Hidup sendirian tak membuatku merasa takut.
aku terbiasa apapun sendiri dan mandiri sejak menginjak dewasa.
namun, semuanya berubah setelah aku menikah dengan Ayah sahabatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Liburan 2
-The Villa Davinci.
Mereka tiba di Villa hampir jam 10 malam,
Amanda dan Maudy pun sudah terlelap di perjalanan.
Kedua gadis tersebut pun di satukan di kamar yang sama dengan ranjang sama juga.
Alwi langsung melangkah kan kaki nya keluar,
Namun,
"Tunggu saya di halaman belakang, Wi" ucap Leon dengan datar.
"Baik Tuan" balas Alwi patuh.
Alwi pun langsung keluar dari kamar, sedangkan Leon menyelimuti kedua gadis kesayangannya.
"Kamu ternyata nakal, Putri kecil Ayah" lirih Leon dengan mengusap lembut kepala Amanda.
Setelah itu, Leon pun pergi dari sana.
*
Kini, kedua pria dewasa yang nyatanya sahabatan itu sedang duduk di halaman belakang.
"Sejak kapan?" tanya Leon to the point.
Huh.
"Hampir 1 tahun" jawab Alwi.
Bugh.
Leon meninju bahu Alwi dengan cukup keras, dia menatap Alwi dengan tatapan kesal dan amarah.
"Kenapa saya bisa kecolongan oleh kalian berdua" gerutu Leon kesal.
"Maaf, tapi gue emang udah suka Putri mu sejak lama dan ternyata gayung bersambut"
"Makannya ehem, gue selalu seneng kalau lu nyuruh gue jagain Amanda"
"Gila lu, kenapa lu gak izin gue dulu" kesal Leon.
Ya,
Alwi dan Amanda memang sudah berpacaran sejak lama,
Bukan hanya Leon yang gak tau, tapi Maudy pun tidak tau karena keduanya sangat rapi dalam bermain.
"Ya karena Amanda gak mau lu tau dulu, gue udah beberapa kali buat jujur sama lu" jelas Alwi santai.
Huh.
Leon membuang nafas kasar, dia menatap ke atas dengan pandangan tajam nya.
"Lu tenang saja, gue gak mungkin nyakitin Amanda. Gue tau dia sejak bayi, bahkan gue pernah membawa nya bermain saat kalian sibuk"
"Gue suka bukan hanya suka, gue cinta banget sama Putri lu" jelas Alwi bersungguh-sungguh.
"Ya, gue tau dan gue bisa lihat bahwa Amanda juga begitu sama elu"
"Awas saja kalau lu berani membuat Putri gue nangis"
Leon memberikan bogeman nya pada wajah Alwi,
Alwi hanya terkekeh, dia lalu memeluk Leon sebentar.
"Thanks Bro" lirih nya dengan bahagia.
"Gue dan Amanda juga ikut bahagia lihat lu bahagia bersama Maudy" ucap Alwi kembali.
Leon menganggukan kepala dengan wajah tersenyum bahagia.
"Ya, gue bahagia bersama Maudy. Dia dan Alm Istri gue punya tempat masing-masing di hati gue" balas Leon.
Kedua nya berbincang santai, tak ada obrolan bisnis ataupun pekerjaan.
Sudah lama juga keduanya tak menghabiskan waktu sebagai sahabat bukan sebagai atasan dan bawahan.
Hingga larut malam keduanya berada di halaman belakang dengan obrolan yang masih terasa ringan.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Menjelang pagi,
Maudy bangun lebih dulu, dia langsung saja ke kamar mandi.
Setelah selesai, dia melangkah ke jendela yang cukup besar dengan view yang sangat indah.
Sebelum turun ke bawah, dia tak lupa membangunkan Amanda untuk mengerjakan kewajibannya lebih dulu.
-
Maudy mendekati halaman belakang, dia melihat disana ada kolam renang yang sangat nyaman.
"Bisa nih berenang nanti siang sama Amanda" gumam Maudy tersenyum.
Selesai dengan melihat lihat nya, Maudy pun melangkah lagi untuk mencari dapur yang tenyata ada di area samping.
"Non, sudah bangun" sapa Bibi yang sudah ada di dapur.
"Iya Bi, biar aku yang masak ya" balas Maudy ramah.
Bibi mengangguk, dia membiarkan Maudy mengambil alih semua urusan di dapur dan ia akan mengerjakan yang lainnya.
Maudy akan membuat nasi goreng seafood saja, karena memang itu pesanan Amanda dan Leon sejak kemarin sore.
Tak lupa juga beberapa toping lainnya ia tambahkan,
Harum wangi nasi goreng pun menguar di area ruang makan dan dapur, sangat lezat dan membuat lapar.
Hingga,
"Hemm harum nya" celetuk Amanda yang baru saja tiba.
Maudy menoleh, dia terkekeh karena bukan hanya Amanda yang ada disana.
Leon?
Ya, Leon juga sudah duduk dengan tatapan pada Maudy yang sedang sibuk masak.
Hingga tak lama kemudian nasi goreng buatan Maudy pun sudah jadi dan siap untuk di hidangkan.
Amanda dengan cepat membantu Maudy untuk menghidangkannya, dia juga menyiapkan minum dan alat makan.
Tak hanya mereka bertiga yang disana, Alwi pun ikut bergabung bersama di meja makan.
*
Selesai sarapan pagi,
Alwi dan Leon akan pergi sebentar keluar, sedangkan Amanda dan Maudy akan stay di Villa.
"Jalan-jalan nya nanti malam ya, jangan pernah pergi tanpa pengawasan" tegas Leon.
"Iyaa Ayah"
"Iya Mas"
Leon lalu pergi, namun sebelum pergi ia menugaskan beberapa pengawal untuk menjaga keamanan di Villa tersebut.
"Kuy ah kita berenang" ajak Amanda semangat.
"Go" balas Maudy.
Kedua wanita itu berganti pakaian lebih dulu, tak lupa juga Maudy meminta tolong pada Bibi agar di buatkan minuman dan camilan yang siap goreng.
Maudy dan Amanda berenang dengan santai,
Keduanya menikmati waktu weekend dengan sangat senang dan bahagia.
"Oh iya, gimana kuliah kamu?" tanya Maudy.
"Baik kok, namun aku kesusahan dalam pelajaran biasanya" jawab Amanda.
"Yaudah pulang dari sini nanti kita belajar lagi, kamu bukan gak bisa hanya saja belum bisa" jelas Maudy dengan semangat.
Amanda tersenyum, dia bersyukur karena Maudy selalu saja mengerti dan mau ia repotkan sejak dulu.
Makannya ia sangat senang bisa berteman dan apalagi saat ini ia adalah calon Bunda nya.
"Gimana kabar Ibu panti?" tanya Amanda.
Huh.
"Dia dan adik-adik baik kok, cuma ya yang merasa punya tanah itu semakin bertingkah saja" keluh Maudy dengan wajah sendu.
Amanda menatap Maudy dengan intens.
"Kamu tenang saja, pasti dia akan diam setelah Ayah membeli tanah itu" celetuk Amanda.
Eh.
Hah.
"Apa maksud kamu, Manda?"
"Mas Leon membeli tanah itu?" tanya Maudy dengan kaget.
"Heemm"
"Ayah akan membeli nya dan kamu yang akan membangun panti nya" jawab Amanda santai.
Maudy menghela nafas kasar, dia hanya bisa pasrah karena Leon pun sudah pasti membeli nya belum tentu belum membeli nya.
Keduanya terus berbincang dengan sangat random dan di iringi oleh tawa.
Bahkan tawa mereka terdengar sangat renyah dan bahagia sekali.
Tapi,
Mereka dan para maid tidak menyadari bahwa di luar Villa ada sebuah mobil yang sedang mengamati ke adaan di dalam Villa.
Dan,
Orang tersebut pun tidak tau saja, Villa yang terlihat sepi dan aman itu ada penjagaan ketat yang tak terlihat.
Seperti saat ini, mereka juga tidak tau saja kalau mereka juga sudah di ketahui oleh anak buah Leon.
Mobil tersebut sudah sejak tadi ada disana dan hampir bersamaan dengan kepergian Leon dan Alwi.
*
"Ayo kita segera pulang Tuan" bisik Alwi pada Leon.
Leon menatap Alwi dengan tatapan tak biasa.
"Ada yang mengintai Villa" bisik nya lagi.
Leon pun langsung berdiri, dia langsung melangkah pergi dari sana meskipun sang klien memanggil nya.
.
.