Aku anak ke 4 dari 4 bersaudara, atau bisa di sebut anak bungsu. Aku memiliki keluarga yang hampir mendekati sempurna karena aku terlahir dari keluarga konglomerat ternama di kota Jakarta, 3 saudaraku adalah CEO di perusahaan ternama. Setelah lulus kuliah di luar negeri aku kembali ke Jakarta, kembali ke keluargaku aku yang sudah biasa hidup sederhana karena jauh dari keluarga akhirnya mendapatkan pekerjaan yang tergolong biasa di bandingkan saudaraku dan aku menutup rapat-rapat identitasku.
Keluargaku selalu mendukung apapun yang aku lakukan dan apa yang aku mau, baru kali ini papa, mama, dan ketiga saudaraku menentang aku menikah dengan orang biasa yang membuat hidupku berubah drastis karena selalu bersitegang dengan mertua dan adik iparku sampai perselingkuhanpun terjadi dalam pernikahanku.
Apa yang akan terjadi dalam kehidupannya ?. yuk simak selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
Hari ini hari persidangan Juna, Rina tidak ikut menghadirinya dia menunggu mereka di rumah namun entah mengapa hatinya tidak tenang. Ingin rasanya dia menyusul tapi Mayang juga sedang keluar jadi dia memutuskan untuk menelepon Juna, belum sempat Rina menelpon anaknya Rina melihat Wulan lari terbirit-biit dengan wajah panit.
“Bu, tolong bu” Ucap Wulan dengan napas tersenggal-senggal
“Ada apa Wulan ?” Tanya Rina
“Bu mas Juna di tangkap polisi” Jawab Wulan
“Apa ?, tapi bagaimana bisa ?” Tanya Rina penasaran
“Sivanya dan keluarganya melaporkan tindakkan kita hari itu bu, dan mas Juna di tangkap selesai dari siding tadi” Jawab Wulan panik
“Ya Tuhan, bagaimana ini ?” Ucap Rina
“Bukan hanya itu bu, dia juga membuat perusahaanku bangkrut” Jawab Wulan
“Sivanya sangat keterlaluan dasar perempuan ularsuka sekali mencari gara-gara dengan keluargaku, apa dia tidak bisa melihat Juna bahagia sampai harus seperti ini” Ucap Rina penuh amarah
Rina mengambil handphonnya, dia menekan nomor Sivanya tak lama Sivanya mengangkat telpon darinya. Bukan kabar kabar baik yang Rina dapatkan tetapi perkataan pedas Sivanya yang dia terima membuatnya semakin kesal, bagaimana tidak Sivanya menyumpahi Rina mati karena serangan jantung.
“Sialan anak itu, tapi untuk melawannya juga tak mungkin mereka punya uang dan kuasa bagaimana bisa aku menyerang mereka” Gumam Rina
Rina mengajak Wulan pergi melihat Juna di kantor polisi, sesampai disana
“Juna, anakku mengapa kamu bisa seperti ini ?” Tanya Rina
“Bu, ibu harus membebaskanku dari sini bagaimana pun caranya” Jawab Juna
“Tapi Sivanya tidak mau mencabut tuntutannya Juna. Bagaimana ibu bisa mencabut tuntutan kamu ?” Tanya Rina merasa kebingungan
“Ibu kan punya Mayang, minta uang sama dia terus bayar uang jaminan disini. Janhan lama-lama bu aku sudah gak tahan di sini” Jawab Juna
Setelah itu Rina dan Wulan pulang ke rumah, sesampai di rumah ternyanya ibunya Wulan datang sedang menunggu mereka.
“Mari masuk bu” Ucap Rina mempersilahkan besannya
PLAK …
“Bun !!!” Teriak Wulan
“Apa bunda tidak sadar ?” Tanya Wulan lagi
“Apa yang sudah kamu lakukan Wulan ?, bunda dapat telpon dari kantor bahwa Atmaja grup menarik semua saham dari perusahaan kita. Kau tahu kan konsekuensinya apa ?” Tanya Tanya Ibunya Wulan dengan setengah berteriak
“Bun, Sivanya mantan istri mas Juna adalah putri bungsu dari Atmaja grup” Jawab Wulan
“A-apa ?” Tanya Ibunya Wulan terkejut
“Jadi bagaimna mungkin Atmaja grup mau menanam saham di persahaan kita, sekarang saja mas Juna sudah di masukkan ke dalam penjara” Jawab Wulan lesu
“Hah ?, Kok bisa ?, Kenapa ?” Tanya Ibunya Wulan
“Ceritanya panjang bun, sudahlah sekarng yang harus kita pikirkan adalah bagaimana mencari investor lain untuk perusahaan kita bun” Jawab Wulan
“Biar bunda pikirkan caranya, tugasmu bagaiman pun caranya keluarkan suamimu yang tidak berguna itu dari penjara karena kalau sampai teman-teman sosial bunda tahu menantu bunda seorang napi bunda sangat malu” Titah Ibunya Wulan berlalu begitu saja
“Bu bagaimana sekarang ?” Tanya Wulan kepada mertuanya
“Coba ibu telpon Mayang minta dia pulang, dan bawa uang supaya bisa membebaskan mas Juna dari penjara” Lanjut Wulan
“Ibu akan mencoba menelpon Mayang semoga saja dia bisa membatu kita” Jawab Rina
Rina mengambil handphonenya dan menekan nomor anaknya Mayang, dari pagi dia telpon anak gadisanya itu tidak ada jawaban.
“Hallo bu” Ucap Mayang
“Hallo Mayang” Jawab Rina
“Ada apa ibu menelpon aku ? ganggu tahu” Tanya Mayang
“Mayang ibu butuh bantuan” Jawab Rina
“Apa bu ?, uang lagi ?, ibu otaknya Cuma hanya uang, uang, dan uang saja” Ucap Mayang masrah kepada ibunya
“Bukan begitu, mas Juna sedang dalam masalah dia di penjara. Ibu harus menebusnya agar dia bisa bebas” Jawab Rina
“Aku gak peduli bu, waktu itu dia dengan sombongnya menyebutku perempuan berdosa sekarang berharap uang dari pendosa sepertiku ?” Tanya Mayang
“Mayang tolong ibu, ibu tidak bisa melihat masmu lama-lama di penjara” Jawab Rina memelas
“Aku gak peduli bu, biarkan saja dia membusuk dan mati di penjara atau suruh saja istrinya yang kaya raya itu untuk menebusnya” Ketus Mayang
“Wulan bnagkrut nak, kami tidak punya uang. Hanya kamu sekarang yang menjadi harapan kami” Jawab Rina
“Sekali tidak tetap tidak bu, sudahlah jangan ganggu aku dan aku juga nggak akan pulang lagi ke situ aku bosan hidup miskin” Ucap Mayang lalu mematikan telponnya
“Bagaimana bu ?, apa dia bersedia membantu mas Juna ?” Tanya Wulan
“Tidak, dia masih marah gara-gara kejadian kemarin saat Juna menamparnya” Jawab Rina
“Aaaaaaarrrrrgggghhhhh, bagaimana ini bu ?” Tanya Wulan merasa prustasi
“Besok kita ke kantor polisi, kita bicara terlebih dahulu dengan juga bagaimana baiknya” Jawab Rina
Malam harinya Rina tidak bisa tidur, dia sangat emosi karena kelakuan Mayang jantungnya tidak sehat lama-lama bisa-bisa dia terkena penyakit jantung dan mati seperti apa yang Sivanya katakana.
Pagi harinya Rina dan Wulan langsung bergegas ke kantor polisi.
“Bagaimana bu ?, sudah dapat uangnya ?. Tebus aku bu aku sudah tidak betah lagi disini” Tanya Juna sesampai Rina dan Juna dipertemukan
“Mayang dendam sama kamu mas, 1 rupiah pun nggak akan dia keluarkan untuk kamu” Jawab Wulan
“Sialan kamu Mayang, jangan sampai pulang dia habis di tanganku” Ucap Juna penuh amarah
“Sudahlah, sekarang pikirkan bagaimana caranya kamu bisa keluar mas” Ujar Wulan
“Gadaikan saja rumah kita bu, uangnya untuk menebusnya dan sisanya untuk modal usaha” Jawab Juna
“Baiklah, tapi jika kamu tidak berhasil menebusnya dan kita menjadi gelandangan kamu tidak boleh ikut denganku. Kamu harus bisa mencari kerja dan mencari jalan keluarnya” Ujar Rina
“Baik bu” Jawab Juna
“Ayo kita pulang, besok jika uangnya sudah ad akita kembali lagi” Ucap Rina datar
Keesokkan paginya, Rina sendirian pergi ke bank karena dia telah memberikan obat sakit perut ke dalam makanan Wulan supaya dia tidak bisa ikut ke bank.
“Bu, kok aku jadi mules ya bu ?” Tanya Wulan
“Tadi kamu makan terlalu pedas kali jadinya sakit perut. Sudahlah kamu di rumah saja biar ibu yang menggadaikan rumah ini sendirian” Jawab Rina
“Baik bu” Ucap Wulan
Sesampainya di bank Rina langsung membicarakan dia akan untung saja prosesnya tidak ribet dan uangnya pun langsung cair. Setelah itu Rina langsung pergi ke penjara dan langsung membebaskan Juna. Sesamapi di rumah ternyata Mayang sedang di maki-maki oleh teman dan ibunya.
“Ya tuhan, ada apa lagi ini” Desah Juna
