Di nikahi karena hamil anak sang majikan tidak menjamin membuat hidup Kanaya Bahagia. Ia justru semakin menderita dari sebelumnya.
Belum seberapa lama ia menikah, Kanaya harus kembali menelan pil pahit ketika suaminya dengan tega menikah lagi dengan wanita yang di cintainya.
Sakit, lahir dan batin Kanaya rasakan saat Aditya sang suami lebih mengutamakan istri mudanya di bandingkan dirinya.
Terlebih, sebuah fitnah yang datang dari ibu mertua dan madunya membuat Kanaya di usir dalam keadaan hamil muda.
Terpaksa Kanaya Harus merawat anaknya seorang diri dengan penuh ketulusan. Hingga beberapa tahun setelahnya Kanaya bertemu dengan seorang pria Duda beranak dua yang mampu menerima dirinya apa adanya.
Akankah Kanaya bahagia dengan Pria tersebut? Atau Justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Happy Birthday
Waktu terus berjalan. Hari berganti bulan, bulanpun berganti tahun, Begitulah bumi yang berputar pada porosnya.
Tidak terasa sudah bertahun-tahun Kanaya tinggal dan hidup bersama Pak Yanto dan bu Ningsih. Bersama Sang putra tunggal yang kini usianya akan hampir tujuh tahun.
Semenjak sang putra lahir ke dunia, Kanaya berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Wanita itu bahkan mampu melupakan rasa sakit yang pernah seseorang torehkan untuknya.
Menjadi single mom bukanlah hal mudah, Setelah kelahiran Alvaro, Kanaya cukup minder. Bagaimana tidak? Setiap ia pergi imunisasi, rata-rata semua wanita di antar oleh suaminya. Hanya dirinya saja yang selalu pergi bersama Bu Ningsih. Jujur mengingat itu, Hati Kanaya sakit. setiap sang putra memejamkan mata. Kanaya selalu menatapnya lekat, Meminta maaf karena sudah Menjauhkan putranya dengan sang ayah kandung.
Kanaya bahkan mengatakan jika sang ayah pergi bekerja jauh dan mungkin tidak akan kembali. Awalnya Alvaro terus saja bertanya, Tapi semakin besar anak itu, Alvaro semakin mengerti apa yang selalu Bundanya katakan.
Tidak mudah menjadi seorang Kanaya, Disaat sekolah mengadakan Hari Ayah, Hanya Alvaro lah yang selalu di dampingi ibunya bukan ayahnya. Namun apakah Alvaro sedih dan mengeluh? Tidak. Bocah itu tidak pernah mengeluh sedikit pun. Jika di tanya, Alvaro selalu menjawab.
Aku memang tidak punya ayah, Tapi aku punya ibu yang hebat yang bisa berperan sebagai ayah sekaligus..
Sungguh, Kanaya sangat bangga kepada putranya itu. Selain itu, Alvaro juga adalah anak yang sangat pintar dalam melakukan hal apapun. Sering kali bocah itu mendapatkan rangking dalam setiap mata pelajarannya. Nyatanya Alvaro memang terlahir dengan otak yang sudah cerdas, Maklum karena memang gen dari Ayahnya adalah orang pintar semua, apalagi Tuan Wira.
Mengingat pria paruh baya itu. Tuan Wira masih tetap sama, Ia berpegang teguh atas janjinya dulu. Bahwa Pria itu sangat jarang berkunjung menemui cucunya. Tuan Wira tidak mau ada seseorang yang mengetahui keberadaan cucu semata wayangnya. Justru itu, Tuan Wira datang jika ada sesuatu pekerjaan yang harus di urus di luar kota maupun luar negeri. Barulah Tuan Wira mengambil kesempatan untuk dirinya menemui Kanaya dan sang cucu tersayang. Alvaro pun cukup dekat Sang opa, Bahkan bocah itu tampak girang ketika ayah dari Ayahnya tersebut membawa mainan.
Kanaya pun cukup bersyukur, Walaupun ayah kandungnya tidak dapat melindungi putranya, tapi masih ada kakek nya yang baik hati. Dan kanaya sangat bahagia untuk itu. Bahagia karena sudah bisa menjadi ibu sekaligus ayah untuk putranya.
Jika Kanaya sudah hidup dengan kebahagiaan nya yang sekarang. Lain halnya dengan Aditya sendiri. Penyesalan yang pernah pria itu rasakan, nyatanya bertahan hingga sekarang.
Terkadang pria itu lebih suka menyendiri di dalam ruangannya. Merenungi dan selalu tenggelam dengan rasa bersalahnya terhadap Kanaya. Andai saat itu ia bersabar, Pasti Sekarang pria itu sangat bahagia. Bahagia, bisa hidup bersama Kanaya dan juga anaknya.
Lalu, apakah Aditya bahagia? Jawabannya adalah tidak. Pria itu telah menjadi banyak diam sekarang. Sangat jauh berbeda dengan Aditya yang dulu, yang begitu ramah. Bagaimana Aditya bisa bahagia, Keberadaan Kanaya saja ia tidak tau. Hanya satu keinginannya, yaitu bertemu dengan Kanaya, meminta maaf pada wanita itu dan juga putranya.
Sementara hidup Aline sendiri. Semenjak Kecelakaan yang menimpanya, Aline tidak kunjung hamil kembali. Bahkan dokter menvonis Aline tidak akan bisa hamil dan memiliki keturunan lagi. Wanita itupun juga semakin terabaikan.
Hidup sebagai istri Aditya, nyatanya tidak membuat Wanita itu puas. Andai Aditya tidak kaya, sudah pasti Aline tinggalkan pria itu dan memilih pria lain. Tapi yang Aline butuhkan hanya status. Status sebagai istri Aditya membuat Aline begitu berkuasa Dirumah maupun di perusahaan. Aline ibarat istri Figuran, atau lebihnya istri di atas kertas. Aditya tidak pernah peduli padanya, karena bagi Aditya yang penting ia sudah menafkahi istrinya itu. Aditya datang jika pria itu hanya butuh kepuasan Batinnya saja.
Sementara hubungan nya dengan mayang, Aline berhubungan cukup baik dengan mayang. Walau terkadang wanita itu kerap kali membuat Aline naik darah karena terus mengatakan ia ingin cucu.
.
.
.
Kini Alvaro tengah berjalan kaki setelah pulang dari sekolahnya. Bocah kelas dua SD itu berjalan bersama para teman-teman nya. Salah satunya adalah seorang bocah perempuan bernama Alea.
"Da... Alea.. sampai jumpa ya..." Alvaro melambaikan tangannya pada bocah perempuan itu. Bocah TK berusia empat tahun yang sering menjadi temannya bermain.
"Da.. Semoga kak Al besok ulang pagi lagi bial ulang baleng Aku lagi...."Ucap bocah cadel tersebut.
"Hehe iya deh kalo besok guru kaka rapat lagi, kita pulang bareng lagi..."Ucap Alvaro terkekeh.
"Sayang Udah yuk.. kita pulang.."Ajak wanita cantik nan kalem, ibu Alea.
"Iya Ma..."Bocah empat tahun itu masih menoleh ke arah Alvaro yang masih berdiri menatapnya.
Setelah Alea sampai dan masuk ke dalam rumahnya Alvaro berniat masuk ke dalam rumahnya sendiri namun, Mata bocah itu berbinar tatkala melihat sebuah mobil mewah terparkir di halaman rumahnya.
Bocah berusia hampir tujuh tahun itu segera berlari dan membuka pintu.
"Happy Birthday....."Sambutan yang meriah kini menyambut Alvaro yang baru pulang dari sekolahnya. Mata Bocah itu berbinar, Ada sang bunda, Kakek dan nenek nya. jangan lupa sang opa juga hadir disana.
Alvaro terlihat sangat bahagia. Selalu seperti ini setiap tahunnya tidak ada pesta yang meriah ketika hari kelahiran itu tiba.
Seperti ini saja, Alvaro sudah sangat senang. Bocah yang hari ini genap tujuh tahun itu mendekat. Kanaya dan yang lainnya menyanyikan lagu ulang tahun untuk Alvaro.
Setelah selesai bernyanyi. Alvaro mulai meniup lilinnya. Bocah itu juga memotong kue lalu menyuapi sang bunda untuk suapan pertama.
"Makasih sayang..."Kanaya memeluk putranya dengan erat tidak lupa kecupan di daratkan wanita itu kepada wajah sang putra.
"Bunda sayang sama Al...
"Alvaro juga sayang sama bunda.. Ilove bunda..."Alvaro memeluk Kanaya dengan sangat erat. Tuan Wira pun ikut berkaca-kaca menyaksikan interaksi keduanya.
"Andai kamu tidak melakukan kesalahan Aditya.. mungkin saat ini kau juga ada disini dan ikut bahagia....
Visual Alvaro Winanda.
.
.
.
TBC