di kota pemalang, tepatnya jalan sudirman terdapat sebuah toko boneka yang terlihat sangat biasa. pemiliknya seorang pemuda bernama sugi, semua orang menaruh hormat kepadanya, karena kesaktianya tiada tanding, segala macam ilmu hitam tidak berpengaruh padanya, ucapanya seperti mantra itu sendiri, segala jenis pusaka tidak berani menunjukan kadigdayaanya di depan sugi. para orang orang sakti yang menunjukan kesaktianya hanya di anggap orang gila di matanya. namun sugi sendiri tidak menyadari bahwa dia adalah orang sakti.
"kenapa kalian berlutut padaku...?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dirman yang malang
Sugi terus membersihkan luka isna dengan tangan yang Bergetar hebat. Setelah beberapa saat akhirnya selesai, sugi mengehembuskan nafas panjang setelah membersihkan luka isna.
Setelah membersihkan luka isna, sugi bangkit kemudian meninggalkan adinda dan isna begitu saja tidak lupa sugi menutup pintu kamar.
Sugi kemudian mengunci pintu depan tokonya dan memasang tanda tutup, kemudian berbalik masuk ke kamarnya dan tidur.
Hal yang tidak di ketahui sugi adalah satu boneka yang terlihat sangat seram berdiri sendiri, rambut boneka itu awut awutan seperti orang gila, boneka tersebut seperti manusia tetapi sama sekali tidak mengenakan pakaian, dan yang paling mencolok adalah kain putih yang menutupi matanya.
Boneka tersebut kemudian berjalan ke arah pintu seperti biasa pintu gudang membuka sendiri. Boneka seram itu kemudian berjalan ke arah pintu depan dan sama seperti pintu gudang, pintu depan langsung terbuka sendiri dan langsung terkunci, ketika boneka seram itu sudah keluar.
Sementara itu nampak dari kejauhan seorang pria paruh baya berkepala pelontos, dengan golok terselip di pinggangnya dan jaket kulit hitam menutupi tubuh kekarnya.
Dia tidak lain tidak bukan adalah dirman tangan kanan dawih, yang terkenal dengan pusaka golok setannya.
"Lokasi terakhir berada di sini... kenapa nona adinda bersembunyi di toko boneka kecil dan kumuh begini..? Toko boneka manis...? Menjijikan.." gumam dirman. Dirman kemudian melangkah mendekat ke arah depan toko. Secara samar samar dirman bisa melihat di samping toko itu ada seorang manusia yang sedang meniup niup api yang masih kecil.
Dirman menyipitkan matanya melihat sosok tersebut, pasalnya dirman tidak jelas melihat sosok tersebut karena gelapnya malam dan lampu di toko juga sudah di matikan.
Dirman kemudian mendekat ke arah samping toko. Mata dirman berkedut melihat sosok yang sedang meniup niup api unggun itu tidak mengenakan sehelai kainpun di tubuhnya.
"Apa dia pemilik toko ini... apa jangan jangan nona adinda di culik oleh pemilik toko boneka ini, apa pemilik toko ini sebenarnya orang yang cabul atau orang gila. kenapa dia telanjang di luar.." gumam dirman.
"Hei manusia bejat, di mana nona adinda..?" Tanya dirman.
Sosok yang sedang meniup niup api unggun itu berhenti, meniup niup api unggunnya.
Secara perlahan lahan sosok itu mencopot kain yang menutupi matanya. Lalu perlahan lahan kepalanya berbalik dan menatap dirman.
Dirman kaget setengah mati, melihat mata sosok tersebut ternyata mata sosok tersebut berjumlah sepuluh.
Sring...!! Dirman mencabut golok setannya.
"Si... siapa kamu...!!" Tanya dirman.
Sosok tersebut kemudian bangkit sambil tersenyum cerah kearah dirman. "Ahhh, makanan sudah datang..." ucap sosok tersebut, sambil lidahnya menjilati bibirnya sendiri.
Dirman menelan ludahnya secara kasar dirman menatap sosok itu secara seksaama "tidak mungkin!" Teriak dirman.
"Hsssstttttt...!!" Sosok tersebut menaruh telunjuknya di bibir, tanda untuk jangan Berisik.
"Ka.... kau kenapa masih hidup, ravana sih kanibal bengis..!!" Ucap dirman.
"Jangan Berisik tuanku sedang tidur..!!" Ucap ravana kemudian langsung melesat, dan mencekik dirman begitu saja dengan tangan kananya.
Dirman sedikit memberontak bahkan menyabetkan goloknya tetapi cekikan ravana begitu kuat.
Taakkkk...!!! Mata dirman membelalak, golok setannya malah patah ketika menebas tangan ravana.
Klantang....!!! Dirman menjatuhkan golok yang sudah patah di tanah dan tangan kanan dan kirinya berusaha melepaskan cekikan ravana, tetapi! Sayang sekali cengkaraman tangan ravana bagaikan penjepit besi.
Setelah beberapa saat dirman tewas karena cekikan ravana, dirman tewas dengan mulut menganga dan mata melotot.
Setelah membunuh dirman, ravana tiba tiba badanya membesar dan langsung menelan dirman dengan sekali telan.
Setelah menelan dirman ravana kembali menjadi boneka, dan kembali ke tempat asalnya yaitu gudang sugi.
Waktu berjalan cepat, tidak terasa pagi tiba begitu saja.
Bau harum nasi goreng buatan Sugi menusuk rongga rongga hidung setiap insan yang menciumnya. Memang sugi adalah pemuda yang cukup langka, selain memiliki usaha sendiri sugi juga sangat berbakat dalam hal memasak, karena di ajarkan oleh neneknya sejak ia masih kecil. tetapi! Sugi sama sekali tidak pd dengan penampilanya terutama leher hitam dan jakun lancipnya, di tambah sugi sering mendapat hinaan membuat kepercayaan diri sugi menurun.
Sementara itu di kamar terlihat isna yang sudah bangun memandangi sekitarnya.
"Di mana ini..?" Gumam isna. Isna mencoba mengingat ingat kenapa dia bisa pingsan.
"Pasti ini di rumah salah satu warga! Tapi kenapa tidak di bawa ke rumah sakit saja..?" Gumam isna.
"Nona adinda bangun..!" Ucap isna sambil menggoyang goyangkan tubuh adinda.
Adinda yang merasa terusik secara perlahan membuka kelopak matanya, nampak adinda walaupun baru bangun tidur masih terlihat sangat cantik.
"Di mana ini isna..?" Tanya adinda sambil mengucek ucek matanya.
"Mungkin di rumah salah satu warga yang menyelamatkan kita dari kecelakaan itu nona..!"
"Kecelakaan..? Oh yah kecelakaan yang tadi malam..., maaf yah isna aku ugal ugalan menyetir mobilnya."
Isna menghembuskan nafas kasar. "Sudahlah nona tidak papa.."
Dalam pembicaraan mereka, bau harum nasi goreng menusuk sangat dalam ke dalam rongga hidung kedua wanita cantik itu. Membuat lambung kedua wanita cantik itu mendobrak dobrak memaksa keluar.
"Siapa yang memasak nasi goreng sampai seharum ini, apa dia koki restoran bintang lima..?" Ucap adinda.
"Sepertinya begitu nona, kurasa pemilik rumah ini seorang koki.."
"Ayo isna aku sudah tidak sabar melihat koki itu, dan meminta nasi gorengnya jika boleh aku ingin menjadi muridnya.."
Adinda dan isna kemudian bangkit. Begitu membuka pintu mereka sedikit tertegun, menatap boneka boneka lucu dan imut yang terpampang jelas di rak toko sugi.
"Akhhhh Lucu..!!" Teriak adinda sambil memeluk boneka panda hitam putih yang seukuran dengan balita. boneka tersebut memang sangat imut dan lucu wajar saja adinda sebagai seorang wanita merasa gemas.
Mulut isna melongo menatap dinding dinding toko boneka sugi. "Apa yang di jual oleh pemilik toko ini..? Kenapa banyak senjata senjata tajam seperti ini di toko boneka..?" Gumam isna, sambil bola matanya menatap bilah pedang panjang.
Sreng..!!! Srengg...!!! Srengg...!!! Bunyi nasi goreng yang di aduk.
"Isna ayo ke sana aku sudah tidak sabar melihat koki itu, jika wanita mungkin mirip chef renata, atau jika laki laki mungkin mirip chef Juna atau chef Arnold..." ucap adinda. dengan tangan yang masih memeluk boneka panda milik sugi.
"Nona taruh boneka itu, walaupun kita dari keluarga konglomerat kita harus sopan nona, orang itu yang sudah menolong kita.."
"Tidak isna aku ingin membawa boneka ini pulang, boneka ini sangat ucu aku tidak pernah melihat boneka selucu ini..!"
Isna menghembuskan nafas secara kasar. "Lupakan, lebih baik aku harus cepat cepat pergi dari sini, dan mencari keberadaan tuan sakti tidak terkalahkan itu."
Klo di hutan ada boneka harimau ama siluman kapal yg td dilepas ama Sugi. Maaf klo aku sok tau😁.