Tak ada yang bisa menebak akhir dari sebuah perjalanan Cinta, bahkan kadang buta akan Serigala berbulu Domba.
Tak pernah menyangka akan akhir yang begitu tragis, sebuah pengkhianatan dari orang yang dicintai, bahkan bertahun-tahun menjalin ikatan, namun nyatanya hanya sebuah tipuan.
Apalagi kalau bukan demi harta dan tahta, itulah yang menjadi tujuan utama, tidak perduli akan kasih dan sayang yang di utarakan, dan Luka akan tetap Sakit pada Akhirnya.
Jangan bilang Tuhan tidak pernah adil pada kehidupan, pada kenyataannya DIA membuat apa yang di Tanam akan di Tuai, Sakit yang dirasakan tak akan sia-sia, luka yang tertoreh pasti akan ada obatnya, terkadang rasa sakit membuat kita menjadi Luar biasa.
Begitulah keajaiban kehidupan, akan tertulis dalam Novel you're AMAZING, perjalanan seorang wanita dengan semua lukanya, mampu bangkit dan berdiri kembali bersama dengan Laki-laki yang luar Biasa.
Salam sehat, semangat dan jangan lupa bahagia...Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terungkap
Hari itu juga, Amelia Putri mengundurkan diri dari perusahaan, itulah yang dia pilih, dan dengan hati sangat kesal kini wanita itu menuju ke Apartemen milik kekasihnya.
"Aku ingin bermalam disini" ucapnya.
"Apa?, memangnya kenapa?" Tanya Hans yang kini tengah menyodorkan minuman dingin ke Amelia.
"Aku keluar dari perusahaan Sparta Group"
"Apa?!, memangnya kenapa, katamu kau bisa mengatasi Charlie Fransko, lalu apa yang terjadi?" Pertanyaan penuh heran dari Hans.
"Ck, aku tidak tau, semenjak dia bertemu dan sering melakukan kontak langsung dengan Sifa, semuanya berubah, dia lebih percaya dengannya dari pada aku, dan tadi memutuskan memindahkan aku ke Perusahaan cabang yang ada jauh di luar Jawa"
"What?!"
Hans terkejut dengan penjelasan Amelia, tak menduga sama sekali, bahkan selama ini bisa dibilang semua kegiatan perusahaan bisa di tangani oleh Amelia, dan kini bisa berubah begitu cepat.
Amelia memejamkan mata, merebahkan kepalanya di pangkuan Hans.
"Baby, kapan kau akan menikahi ku?" Pertanyaan yang membuat Hans langsung menghela nafas panjang.
"Kita masih terlalu banyak masalah, bukan hanya posisimu, keadaanku kini juga sangat tak menentu, bekerja di bawah tekanan seseorang yang sudah aku_" Hans terdiam tak melanjutkan kata-katanya, dalam hati terdalam ada penyesalan dan juga kekhawatiran.
"Sudah apa?, mengkhianati Sifa?, kau menyesal?" Amelia langsung terbangun dan melihat wajah Hans.
"Tidak seperti itu, ini rumit, aku tidak bisa menjelaskan beb" Hans ingin beranjak untuk menghindari tatapan kekasihnya.
Dan terlihat sekali Amelia sangat tak menyukainya, lalu kemudian ikut berdiri menuju sebuah kamar dan menutupnya cukup keras hingga membuat Hans terkejut dibuatnya.
Melihat koper yang di bawa Amelia sangat besar, bisa di pastikan jika kekasihnya akan menginap cukup lama di tempatnya, Hans mengusap wajahnya berkali-kali, seperti merasakan suatu masalah yang kini justru bertambah, apalagi baru saja Amelia menyingung soal pernikahan, makin membuat Hans cemas.
*
*
Sudah dua minggu berlalu, Sifa datang ke TRULA GROUP seperti biasanya, menunjukkan wibawanya dan berjalan menuju ruangan kerjanya.
Sesaat tersenyum ketika melihat sebuah laporan keuangan berada di atas mejanya, kemudian Sifa segera memanggil Sekretarisnya.
"Ada apa Bu Direktur?" Hans kini sudah berada dihadapannya.
"Panggilkan Hena, aku butuh penjelasan" ucapnya.
Hans segera melakukan yang diperintahkan, dan tak lama Hena pun datang dengan membawa arsip yang diminta.
"Jelaskan laporan keuangan mu" ucap Sifa.
Hena segera duduk bersama dengan Hans disampingnya.
"Maaf Bu, dari hasil pelaporan yang sudah saya rekap, untuk nilai pendapatan perusahaan ada sedikit penurunan dalam 2 minggu ini"
"Jagi begitu, bisa dijelaskan penyebabnya?"
"Iya, karena adanya pengeluaran dari beberapa hal, misalnya agenda kerjasama yang mengirimkan orang untuk keluar kota, semua biaya butuh dikeluarkan dari perusahaan"
"Berapa kali dalam satu minggu kita melakukan hal itu?"
"Maksudnya?" Tanya Hena.
"Orang-orang perusahaan yang kita kirim keluar kota, berapa kali dalam seminggu?"
"Oh itu, hampir setiap hari"
"Dan itu terhitung dengan mu juga?"
"I iya" jawab hena mulai panik.
"Berikan rincian perjalanannya padaku, berapa rupiah yang kalian keluarkan saat sekali perjalanan, dan siapa saja yang di berangkatkan"
"Untuk apa, bukankah didalam laporan cukup jelas?" Hena mulai memprotes apa yang di perintahkan.
Sifa menatap Hena sejenak, lalu membuka satu berkas yang membuat Hena mengerutkan kening karena merasa tak pernah memberikan berkas itu sebelumnya.
"Ada pemborosan yang luar biasa, kau selalu ikut agenda keluar kota, biaya akomodasi dengan pesawat eksklusif bahkan VVIP beberapa kali, kau pikir uang perusahaan itu milikmu?"
Deg
Hena langsung terdiam, menunduk bingung apa yang harus dia katakan.
"Satu lagi, ada beberapa kali perjalanan atas nama Hansyah Praditya, bisa jelaskan perjalanan untuk apa?, kenapa aku tidak pernah tau?" Tanya Sifa lagi.
Kini bukan hanya Hans, tapi Hena juga kelimpungan akan pertanyaan sang Direktur perusahaan.
"Maaf, hanya perjalanan untuk menyelesaikan masalah kecil perusahaan, terkadang pihak kita diminta bertemu langsung" jawab Hans.
"Oh jadi begitu, masih bisa diterima jika memang karena keharusan demi perusahaan, tapi yang aku dengar perjalanan mu bukan hanya untuk itu, dan semua ditanggung oleh perusahaan juga"
"Itu fitnah, tidak mungkin aku melakukan hal itu, pak Rusman juga tau soal itu"
"Okey, berikan juga rincian perjalanan mu selama aku sudah memimpin disini, sebelumnya aku anggap bukan urusanku, apa kau mengerti Nona Hena?"
"Iya, baiklah" Hena tak bisa berbuat apa-apa, mau tidak mau harus menyerahkan yang diminta secepatnya.
Hans dan Hena keluar dengan wajah yang nampak rumit, dan Sifa sudah bisa menduga apa yang sudah terjadi, otak encernya tentu tak akan membiarkan mereka begitu saja, secara rahasia menempatkan orang-orang kepercayaannya disekitar ranah kerja mereka.
Sementara itu, Sifa mendapatkan sebuah pesan, dimana wanita yang ditargetkan sudah dikeluarkan dari perusahaan, ada senyuman tipis, lalu segera memanggil pak Rusman.
"Iya Bu Direktur, apa ada hal penting?" Rusman memang orang yang bermuka dua, bisa berubah begitu manis kapan saja, tak punya harga diri sama sekali, sungguh Sifa terkadang di buat muak dengan sikapnya, tapi apa boleh buat, keberadaannya masih di butuhkan saat ini.
"Ada rencana perombakan posisi di perusahaan, yang kemungkinan akan menggeser banyak orang"
"Maksudnya?" Rusman terkejut dan khawatir.
"Ada bukti penyelewengan dana, lumayan banyak, dilakukan oleh orang-orang yang ada di posisi penting perusahaan "
"Apa?, benarkah, maksud anda siapa?" Tanya Rusman lagi.
"Siapkan saja rapat darurat hari ini, sebentar lagi semua akan tau, atau mungkin anda sebenarnya juga sudah tau sebelumnya?" Sifa menatap Rusman yang nampak terkejut dengan pertanyaan nya.
"Oh, ti tidak, saya tidak tau apa-apa, sungguh" Rusman menjawab dengan wajah cemasnya.
Sifa hanya tersenyum, lalu memerintahkan pak Rusman agar segera menyiapkan rapat darurat dalam waktu 30 menit semua harus siap berada di ruang rapat.
Cukup singkat waktu di gunakan, dan kini semua sudah duduk dengan wajah serius menyambut kedatangan Sifa yang berjalan menuju kursi kebesarannya.
"Baiklah, segera kita mulai, Nona Hena, silahkan di bacakan semua pengeluaran keuangan yang sebelumnya saya minta"
Hena terkesiap, terlihat sekali jika ada sesuatu yang tidak beres, dan dengan keringat dingin akhirnya membacakan laporan keuangan yang diminta, disana nampak sekali Rusman terkejut, begitu juga Hans dan yang lainnya, secara tidak langsung apa yang di bacakan Hena menyeret Rusman dan Hans dalam penggunaan dana perusahaan yang tidak sesuai.
Tak menyangka sama sekali, semua bisa terungkap dengan jelas, dan banyak pegawai lain yang ikut dalam rapat terkejut di buatnya, tak menyangka jika ternyata orang-orang besar dalam perusahaan justru yang terlibat penyelewengan dana hingga mengakibatkan kerugian yang signifikan.
"Ini tidak bisa di biarkan, harus ada sangsi berat sesuai dengan prosedur" salah satu petinggi perusahaan mengungkapkan pendapatnya.
"Tentu saja, bagaimana pak Rusman?" Tanya Sifa.
Rusman gugup, tak bisa menghindar lagi, apalagi membela diri, hingga dirinya hanya bisa mengangguk.
"Okey, seperti peraturan yang sudah ada sebelumya, terpaksa saya akan melakukan perombakan" ucap Sifa.
Hans memejamkan mata sejenak, hatinya sudah tak tenang sama sekali, begitu juga dengan Hena yang masih menunduk diam.
Jangan lupa nih Ayo Komennya mana?, jangan lupa LIKE, VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.
Bersambung.
kyknya hrs memunculkan pesaing biar mereka sadar akan perasaannya..