Visual Cast bisa cek Tiktok @rn_story94
Sequel dari kisahnya Ayyura dan Aydeen ...
Sebelum membaca Kisah Zayn dan Zayna, lebih baik baca kisah kedua orang tuanya dulu ya, TAKDIR CINTA AYYURA_AYDEEN ..
Sebuah takdir yang tidak bisa di ubah dan selalu sesuai dengan ketentuan porsinya.
Zayn sudah menikah dengan Assyifa selama 3 tahun tapi belum diberikan seorang anak, malah harus terjerat dengan seorang gadis cantik yang berbeda kepercayaan dan keyakinan dengannya. Dia harus menikahi perempuan lain yakni, mahasiswinya sendiri. Hanya karena sebuah kesalahan yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
Sedangkan sang adik, Zayna seorang Dokter cantik dan ambisius. Ia harus dijodohkan dengan pria yang tidak pernah ia inginkan dan impikan sebelumnya. Pria itu adalah Zidan, pria yang selalu bertemu dengan banyak bahaya diluar sana, dan kerap kali menjadi pasiennya Zayna di UGD.
Yang penasaran sama kisahnya silahkan mampir readers, dijamin lebih seru dan penuh emosi dari kisah orang tuanya ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dokter Kandungan?
10 hari kemudian ...
Hari ini Agatha sudah diperbolehkan untuk pulang, operasi pada pembekakan di otaknya berjalan dengan lancar tanpa hambatan sesuai feelingnya putri satu-satunya Ayyura itu, Zayna.
Dia benar-benar menepati janjinya pada Agatha, Zayna lah yang membantu, dan mengurus semua kebutuhan Agatha selama dirumah sakit. Dia selalu menemani gadis itu selama 10 hari dirinya dirawat, Zayna juga terlihat begitu perhatian dan menyayangi Agatha layaknya saudara perempuannya sendiri.
Zayn juga sesekali datang untuk menjenguk dan memantau kondisi mahasiswinya itu. Zayn tentu tidak lepas tangan begitu saja, mau bagaimanapun ia menjadi tanggung jawabnya. Sebab Zayn lah yang mengantarnya kerumah sakit berapa waktu lalu.
Di Indonesia Agatha hanya memiliki dua teman baik, Sephia adik tingkatnya di kampus, yang sama-sama terbang dari Swiss ke Jakarta hanya untuk kuliah. Dan satu lagi mantan pacar kakaknya yaitu Zidan, kalian pasti bertanya-tanya bukan? Bagaimana bisa Zidan mengenal sosok Agatha, jawabannya karena Zidan adalah mantan pacar kakaknya yakni, Aurora.
"Bagaimana keadaanmu pagi ini"? tanya Zayna yang baru saja datang menjenguknya.
"Sudah baikan Dokter, kepala saya juga udah terasa agak enteng dari sebelumnya. Tapi". Agatha berhenti sebentar, dia sedikit ragu mengatakannya.
"Tapi apa? katakanlah dengan jelas, agar kita bisa menganalisis lebih lanjut kesehatanmu". cicit Zayna.
"Begini, ada sebagian memory yang Aku tidak ingat sebelumnya, tiba-tiba melintas di dalam pikiranku". jawab Agatha dengan nada yang cukup serius.
"Memory? apa sebelumnya Kamu pernah amnesia"? sentak Zayna dengan suara sedikit bergetar.
"Amnesia? maksud Dokter lupa ingatan begitu"?
Zayna mengangguk, dan menggenggam lembut kedua tangan Agatha, memberi sedikit keyakinan.
"Aku tidak ingat Dokter, tentang penyakitku ini saja Aku tidak pernah tahu. Apakah dulu Aku pernah melakukan operasi besar pada otakku, seperti yang dikatakan oleh Dokter Andika dan Dokter Zayna".
"Apakah kedua orang tuamu tidak pernah bercerita atau menjelaskan kondisimu sebelumnya"?
Agatha menggeleng, kedua orang tuanya memang tidak pernah bercerita apapun mengenai kondisi tubuhnya itu dari kecil. Yang ia tahu tubuhnya itu baik-baik saja dan sangat sehat selama ini.
"Kenapa Aku udah kayak detektif ya curigaan gini". gumam Zayna dalam hati.
"Assalammualaikum". ucap dua orang pria dibalik pintu kamar rawat itu, mereka juga ingin melihat perkembangan kondisi Agatha saat ini.
"Waalaikumsalam, Abang". sahut Zayna saat melihat Zayn, namun pandangannya terhenti kala melihat pria dibelakang kakaknya. Pria yang sudah sepuluh hari ini tidak pernah ia temui, setelah dirinya diobati berapa waktu lalu karena menyelamatkan Zayna.
"Kamu sudah datang dik"? tanya Zayn pada adiknya.
"Iya, Zayna shift pagi mulai hari ini". jawab Zayna.
"Zidan". seru Agatha tersenyum manis padanya.
"Kamu datang bersama pak Zayn"? tanya Agatha menatap satu-persatu kedua pria itu.
"Hmm, kita gak sengaja ketemu diluar tadi".
"Oh iya, bagaimana keadaanmu? maaf baru sempat menjengukmu, sudah satu minggu ini Aku dinas diluar kota". jawabnya sembari melirik Zayna, seolah penjelasannya itu bukan hanya untuk Agatha saja, melainkan untuk gadis cantik berhijab didepannya.
"Aku tidak tanya pun". cibir Agatha sengaja.
"Ya, barangkali Kau penasaran, kenapa Aku baru datang hari ini menjengukmu". jawab Zidan pelan.
"Aku tidak pernah penasaran kok, lagian kita udah lama gak ketemu, jadi biasa aja". tukas Agatha.
Ccckkk ... Zidan berdecak kesal menatap tajam pada gadis yang masih terbaring tersebut.
"Awas aja .. dia buat Aku tengsin aja sih, tunggu aja kalau sampai dia perlu bantuan nanti, Aku juga akan pura-pura gak kenal nantinya". umpatnya dalam hati.
Agatha tersenyum kecil, merasa puas telah berhasil menggoda Zidan didepan Zayna. Dia cukup tahu maksud penjelasan Zidan barusan bukan untuknya, melainkan untuk Dokter cantik dihadapannya itu.
Sebelum keadaan semakin canggung, Zayna segera menghampiri Zidan, untuk membicarakan sesuatu yang cukup serius. Dia tidak bisa menahannya lagi, dia harus jujur mengenai semua yang ia ketahui itu.
"Ahh iya .. Sebentar lagi Dokter Andika akan kemari. Hmm, Aku izin pamit dulu ya. Aku masih ada urusan sama Bang Zayn, Kamu gak papa kan Aku tinggal"? sela Zayna kembali menatap Agatha.
Agatha melirik sebentar kearah Zidan, seperti biasa ia selalu bersikap dingin dan acuh pada siapapun.
"Hmm .. silahkan Dokter, lagi pula disini udah ada Zidan yang menemani Aku". jawabnya lembut.
"Siapa yang mau nemenin? emang kita saling kenal? Gak ya, bentar lagi Aku mau kekantor". ketus Zidan.
Zayna berusaha menahan senyumnya, tingkah pria tampan didepannya ini sungguh menggemaskan.
Arrggghh ...
"Kau". pekik Zidan sakit sekaligus kaget.
Zidan meringis saat merasakan perih diperutnya akibat cubitan kecil dari Agatha.
"Sakit tau"! sentak Zidan menatap sinis Agatha.
"Habisnya Kamu sih dari kemarin gak balas pesan dan telponku, Aku itu gak ada yang kenal disini selain Kamu dan Aurora". Gadis itu langsung duduk disisi tempat tidurnya, setelah Zayn dan Zayna pergi dari ruangan yang sudah ia tempati selama disana.
"Kan tadi Aku udah jelasin, kalau Aku sedang diluar kota selama seminggu ini". jelas Zidan lembut.
"Hmm, Aku gak enak banget sama Dokter Zayna". ucapnya sembari menunduk.
"Apakah dia memperlakukanmu dengan baik"?
"Sangat baik Zidan, padahal Aku hanya orang asing dan pasien yang baru ia temui akhir-akhir ini".
"Tapi kebaikan dan perhatiannya melebihi seorang keluarga, dia benar-benar wanita yang sangat baik".
"Apakah orang tuamu tahu tentang kondisimu ini"? tanya Zidan mengalihkan pembicaraan.
Agatha menggeleng, dan menatap lekat Zidan.
"Please don't tell Daddy and Mommy". lirih Agatha.
"Why? what is the reason"? tanya Zidan pelan.
Agatha hanya diam, tidak menjawab apapun lagi. Dia tidak perlu menceritakan pada siapapun, tentang masalah yang sedang terjadi, antara dirinya dan kedua orang tuanya itu. Cukup dirinya saja yang tahu dan memendam semuanya sendirian, dia tidak ingin dikasihani serta dianggap lemah oleh orang lain.
*
*
*
Di kediaman Addison, Malika sedang mengunjungi sang adik yang kebetulan hanya sendirian dirumah. Ada hal yang ingin ia bahas dengan adiknya itu, selama sepuluh hari ini dia tidak bisa tidur dengan tenang, selalu memikirkan hal yang ia lihat waktu itu.
"Ada apa Kak? kenapa wajah kakak seperti menahan sesuatu, apa yang sebenarnya terjadi ceritakanlah". ucap Ayyura dengan nada khawatir.
"Apa setelah kakak cerita ini, Kamu akan percaya sepenuhnya pada kakak"? tanya Malika hati-hati.
"Kok Kak Lika ngomongnya gitu, Aku selalu percaya padamu Kak. Jadi kumohon katakanlah". cicit Yura.
"Aku hanya takut, Kamu akan mengiraku berbohong nantinya dik. Karena yang akan kuceritakan ini".
"Kak, sedikitpun Aku tidak pernah meragukanmu". sela Ayyura dengan tegas.
"10 hari yang lalu, Aku bertemu dengan menantumu dirumah sakitnya Alana". balas Malika pelan.
"Rumah sakit? Syifa sedang sakit"? sentak Yura.
Malika menggeleng cepat, lalu kembali bercerita.
"Syifa pergi ke poli Obgyn, menemui Dokter Khinara". timpal Malika lagi.
"Poli Obgyn? Berarti Dokter Kandungan"? tanya Yura dengan sorot mata berbinar.
Lika mengangguk, dan sedikit ragu melanjutkannya.
"Tapi dia kesana, bukan untuk memeriksakan kandungannya dik". ujar Malika tegas.
Ayyura menyipitkan matanya, dan kembali menatap sang kakak seolah menuntut jawaban yang jelas.
"Dia ingin program bayi tabung". imbuhnya lagi.
"Bayi tabung? untuk apa"? teriak Ayyura tanpa sadar.
Dia benar-benar kecewa dengan menantunya itu, kalau sampai dia memilih untuk bayi tabung sebagai alasan ingin segera punya anak. Pasalnya keluarga Addison tidak pernah mempermasalahkannya, hanya saja yang mereka sayangkan ialah, Syifa tidak pernah mau membaur dengan keluarga mereka.
Untuk masalah keturunan, tentu Ayyura dan Aydeen tidak terlalu menuntut untuk segera punya cucu. Karena mereka percaya dengan takdir dari Allah, mereka pikir anak bukanlah masalah yang besar. Selagi kita selalu berdoa dan ber ikhtiar insya allah, Allah akan menjawab doa-doa kita suatu saat nanti.
Menurut ajaran yang dipegang teguh oleh Abinya, program bayi tabung adalah haram apalagi tanpa sepertujuan dari kepala keluarga melainkan suami. Sedangkan Zayn tidak tahu menahu akan hal ini. Hingga membuat Malika merasa anak laki-lakinya, tidak dihargai sama sekali oleh istrinya sendiri.
kayaknya lebih seru dari kisah Aydeen dan Ayyura