Perhatian!!!
Jika nggak suka novel ini nggak usah kasih bintang 1,2,3, retting novel jadi turun. Mending nggak usah baca novel ini, gara-gara bintang 1,2,3 patahin semangat penulis yang sudah begadang untuk menulis novel ini. Baca di NT kan gratis, maka hargailah penulis.
Deskripsi
Andin, istri yang gendut setelah melahirkan. Ia di hina oleh ibu mertua dan kakak iparnya karena kegendutannya itu. Bahkan Rafif sang suami malu dengan penampilan istrinya yang sekarang. Sebelum menikah seksi tapi setelah melahirkan tubuhnya sangat melar. Rafif menceraikan Andin karena Andin mempunyai tubuh yang sangat gendut.
Bagaimana nasib Andin setelah bercerai dari Rafif
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Farida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu dengan Luna
Andin masih berdiri di atas panggung, Ratna memberikan Andin mic dan menyuruhnya untuk berbicara di depan panggung sebagai designer.
"Assalamu'alaikum, kepada pada tamu yang datang ke acara fashion jangan hina gendut. Acaranya alhamdulillah sukses untuk hari ini. Di balik kesuksesan ada perjuangan para penjahit profesional saya. Hampir saja acara ini gagal karena ada yang sabotase design saya. Design yang sudah selesai tiba-tiba ada orang jahat yang merusak design saya, design saya di robek. Semoga yang melakukannya mendapatkan ganjaran, kami masih menyelidikinya. 5 jam saya dan team penjahit saya bekerja keras untuk merombak dress yang rusak. Alhamdulilah kami berhasil melakukan itu. Saya Andin mengucapkan terima kasih kepada kepala team penjahit saya Bu Rohaya dan 10 penjahit. Saya minta agar mereka bisa naik ke atas panggung." Ketika Andin sedang menceritakan, Ratna menyalahkan video. Penonton yang melihatnya sangat terkagum-kagum. Bagaimana Andin dan team berusaha agar tidak panik dan akhirnya bisa menyelesaikan dress dengan sangat baik.
Bu Rohaya dan ke sepuluh penjahit naik le atas panggung, mereka di sambut dengan tepuk tangan yang luar biasa. 10 para penjahit kampung sangat haru bahkan ada yang gemetar tubuhnya karena para penonton semua berdiri. Ternyata acara itu di siarkan secara langsung oleh salah satu tv swasta dan retting satu.
Mereka berfoto bersama sebagai kenang-kenangan. Andin memeluk bu Rohaya sangat erat, ia mengucapkan terima kasih karena telah memilih 10 penjahit terbaik.
Setelah acara itu selesai, Andin mengajak teamnya untuk merayakan keberhasilan mereka. Andin mentraktir mereka untuk makan di restoran padang.
"Ayo, silahkan makan sepuas kalian. Jika Bapak dan Ibu mau ada yang di bungkus, silahkan bungkus aja," ucap Andin.
"Ya Allah Bu, terima kasih. Bu Andin selalu baik sama kami," ucap Rohaya mewakili 10 penjahit.
"Dan ini bonus yang saya janjikan." Andi membagikan 11 amplop untuk para penjahitnya. Mereka sangat senang bekerja dengan Andin. dapat bonus dan juga dapat makanan enak.
"Andin kok kamu punya firasat membawa 10 penjahit terbaik seperti kamu sudah tahu bahwa desain kamu rusak. Apakah ada seseorang yang memberi kamu memberitahu kamu sebelumnya?" tanya Alice pada Andin.
"Aku merasakan tidak enak aja jadi aku mencoba apa yang aku firasatkan untuk menjaga jaga agar fashion show ku tidak gagal," jawaban Andin. Andin tidak menceritakan bahwa semalam dirinya bermimpi tentang Luna, dalam mimpi itulah Luna bilang kepada Andin tentang desainnya yang rusak. Alice percaya dari omongan Andin.
Sepulangnya dari fashion show, Andin merencanakan untuk ke Bogor ke rumah sakit z. Ia ingin memastikan mimpinya yang bertemu dengan Luna. Dan kenapa di dalam mimpi, Luna berpesan agar jangan mengajak Alice ke Bogor.
2 hari kemudian
"Alice, aku ingin cari bahan baku untuk pembuatan kain. Kamu tolong handle rapat yang sudah di jadwalkan. Kamu nggak apa-apa kan aku tinggal," ucap Andin kepada Alice.
"Tenang Andin, serahkan saja sama aku. Aku akan handle. Jika ada apa-apa aku akan menelepon kamu untuk meminta persetujuan terlebih dahulu," ucap Alice.
"Terima kasih Alice. kamu sahabat yang terbaik." Andin memeluk Alice.
Sebelum ia menuju ke Bogor, Andin menitipkan Natasha kepada kedua orang tuanya. Ia pun tidak bilang bahwa dirinya ingin ke rumah sakit. Ia hanya bilang ada urusan bisnis, Andin ke Bogor sesuai di mimpi. Bahwa Luna ingin Andin pergi sendiri. Andin pun mencari rumah sakit Z yang disebutkan oleh Luna dalam mimpi. Sekitar 3 jam perjalanan dan pencarian rumah sakit, akhirnya Andin menemukan rumah sakit Z tersebut, ia memarkirkan mobilnya di tempat parkir rumah sakit.
Andin pun asal masuk ke dalam rumah sakit itu, ia tidak tahu di mana tujuan kakinya melangkah. Ia melewati lorong rumah sakit ketika dia lewat di lorong ada yang memanggil namanya.
"Kak Andin," teriak seorang menyebut namanya. Andin pun menoleh, ada gadis cantik. Ia tak tahu siapa gadis tersebut.
"Kakak lupa sama aku? Aku adik Kak Angel, dulu aku masih kelas 1 SMP ketika Kakak main ke rumah," ucap gadis itu.
Andin menatap wajah gadis itu, ia pun berusaha mengingat-ingat wajahnya. Memang mirip dengan Angel.
"Nama kamu_" Andin masih memikir.
"Nama aku Monica Aluna, kakak ingat sekarang?" tanya Monica.
"Ya Allah Monica, aku ingat." Andin langsung memeluk Monica.
"Angel mana Monika? Aku putus komunikasi dengan dia sejak ia meneruskan kuliahnya ke luar negeri." Monica yang ditanya langsung terdiam dan ia menangis. "Loh kenapa kamu menangis?" tanya Andin.
"Kak Angel koma Kak," jawab Monica sambil menangis.
"Apa? Yang aku dengar dari Alice, Angel mau menikah." Andin sangat terkejut dengan apa yang disampaikan oleh Monica.
Monica mengajak Andin duduk di taman rumah sakit, mereka mengobrol di sana.
"Satu tahun lalu Kak Angel memang mau menikah, ketika itu Kak Angel ingin ke kantor calon suaminya tapi entah apa yang terjadi. Mobil Kak Angel mengalami kecelakaan, mobil Kak Angel terbakar. Bersyukur ada orang yang menyelamatkan Kakak tapi Kak Angel luka parah, wajahnya luka bakar tidak hanya luka bakar tapi Kak Angel mengalami pendarahan di otak. Ketika wajah Kak Angel rusak, calon suaminya malah meninggalkan Kak Angel. Kak Angel sangat terpuruk ketika itu akhirnya keluarga kami langsung pengoperasi wajah Kak Angel ke Korea. Wajah Kak Angel cantik kembali, akan tetapi pendarahan di otaknya belum dioperasi. kata dokter 15% untuk harapan hidup. Kak Angel ketika mengetahui itu menolak untuk di operasi. Ia malah mencari mantan calon suaminya yang telah memutuskan secara sepihak," cerita Monica.
"Lalu apakah Angel bertemu dengan mantan calon suaminya itu?" tanya Andin.
"Aku tidak tahu pasti Kak Angel bertemu dengan mantan nya atau tidak. Selama Kakak berada di Jakarta dia tapi tetap check up kesehatannya di rumah sakit yang ada di Jakarta, tapi satu bulan ini Kak Angel tidak kuat untuk menahan penyakitnya itu. Ketika aku berkunjung ke Jakarta Kak Angel pingsan di dalam pelukan aku. Aku panik, aku langsung menelepon mama dan papa. Kami memang pindah ke Bogor agar hiruk pikuk kota Jakarta tidak kami rasakan lagi, agar kami bisa istirahat di sini. Akhirnya Kak Angel dirawat di rumah sakit ini, kakak mau melihat Kak Angel?" tanya Monica.
"Tentu saja aku ingin melihat sahabatku," ucap Andin. Monica langsung mengantarkan Andin ke ruang ICU di ruang ICU Monica meminta kepada perawat agar gorden dibuka karena ia ingin melihat kakaknya. Ketika gorden dibuka betapa terkejutnya Andin yang ia lihat di ruang ICU adalah Luna.
"Dia Angel Kakak kamu Monica?" tanya Andin syok.
"Iya dia Kak Angel kenapa Kak?" tanya Monica.
"Jadi yang selama ini bersama dengan aku Angel sahabatku dan aku tidak mengenalinya." Andin langsung menangis ketika melihat keadaan Angel di luar ruang ICU.
"Kak Angel pernah bertemu dengan Kak Andin?" tanya Monica.
"Iya, bahkan dia yang membantu aku selama ini tapi kenapa dia mengaku namanya Luna?" tanya Andin.
"Luna itu nama aku Kak, nama tengah aku. Di keluarga aku dipanggil Luna bukan Monica. Aku juga tidak paham kenapa Kak Angel memakai nama aku untuk bertemu dengan Kak Andin? Kak Angel tidak pernah cerita apapun," ucap Monica.
"Apakah Angel akan dioperasi?" tanya Andin.
"Mama dan Papa belum bisa memutuskan Kak. Kami mau operasi di luar negeri tapi biayanya kami tidak ada, paling jika dioperasi di Indonesia. Ada satu hal yang dititipkan Kak Angel sebelum ia koma yaitu sebuah buku diary dan ia pesan kepada aku agar buku diary itu diberikan oleh kak Andin, tapi aku tidak membawanya Kak, ada di rumah, jika Kakak mau menunggu aku akan ambilkan," ucap Monica.
Bersambung