NovelToon NovelToon
Ditalak Sebelum 24 Jam

Ditalak Sebelum 24 Jam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / nikahmuda / cintamanis / patahhati
Popularitas:34.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Apa yang kamu rasakan, jika pernikah impian yang kamu gadang gadang akan menjadi first and last marriage, ternyata hanya bertahan kurang dari 24 jam?

Kenyataan pahit itulah yang sedang dirasakan oleh Nara. Setelah 8 tahun pacaran dan 6 tahun dilalui secara LDR, Akhirnya cintanya dengan Abi berlabuh juga di bahtera pernikahan.

Kejadiaan memilukan itu mempertemukan Nara dengan pemuda bernama Septian. Pikirannya yang kacau membuatnya tak bisa berpikir logis. Dia menghabiskan waktu semalam bersama Septian hingga mengandung janin dari pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

( Bukan) BEST FRIEND FOREVER

3 Bulan kemudian

Nara memperhatikan sekeliling rumah Nova. Sudah sangat berbeda dengan terakhir kali di datang. Mungkin kurang lebih 2 tahun yang lalu. Saat dia akan melakukan pertunangan dengan Abi. Sekarang, halaman rumah Nova tampak lebih asri. Aneka tanaman hias yang didominasi warna hijau itu sangat menyegarkan mata.

"Masuk Ra." Ujar Nova yang baru muncul dari dalam rumah. Sebenarnya tadi art sudah menyuruh Nara masuk. Hanya saja, Nara ingin melihat lihat tanaman hias diteras rumah Nova.

"Rumah lo makin asri Nov. Enak, adem banget rasanya."

"Ini sih gara gara nyokap yang mendadak punya hobi baru. Katanya biar gak gabut. Emak emak kan gitu, ada ada aja kegiatanya."

"Bagus dong." Puji Nara. "Dari pada sibuk nyinyirin tetangga, mending berkebun. Lebih berfedah dan gak bikin dosa."

"Benar bener." Sahut Nova sambil tertawa.

Nova masuk kedalam rumah diikuti oleh Nara. Mereka langsung keruang keluarga, tempat yang dulu selalu mereka gunakan untuk nobar atau belajar kelompok.

"Gimana seleksi dosen? lancar?" Tanya Nova

"Besok tes microteaching dan wawancara. Doain lancar ya."

"Halah, lo mah pasti lulus. Selain lulusan dari universitas terkenal di luar negeri dan nilai diatas rata rata. Lo juga anak rektor. Koneksi bokap lo pasti banyak banget."

"Itu tu yang paling bikin gue gak suka. Selalu dihubung hubungin sama Papah." Nara mendengus kesal. Dia ingin dilihat sebagai dirinya sendiri. Menjadi dosen karena kemampuannya ,bukan karena anak Satrio, rektor universitas terkenal.

"Hahaha..... ya gimana lagi. Lo anak rektor dari kampus terkenal. Pasti dosen ditempat lo ngelamar juga pada kenal sama bokap lo. Kalau emang seleksi lo dilancarin, itu namanya rezeki. Yang pentingkan lo gak minta bantuan bokap. Dan satu lagi, lo emang mampu, itu kuncinya."

Obrolan mereka terhenti saat art datang sambil membawa cemilan dan minuman.

"Oh iya, kemarin di grup alumni ramai banget."

"Ada apa emangnya?" Tanya Nara sambil menyeruput es jeruk. Sejak proses pembatalan pernikahannya dengan Abi tercium umum, dia memutuskan untuk keluar dari grup.

"Em.... " Nova ragu untuk bilang. "Abi sama Arumi mau nikah."

Nara terdiam, dia meletakkan minumannya dan meraih cemilan untuk menetralisir perasaannya yang tiba tiba tak karuan. Memang seperti ini kan harusnya. Abi tanggung jawab pada Arumi. Tapi bagi Nara, kabar ini terasa sangat menyakitkan.

"Dulu sih katanya mereka udah nikah siri. Nunggu hasil keputusan pembatalan pernikahan kalian baru diresmikan. Dan denger denger, rencananya sih mau bikin resepsi. Gak tahu malu banget gak sih?" Nova memutar kedua bola matanya malas.

Nara berusaha menahan air matanya. Ya, permasalahannya dengan Abi sudah selesai. Seperti yang diharapkan papanya. Pernikahan mereka akhirnya dinyatakan batal. Jadi tak ada catatan pernah menikah antara dirinya dan Abi. Dan statusnya dinyatakan belum menikah, bukan janda.

"Itu hak mereka."

"Huft, sabar ya Ra." Nova menggenggam tangan Nara untuk memberinya kekuatan.

Nara iseng mengambil majalah yang ada dibawah meja. Sedikit peralihan agar dia tak menangis karena kabar tadi.

Tapi hal yang dia pikir peralihan, justru sebuah musibah. Majalah yang dia ambil ternyata majalah lama. Dan terselip sebuah foto disana. Foto 4 cewek berseragam abu abu. Nara, Nova, Amel dan Arumi. Foto yang diambil saat mereka merayakan hari kelulusan.

"Nov, kita bakal kesepian setelah ini. Nara ke London, Amel, ke Perth." Ujar Arumi dengan wajah sedih karena akan ditinggal kedua sahabat baiknya.

"Dimanapun kita, sejauh apapun jarak memisahkan, kita tetap sahabat." Sahut Nara dengan mata yang mulai berkaca kaca karena terbawa suasana.

"Yok i." Amel menimpali. "Jangan pernah biarkan jarak menghalangi persahabatan kita."

Nova mengulurkan tangannya, disusul oleh Nara, Arumi dan Amel. Keempat punggung tangan mereka saling bertumpuk.

"Best friend forever." Teriak mereka berempat sambil mengangkat ke tas. Setalah itu mereka saling berpelukan. Momen yang tak akan pernah terlupa untuk Nara, tapi entah untuk Arumi.

"Gak nyangka ya. Persahabatan kita bakalan jadi kayak gini." Ujar Nova yang melihat Nara menatap foto mereka berempat.

Nara menyeka air matanya lalu kembali menyimpan foto itu kedalam majalah dan menaruh dibawah meja.

Disaat bersamaan terdengar suara ketukan pintu.

"Ada tamu Tuh. Lo ada janjian sama siapa lagi hari ini?" Tanya Nara.

"Gak ada, cuma sama lo aja. Teman nyokap kali. Bentar ya gue kedepan." Nova beranjak dari duduknya lalu menuju ruang tamu..

Nara menyandarkan punggungnya di sofa. Memejamkan mata sambil memijit pelan kepalanya. Entah kenapa, akhir akhir ini dia sering merasa pusing. Mungkin efek dari stres.

Tapi suara diluar, terdengar familiar. Siapa tamu yang datang?

Nara yang penasaran berjalan keruang tamu untuk melihat tamu yang datang.

"Nara." Gumam Arumi saat melihat Nara muncul dari dalam. Seketika, dia merasa gugup. Ini pertemuan pertama mereka sejak kejadian di rooftop hotel waktu itu. Tak berbeda dengan Arumi, Nara juga tampak gelisah.

"Apa kabar Ra?" Tanya Arumi saat Nara berjalan kearahnya dan Nova.

"Baik." Jawab Nara. Matanya tiba tiba terfokus pada sesuatu yang dipegang Nova. Tampak seperti undangan.

"Arumi nganter undangan." Nova menunjukkan undangan yang sejak tadi diperhatikan oleh Nara.

"O.... " Nara meremas ujung blouse yang dipakainya. Kepalanya terasa makin berat. Lantai yang dia injak seperti berputar. Tapi dia tidak boleh pingsan, dia tak mau terlihat lemah. Bukankah sangat memalukan jika langsung pingsan gara gara melihat undangan pernikahan Abi dan Arumi.

"Undangan buat kamu, udah aku kirim kealamat rumah kamu. Datang ya Ra."

Nova melongo. Tak menyangka jika Arumi mengundang Nara. Bukankah akan sangat menyakitkan bagi Nara melihat pernikahan mereka.

"Gue usahain." Jawab Nara sambil berusaha bersikap tenang.

"Ya udah, aku permisi dulu." Arumi berbalik dan berjalan menuju pintu. Tapi sebelum dia keluar, Nara lebih dulu memanggilnya.

"Tunggu Rum." Nara berjalan menghampiri Arumi.

"Selamat ya." Ujarnya sambil menepuk pelan bahu Arumi. "Semoga lo gak pernah merasakan seperti apa yang gue rasakan. Karena gue yakin, lo gak bakalan kuat." Lanjutnya lalu berbalik dan masuk kedalam ruang keluarga rumah Nova.

Arumi bergeming beberapa saat. Tubuhnya gemetar mendengar ucapan Nara. Ada sedikit perasaan takut dihatinya.

Nova langsung menyusul Nara kedalam. Dilihatnya sahabatnya itu menangis sambil memegangi kepala.

"Sabar Ra." Nova duduk disebelah Nara lalu memeluk sahabatnya itu. "Gue tahu ini berat, tapi gue yakin lo kuat." Nova melepaskan pelukannya dan memandangi wajah Nara.

"Ra, lo baik baik aja kan? lo pucet banget." Nova terlihat cemas.

"Gak papa kok Nov, gue cuma pusing."

"Tapi lo pucet banget Ra. Gue anter ke dokter ya?"

"Gak usah. Akhir akhir ini, gue emang sering tiba tiba pusing. Mungkin darah rendah, atau enggak anemia. Besok sehabis wawancara, rencananya mau ke rumah Kak Kinan. Sekalian mau cek tekanan darah."

"Ya udah, lo istirahat dulu. Entar kalau udah enakan baru pulang."

1
Aysana Shanim
Hahh bisa bisanya ketemu abi 🙃
Aysana Shanim
Tadi enggeh sekarang mangga 😅
Aysana Shanim
Seenggaknya, septian hidupnya nggak se ngenes cakra 🤣
Kalo anjani sama nara 11 12 sama sama anak bontot kesayangan. Nama bapaknya bukan satrio tapi aku lupa siapa.
Aysana Shanim
Steak daging 😅 lumayan banget harganya kalo buat septian
Aysana Shanim
Beuuhh manisnya kebangetan ini gimana gak baper si nara 🤣😂
Aysana Shanim
Aku juga gapunya adik perempuan, sodara ku laki laki semua. Pas punya suami, dia punya adik perempuan. Jadi aku deket banget sama dia, udah lengket banget. Malahan kek kakak kandungnya 🤣
Aysana Shanim
Iya bener banget,
Pas qurban kemarin, suami aku ngasih lebihan daging qurban ke orang kontrakan di belakang rumahku. Nggak lama kemudian ibuk ibuknya datengin ke rumah, dengan mata berkaca kaca dia bilang makasih banyak, karena dia enggak dapat daging qurban sama sekali karena enggak kebagian. Dia berdoa yang baik baik buat kami. 🥺
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
siapa lagi sih 🤣🤣🤣
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
intinya jangan pernah masuk menjadi orang ke tiga dalam hubungan orang lain .
Aysana Shanim
Wah jadi mahasiswanya dong nanti 😅
Aysana Shanim
Duh sedih banget 😢
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
good girl
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
istri lho mbak nurul
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
astogeee 🤣🤣🤣🤣
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
nurul
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
hhhhhhhh 🤣🤣🤣🤣
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
bener bgt tuh kata author ... apa lagi hidup di kota besar .. kadang lebih parah dari Septi .. ni Septi masih maybtobat ada juga kan yg gak tobat hingga meninggal dunia dan ada juga yg terkena aids
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
🚗🚗🚗
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
apa yang terjadi dengan Arumi setelah menikah dengan abi
🍁𝐀⃝🥀Angela❣️
terbuka 👍👍👍 salah satu yang bikin hubungan awet adalah saling terbuka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!