Dewa... aku... aku sedang di Club," suaranya terdengar tidak jelas karena masih terdengar suara musik yang berisik.
"Club?" tanya Dewa, mulai khawatir.
"Aku... aku di Club FT....saya bersama Teta yang ajak aku kesini tapi saya tidak tau dia dimana sekarang" jawab Vanda, suaranya terdengar semakin tidak jelas.
"Apa yang kalian lakukan disana?" Tanya Dewa heran.
"Aku... aku tidak tahu... tapi... tapi aku tidak bisa pulang sendiri... tolong... Dewa... tolong jemput" jawab Vanda, suaranya terdengar sangat lemah.
"Baik, saya akan menjemputmu. Tunggu saya di sana," kata Dewa, segera berdiri dan menuju ke Club.
Saat Dewa tiba di Club, ia melihat Vanda duduk di sebuah meja, terlihat sangat mabuk. Dewa segera mendekati Vanda dan membantunya berdiri.
"Dewa... aku... aku tidak bisa pulang sendiri," kata Vanda, suaranya terdengar sangat lemah.
"Baik, saya akan membawamu pulang. Tapi bagaimana dengan temanmu?" kata Dewa, membantu Vanda berjalan keluar dari Club.
Vanda hanya menguman tidak jelas. Dewa kemudian membawa Vanda keluar dari FT Club.
Saat mereka berjalan keluar, Dewa melihat Teta dan Jack berdiri di dekat pintu. Dewa segera mendekati mereka.
"Apa yang terjadi di sini?" tanya Dewa, menatap Jack dengan mata tajam.
"tidak ada apa-apa, Kami hanya sedang bersenang-senang," jawab Jack, tersenyum.
Dewa melihat kearah Teta dengan tatapan yang tajam"Apa yang terjadi dengan Vanda" kata Dewa, marah.
"Eh....itu...anu...Dia hanya minum sedikit tapi kemampuan alkoholnya buruk"jawa Teta terbata-bata.
"Tapi itu hanya untuk bersenang-senang," timpal Jack, sambil tersenyum.
Dewa menatap Jack, tatapan Dewa membuat Jack langsung mundur, Dia merasa tengkuknya merinding karena merasa terintimidasi.
"Kamu tidak boleh membuat orang lain mabuk hanya untuk bersenang-senang, apalagi kalau kamu tahu kalau orang lain tidak terbiasa," kata Dewa, marah.
Vanda yang meracau tidak jelas disamping Dewa membuat dia segera menuju mobilnya.
Saat mereka berjalan, Dewa memandang Vanda dengan mata yang khawatir.
"Saya akan membawamu pulang" kata Dewa sambil menjalankan mobil meninggalkan Club itu.
Dalam perjalanan pulang, Vanda terus berguman tidak jelas, lalu tertidur. Dewa memandangnya dengan mata yang khawatir, tapi ia tidak ingin membangunkan Vanda karena ia tahu bahwa Vanda sangat lelah.
Setelah beberapa saat, Dewa tiba di rumah Vanda di kompleks X. Ia membantu Vanda keluar dari mobil dan membawanya ke pintu rumah. Dewa kemudian mencari kunci rumah Vanda di dalam tasnya dan menemukannya.
Dewa membuka pintu rumah dan membawa Vanda ke dalam kamarnya. Ia melepaskan sandal wedges Vanda dan meletakkannya di samping tempat tidur. Setelah itu, Dewa menyelimuti Vanda dengan selimut yang hangat dan nyaman.
Dewa memandang Vanda dengan mata yang khawatir, tapi ia tahu bahwa Vanda sudah aman dan nyaman. Ia kemudian meninggalkan rumah Vanda dan pulang ke rumahnya sendiri, merasa lega karena Vanda sudah aman.
Saat Dewa tiba di rumahnya, ia tidak bisa tidak memikirkan tentang Vanda dan apa yang terjadi padanya malam itu. Ia merasa khawatir tentang Vanda, tapi ia juga merasa lega karena ia bisa membantu Vanda dalam kesulitan.
*****
Keesokan harinya, Vanda terbangun dengan kepala yang sakit dan tidak ingat apa yang terjadi malam sebelumnya.
Vanda berusaha mengingat apa yang terjadi malam sebelumnya, tapi ia tidak bisa mengingat apa-apa. Ia hanya ingat bahwa ia pergi ke Club dengan Teta dan bertemu dengan Jack. Lalu ada Dewa yang menjemputnya.
Vanda merasa khawatir dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia memutuskan untuk menghubungi Dewa untuk mengucapkan terimakasih.
Vanda mengambil ponselnya dan tapi dia terlihat ragu dan malu untuk menghubungi Dewa. Tapi dia harus mengucapkan terimakasih kepada Dewa. Dia dengan malu-malu tetap menelepon. Dewa menjawab panggilan tersebut dan Vanda mengucapkan terimaksih.
"Halo...Dewa apa kamu sudah bangun?" tanya Vanda, Dia mendengar suara berisik diseberang.
Ia saya sudah bangun dari tadi, apa kamu membutuhkan sesuatu?" Tanya Dewa.
"Tidak....itu saya mau mengucapkan terimakasih kamu sudah menjemput saya semalam" kata Vanda, mukanya merona seperti udang rebus.
"Sama-sama....itu bukan masalah besar, yang penting kamu baik-baik saja sekarang" balas Dewa.
*****
Setelah berbicara dengan Dewa, Vanda merasa lebih baik dan memutuskan untuk menghabiskan hari dengan beristirahat. Ia tidak ingin melakukan apa-apa yang bisa membuatnya merasa tidak nyaman lagi.
Saat Vanda sedang beristirahat, ia mendengar suara pintu rumahnya terbuka. Ia melihat sekeliling dan melihat Teta masuk ke dalam rumah.
"Halo, Vanda! Aku datang untuk memeriksa kamu," kata Teta, tersenyum.
Vanda memandang Teta dengan mata yang penasaran. "Apa yang kamu lakukan kemarin malam, Teta? Aku tidak ingat apa-apa," tanya Vanda.
Teta tersenyum dan duduk di samping Vanda. "Aku tidak melakukan apa-apa, Vanda. Aku hanya mengajak kamu ke Club dan kamu bertemu dengan Jack. Setelah itu, aku tidak tahu apa yang terjadi," kata Teta.
Vanda memandang Teta dengan mata yang penasaran. Ia tidak yakin apakah Teta telling the truth atau tidak.
"Apakah kamu tahu apa yang Jack lakukan padaku?" tanya Vanda.
Teta menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu, Vanda. Aku hanya tahu bahwa kamu bertemu dengan Jack dan setelah itu kamu tidak ingat apa-apa," kata Teta.
Vanda memandang Teta dengan mata yang penasaran. Ia tidak yakin apa yang harus dilakukan.
Vanda memandang Teta dengan mata yang penasaran. Ia tidak yakin apa yang harus dilakukan. Teta tampaknya tidak tahu apa yang terjadi dengan Vanda, tapi Vanda masih merasa bahwa Teta tahu sesuatu yang tidak dikatakannya.
*****
Beberapa sebelumnya Jack menguhungi Teta "Hey, Teta, aku ingin meminta bantuanmu," kata Jack kepada Teta beberapa hari sebelum kejadian di Club. "Aku ingin membuat Vanda lebih dekat dengan aku, tapi aku tidak tahu bagaimana caranya."
Teta terkejut, tapi ia tidak curiga dengan motif Jack. "Baik, aku bisa membantu," kata Teta. "Tapi apa yang kamu ingin aku lakukan?"
"Aku ingin kamu mengajak Vanda ke Club bersamaku," kata Jack. "Aku ingin membuat Vanda melihat bahwa aku adalah orang yang menyenangkan."
Teta tidak tahu bahwa Jack memiliki rencana lain, yaitu membuat Vanda mabuk dan membuatnya lebih mudah untuk dipengaruhi. Ia hanya berpikir bahwa Jack ingin menjadi teman baik dengan Vanda, dan ia tidak tahu bahwa Vanda sebenarnya tidak suka dengan Jack.
(BERSAMBUNG)