Menjadi seorang asisten rumah tangga bukanlah tujuan hidup bagi seorang wanita bernama ZENVIA ARTHUR.
Tapi pada akhirnya dia terpaksa menjadi ART seorang billionaire bernama KAL-EL ROBERT karena suatu alasan.
Bagaimana keseruan ceritanya?
follow instagram @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Masa Sekarang ...
"Jadi begitu ceritanya?" Ucap Kal setelah mendengar cerita Zenvia.
Zenvia mengangguk.
"Kau tak ingin tahu siapa keluargamu dan apa yang melatar belakangi insiden yang terjadi pada keluarga angkatmu?" tanya Kal-El.
"Tidak, sama sekali tidak karena pada akhirnya aku akan mati jika mereka menemukanku," kata Zenvia.
"Aku mohon, jangan mencari tahu tentangku. Uncle Thor memberiku identitas baru dan aku ingin hidup tenang di sini," lanjut Zenvia memohon.
"Bagaimana jika aku tetap ingin mencari tahu hal itu?" sahut Kal.
Zenvia melihat ke arah Kal-El.
"Why? K-kau tak menyukaiku? A-aku akan pergi dari sini jika kau tak mengizinkan aku tinggal dan bekerja di sini," ucap Zenvia sedikit panik dan mengepalkan tangannya yang sudah berkeringat dingin.
Kal tampak berpikir sebentar.
"Baiklah, kau boleh tinggal dan bekerja di sini. Tapi hanya untuk sementara sembari aku berpikir lagi," kata Kal.
"A-apa maksudmu? Kau bisa mengusirku kapan saja? Aku tak pernah melakukan kesalahan sama sekali bukan?" Sahut Zenvia yang matanya tampak berkaca kaca.
"Hei, jangan menangis. Jika aku tak membutuhkanmu lagi, kau bisa bekerja di mansion mommy," jawab Kal-El.
Zenvia terdiam dan akhirnya mengangguk.
"Terima kasih," jawab Zenvia dan dia beranjak dari sofa.
"Aku akan membuat makan malam," kata Zenvia dan berjalan ke arah dapur.
"Hmm," kata Kal-El.
Lalu Kal El masuk ke kamarnya dan segera mandi. Dia tampak masih memikirkan cerita Zenvia tadi.
Kal-El bukannya tak memiliki empati pada hidup Zenvia, tapi dia justru ingin memberi Zenvia sebuah keberanian agar bisa melawan dan menghadapi ketakutannya pada seseorang yang ingin membunuhnya.
Jika selalu bersembunyi, maka akan berpengaruh dengan hidup Zenvia ke depannya. Dia akan hidup dalam ketakutan seumur hidupnya.
*
*
Satu jam kemudian, Zenvia mengetuk pintu kamar Kal El. Makan malam sudah siap, jadi Zenvia memanggil Kal-El untuk makan malam.
CEKLEK
Kal-El membuka pintu kamarnya dan dia tampak tak memakai bajunya seperti biasa.
Pria itu lebih suka memakai celana saja jika berada di dalam rumah.
Meskipun sudah sering melihatnya seperti itu, tapi Zenvia masih merasa canggung dan tak enak jika melihat tubuh Kal El.
Biar bagaimana pun Zenvia adalah wanita normal yang juga menyukai pria se-hot Kal-El.
"Makan malam sudah siap," ucap Zenvia yang langsung menunduk ketika Kal membuka pintunya.
"Hmm," sahut Kal.
Lalu mereka berdua menuju ke meja makan. Dan seperti biasa, Kal akan menyuruh Zenvia untuk duduk bersamanya dan juga makan bersamanya di meja yang sama.
"Kau tak ingin bekerja di perusahaanku?" tanya Kal yang menawarkan pekerjaan ini lagi.
Zenvia menggeleng dan mengunyah makanannya dengan pelan.
Zenvia adalah wanita yang tak banyak tingkah dan penurut sejak awal. Ayahnya mengajarjannya sopan santun yang tinggi. Dan sikap ibunya yang keras padanya sejak kecil mengajarkannya tentang arti kedisplinan.
Zenvia memang tak banyak bicara sejak dulu karena dia cenderung memendam perasaannya jika ada sesuatu yang mengganggu.
Apalagi sejak kecil, ibunya tak dekat dengannya. Kini dia tahu mengapa sang ibu selalu menghindar darinya setiap Zenvia mendekat.
Itu karena mereka tidak sedarah dan keberadaan Zenvia membuat keluarganya dalam bahaya.
Kal El tampak memperhatikan mimik wajah Zenvia yang masih canggung padanya.
Zenvia yang merasa dilihat oleh Kal El, sedikit memiringkan duduknya dan posisi kepalanya menoleh ke arah kanan.
"Kau masih canggung denganku?" tanya Kal.
Zenvia mengangguk.