Mantan Istri Sang Mafia

Mona dengan cepat langsung melepaskan dirinya dari Raymond, ia mengambil pistol yang tersembunyi di pahanya dan langsung mengarah nya kepada Raymond.

Pria itu hanya duduk diam dengan senyuman di wajahnya, ia tidak menyangka masih ada orang yang berniat untuk membunuhnya dengan cara seperti ini.

Raymond secara perlahan bangkit, dengan cepat Mona langsung menembak ke arah Raymond. Tapi pria itu dengan cepat menghindari setiap tembakan dari Mona.

Tanpa basa-basi, Raymond langsung menendang wajah Mona hingga wanita tersungkur ke lantai dengan hidung yang berdarah.

Pria itu tersenyum mengejek, ia sama sekali tidak peduli dengan jenis kelamin musuh di depannya. Meski dia wanita sekalipun, Raymond tak peduli.

Mendengar keributan yang terjadi, Roni dan anak buah yang lain langsung masuk. Mereka terkejut saat melihat seorang wanita yang sudah tak sadarkan diri.

"Urus dia." Ucap Raymond seraya berjalan keluar dari ruangan.

Roni tersenyum mengejek, ia tahu pasti wanita itu adalah salah satu orang yang berniat untuk membunuh Raymond. Dan pastinya Raymond sudah menendang wajah wanita itu, dan ini bukan hal baru yang dilakukan oleh Raymond.

Dia lebih suka menendang wajah para wanita yang mencoba untuk membunuhnya, entah apa yang di pikirkan oleh Raymond. Tapi bagi pria itu, menendang wajah wanita yang merupakan musuhnya seakan memberikan kepuasan di hatinya.

Raymond berjalan dengan santai, ia melihat mobil miliknya. Dimana seorang supir sudah menunggu.

Raymond menyalakan sebatang rokok miliknya, ia menghisap rokok miliknya. Matanya menatap ke arah supir yang hanya diam dan tidak berani bicara.

"Antar kan aku ke suatu tempat." Ucap Raymond, ia langsung masuk ke dalam mobil.

Supir pun langsung bergegas masuk dan mengemudikan mobilnya, Raymond menatap layar ponselnya. Ia meminta supir untuk pergi ke sebuah alamat.

Tak beberapa lama mobil berhenti di jalanan gang, yang kecil. Raymond langsung turun dari dalam mobil dan meminta supir untuk langsung pulang.

Raymond berjalan santai, matanya melirik ke arah para pemuda yang tengah nongkrong. Hingga langkah Raymond berhenti tepat di sebuah kontrakan, dengan senyuman di wajahnya. Ia langsung mengetuk pintu kontrakan di depannya.

Hingga akhirnya pintu pun terbuka, senyuman Raymond nampak sangat menawan saat melihat wanita di depan matanya.

Berbeda dengan Raymond, Yumna terkejut saat melihat keberadaan pria itu. "Apa yang kau lakukan di rumah ku?" Tanya Yumna.

Ia tidak ingin sampai membuat masalah, apalagi ini adalah perkampungan yang pasti akan menjadi masalah jika ada pria asing yang datang ke tempatnya.

"Aku hanya ingin datang." Ucap Raymond, pria itu lalu langsung masuk ke dalam rumah Yumna tanpa seizin wanita itu.

Yumna langsung di buat terkejut dengan hal itu, ia langsung menutup pintu kontrakannya dan segera menghampiri Raymond.

"Apa yang kau lakukan? Cepat keluar dari rumah ku." Ucap Yumna, ia langsung mengusir Raymond dengan tegas. Ia sudah tidak ingin lagi berurusan dengan Raymond.

Tapi bukannya pergi, Raymond malah berjalan ke lantai atas seakan tengah mencari sesuatu. Yumna berjalan mengikuti kemana perginya Raymond, hingga pria itu berakhir di atas ranjang Yumna dengan tubuh yang terlentang seakan tengah menahan rasa lelah yang luar biasa.

"Apa yang kau lakukan? Cepat pergi dari tempat ku. Aku tidak mengizinkan mu untuk masuk ke kamar ku." Ucap Yumna yang langsung menarik tangan Raymond, mau bagaimana pun Yumna berusaha menarik Raymond. Pria itu tidak bisa di tarik, bahkan setelah Yumna mengeluarkan tenaga dalamnya pria itu tidak bergeming sedikitpun.

"Ah..."

Yumna terkejut saat tangannya yang malah di tarik oleh Raymond dan membuat Yumna jatuh ke dalam pelukan pria itu.

Raymond tersenyum tipis saat Yumna berada di atas tubuhnya.

"Kenapa? Apa mantan istri ku sudah tidak sabar ingin ku belai? Sampai kau menyerang ku lebih dulu." Ucap Raymond dengan senyuman di wajahnya.

Mendengar hal itu Yumna sangat kesal, ini bukan candaan yang pertama untuk Yumna. "Kau pergi dari tempat ku?! Aku bisa melaporkan mu ke pihak berwajib dan membuat mu di penjara." Ucap Yumna yang masih duduk di atas tubuh Raymond.

Raymond tersenyum, ia memegang pinggang Yumna dan menggoyang-goyangkan pinggul Yumna dengan tangannya. Dan membuat seakan mereka tengah melakukan hal intim.

Yumna yang terkejut dan malu, langsung bergegas pergi. Tapi Raymond tidak membiarkan Yumna pergi dengan mudah, ia langsung membuat Yumna terbaring di atas ranjang, dengan tubuh di di tindih oleh Raymond.

"Apa yang kau lakukan?!" Ucap Yumna dengan mata yang membuka.

"Aku tidak akan melakukan hal itu." Bisik Raymond.

Pria itu malah memeluk Yumna dan membenamkan wajahnya di leher wanita itu, Yumna terdiam sejenak. Ia merasakan ada sesuatu yang aneh dari Raymond.

"Aku lelah dan hanya ingin beristirahat.." Ucap Raymond yang masih memeluk Yumna dengan lembut, seperti seorang anak kucing yang tengah mencari kehangatan pada induknya.