Zona Kpop, aktor korea, yang gak suka silahkan skip, daripada meninggalkan jejak hate!
"Aku akan membuat mu lepas dari cengkraman ibu tiri mu, dengan satu syarat."
"Apa syarat nya?"
"Kau harus menjadi partner ranjang ku,"
Azzendra Grew Nicholas, pria muda berusia 29 tahun seorang CEO yang menjebak seorang gadis untuk menjadi partner ranjang nya.
Wenthrisca Liu atau akrab di sapa Ica, terpaksa menerima penawaran gila Zen demi bisa bebas dari jeratan ibu tiri nya.
Bagaiamana kisah mereka selanjutnya? simak disini.
Karya real hanya ada di Noveltoon/Mangatoon, selebih nya Fake/plagiat, happy reading❤️
Edit cover by KINOSANN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Ica melongo begitu masuk ke dalam kamar Zen, kamar yang luas bahkan lebih luas dari kamar yang selama ini dia tempati di lantai bawah.
"Kenapa?"
"Apa gak takut tidur di kamar seluas ini sendirian?" Tanya Ica, membuat Zen terbahak.
"Kau kan tidur disini bersama ku mulai malam ini, By." Jawab Zen setelah menyelesaikan tawa nya.
"Ahh ya, aku lupa. Bahkan kamar di bawah sudah terlalu luas untuk ku, apalagi ini luas nya dua kali lipat dari kamar di bawah."
"Sudahlah, ayo cepat mandi. Aku sudah tak tahan." Celetuk Zen, membuat Ica kesusahan menelan ludah nya.
"A-aku.."
"Kau ingin mundur dari kesepakatan? Tidak bisa, kau tidak bisa mundur lagi." Ucap Zen tegas.
"Beri aku waktu, aku hanya belum siap." Ica menundukan kepala nya dalam,
"Lalu kapan? Aku sudah menyelesaikan masalah mu dengan cepat, lalu kau terus mengundur waktu untuk melakukan tugas mu?" Tanya Zen, membuat Ica mendongakan kepala nya.
"B-bukan begitu D-addy, aku belum siap menyerahkan kesucian ku secepat ini." Ica nampak gugup, sesekali dia meremat jari nya.
"Terserah kau saja, pergi dari kamar ku." Usir Zen,
"M-maksudnya apa?"
"Pergi ke kamar mu sendiri dan jangan temui aku." Tegas Zen.
"T-tapi salah ku apa?"
"Masih bertanya salah mu dimana? Karena kau tak bisa menepati janji mu, jadi untuk apa? lebih baik kau pergi."
"Baiklah, terimakasih sudah menolong ku." Ica pergi ke luar kamar Zen dengan langkah pelan.
Sedangkan Zen, dia mendudukan tubuh nya di sofa. Mata nya terpejam dengan kepala yang menengadah menatap langit-langit kamar nya.
"Kenapa aku bisa bersikap seperti ini pada gadis itu? Kenapa aku selalu lepas kendali jika berdekatan dengan nya? Tak mungkin aku jatuh cinta secepat ini kan?" Gumam Zen.
Sudah lama dia tak merasakan perasaan aneh yang membuat hati nya berdebar tak karuan, tapi saat bersama Ica? Dia kembali merasakan nya, bahkan jantung nya selalu berdetak kencang jika melihat gadis itu tersenyum.
"Bodohh Zen, kenapa kau mengusir gadis itu?" Zen meremat rambut nya dan pergi keluar kamar dengan berlari.
Dia panik mencari keberadaan gadis itu, dia membuka pintu kamar yang biasa nya gadis itu tempati, tapi kosong.
"Nyari apa den?" Tanya Bi Arin, sedari tadi dia keheranan melihat tuan muda yang sedang mencari sesuatu hingga membuat nya kalang kabut, seperti kehilangan sesuatu.
"Bibi lihat Ica?"
"Enggak Den, bukan nya tadi sama Aden di kamar atas?"
"Iya dia pergi keluar, tapi aku cari di kamar nya gak ada." Jawab Zen panik. Tentu nya dia takkan mungkin bisa kehilangan gadis yang mampu membuat hati nya berdebar itu.
"Bibi gak lihat lagi setelah masuk bersama Aden."
"Haisshh, kemana gadis itu pergi?" Gerutu Zen, lalu pergi meninggalkan Bi Arin dengan perasaan penasaran nya. Sebenarnya ada hubungan apa antara tuan muda dan gadis itu?
...
"Selamat sore tuan muda.." Sapa anak buah yang berjaga di luar.
"Kalian melihat gadis ku?"
"Gadis yang mana tuan?" Tanya mereka kompak.
"Yang sedari tadi bersama ku, dia cantik, putih hanya pendek."
"Tadi dia pergi keluar gerbang tuan."
"Kenapa tak kalian cegah? Sialan, cepat cari dia sekarang juga. Jangan kembali sebelum menemukan Ica ku!" Perintah Zen, mereka mengangguk dan segera melaksanakan perintah sang tuan muda, keburu dia marah. Pasti akan sangat menakutkan jika pria itu marah.
...
Ica berjalan tanpa arah di sisi jalan, dia tak punya tujuan sekarang. Kalau kembali ke rumah peninggalan ayah nya pun dia malu, karena rumah itu secara tidak langsung sudah milik Zen.
"Dasar pria egois.." Umpat Ica, dia menendang kerikil dan tak sengaja mengenai kepala seorang preman yang sedang memalak warga.
"Heii, berani sekali kau.." Teriak preman berkepala plontos itu, membuat Ica ketakutan dan segera berlari menjauh dari preman itu.
"Maaf, saya tak sengaja."
Tapi preman itu tentu nya tak terima dengan perbuatan Ica yang meski tak sengaja. Dia mengejar gadis itu hingga membuat Ica berlari puntang panting menghindari preman itu.
"Tolong..." Teriak Ica, hari sudah hampir malam. Tapi dia malah di kejar preman, memang dia salah tapi kan tak sengaja.
Lagi-lagi kejadian yang sama terulang, kalau waktu itu dia di selamatkan oleh Zen, tapi sekarang dia tak bisa berharap kalau pria itu akan datang menolong nya lagi, pria itu sendiri yang mengusir nya.
"Semoga saja ada keajaiban, pahlawan yang menyelamatkan aku." batin Ica sambil terus berlari, dia memejamkan mata nya sejenak berharap pahlawan nya datang.
Bukk..
Ica menabrak tubuh seseorang hingga membuat nya hampir terjungkal kalau saja tangan pria itu tak cepat meraih tangan nya.
Ica membuka mata nya, dia terbelalak saat melihat sosok tinggi tegap yang sudah di tabrak sekaligus menyelamatkan nya dari terhempas ke trotoar.
Pria itu menarik tangan Ica dan segera mendekap tubuh mungil gadis itu dengan erat.
"Kenapa pergi, By?" Tanya Zen, ya pria itu adalah Zen. Dia sedang mencari ica dengan mobil nya, tapi dia malah melihat gadis itu berlari terbirit-birit dan beberapa orang preman yang juga berlari di belakang nya.
Dengan cepat Zen bisa menyimpulkan kalau Gadis nya sedang dalam masalah, dia turun dari mobil nya, berharap gadis itu sadar dengan kehadiran nya. Tapi gadis itu malah menabrak nya, untung saja Zen refleks menahan tangan gadis nya.
Zen masih memeluk gadis nya, mengusap puncak kepala sang gadis dengan perasaan yang tak karuan.
"Kenapa kamu pergi By?"
"Bukan kah kau sendiri yang mengusirku? Aku hanya melakukan apa yang kau perintahkan." Jawab Ica.
"Aku tak bermaksud mengusir mu dari rumah ku, aku hanya meminta mu keluar dari kamar ku dan pergi ke kamar mu, bukan dari rumah ku By." Zen menjelaskan ucapan nya yang sudah di salah artikan oleh Ica.
Ica tercengang mendengar penjelasan Zen, itu artinya dia sudah salah paham terhadap pria itu?
"Heii kau.." Ica terhenyak mendengar teriakan di belakang nya.
"Berikan wanita itu, biar kami beri dia pelajaran."
"Takkan ku biarkan siapapun menyentuh gadis ku." Balas Zen, wajah nya memerah menandakan dia sedang marah saat ini.
"Hajar mereka." Perintah Zen, membuat anak buah nya segera menyerang beberapa preman berbadan gembul itu.
"Tak perlu D-addy, aku yang salah."
"Mereka ingin menyakiti mu, aku tak bisa membiarkan itu terjadi By." Jawab Zen, dia mengeratkan pelukan nya di tubuh Ica.
...
🌷🌷🌷
Dasar Zen, dia sendiri yang ngusir Ica ehh dia sendiri juga yang kelabakan nyariin🤭 ada-ada aja kelakuan mu Zen, untung ganteng🤣
Emg mo di gagahi waktu M?