Ketika semua hanya bisa di selesai dengan uang. Yang membuat ia melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan uang, juga termasuk menju*l tubuhnya sendiri.
Tidak mudah menjadi seorang ibu tunggal. di tengah kerasnya sebuah kehidupan yang semakin padat akan ekonomi yang semakin meningkat.
Ketika terkuaknya kebenaran jati diri putrinya. apakah semua akan baik-baik saja? atau mungkin akan bertambah buruk?
Ikuti kisahnya dalam. Ranjang Penyelesaian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keceplosan
Tak terasa hari berlalu sudah 3 hari Asya hidup di rumah mewah suami baru bundanya.
"Mas, hari ini aku mau pamit ke rumah sakit. Aku sudah atur pertemuan dengan dokter yang akan membuat kemoterapi pada Asya," pamit Aulia pada Dave.
"Den, ada teman-teman Den di bawah."
Belum sempat Dave menjawab Aulia. Tiba-tiba datang pelayan membawa kabar kalau kedua teman-teman Dave berada di bawah.
Pasti itu Vegam dan Zavian. Siapa lagi sahabat-sahabat Dave kalau bukan mereka.
Setiap akhir pekan. Vegam dan Zavian sering berkunjung ke rumah Dave, mengajak pria itu pergi gym.
"Sebentar lagi saya turun."
"Baik, Den."
"Kau cuma pergi berdua dengan Asya?"
Dave bertanya sembari memperhatikan wajah cantik istrinya yang sudah berapa hari ini berhasil menarik perhatian Dave dari Lusia.
"Iya, dengan siapa lagi?"
"Aku akan mangantar kalian,"
"Tidak, teman-teman kamu ada di bawa. Aku pergi berdua Asya saja, mas,"
Tolak Aulia tidak ingin merepotkan Dave. Apalagi kedua teman-temannya sudah berada di lantai bawah.
Tanpa mereka berdua sadari. Ternyata ada Lusia di luar mendengar pembicaraan Dave dengan Aulia. Jelas berhasil membuat Lusia panas dingin.
Dasar perempuan pelakor kegatelan tidak tahu malu! Bisa-bisanya dia berani ingin merebut perhatian dari ku! Batin Lusia.
Mendengar Dave dan Aulia mau keluar kamar. Lusia terburu-buru masuk ke dalam kamar.
"Kalian berdua sudah lama?" Tanya Dave menghampiri Zavian dan Vegam yang duduk di sofa menunggunya di lantai bawa.
"Dari 3 jam yang lalu kami sudah menunggumu di sini. Kau terlalu menikmati kebersamaan mu dengan istri muda mu. Sampai-sampai kau tidak ingat dengan kita," sindir Zavian.
Dave melirik Vegam yang terlihat tenang menikmati rokoknya. Vegam seperti tidak terusik dengan sindiran Zavian.
"Enak ya punya istri dua, bosan satu, satu lagi." Tambah Zavian tersenyum terus menyindir Dave.
"Kalau mau tahu. Menikah saja dulu." Jawab Dave.
"Itu dia permasalahannya. Tidak ada yang tertarik denganku, apa lagi dengan si psikopat gila itu. Jelas tidak ada yang tertarik dengannya setelah pasca membunuh calon istrinya sendiri di hari pernikahannya waktu." ucap Zavian keceplosan menunjuk Vegam.
Syuhhh
Tak!
Glek
Zavian menelan saliva saat sebilah pisau mendarat tepat di sisi perutnya, sedikit meleset saja sudah tertanam di perut Zavian.
Glek!
Kembali menelan saliva yang terasa seperti batu kerikil menusuk tenggorokannya melihat tatapan dingin mematikan dari Vegam.
"Kau bercanda kelewatan." Tegur Dave.
"Aku tidak sengaja. Aku keceplosan." Ujar Zavian pelan mengusap keringat dari dahinya.
Zavian memang terkenal dengan sikapnya yang terlalu kepo dan paling heboh saat berkumpul bersama Vegam dan Dave.
Tak jarang dia juga sering keceplosan yang membuat Vegam dan Dave kesal.
Namun, Dave dan Zavian tahu, kalau Vegam paling tidak suka ada yang mengungkit masa lalunya.
Kenangan mengerikan saat Vegam membunuh calon istrinya tepat di hari pernikahannya waktu itu.
"Arghhhhhhhhh!" Teriakkan seorang wanita mencairkan suasana tegang yang terjadi di ruang keluarga.
"Lusia." Kaget Dave berlari cepat ke lantai atas.
Zavian tak mau ketinggalan ikut berlari menuju ke lantai dua untuk melihat apa yang terjadi.
Sementara Vegam hanya diam di bawah masih menikmati rokoknya.
"Lusia!" Dave segera menghampiri Lusia yang terjatuh dari kursi roda dengan luka cakar di wajahnya.
Sementara, ada Aulia di sana berdiri menatap Lusia dengan pandangan datar.
"Apa yang baru saja kau lakukan pada Lusia, Aulia!" Bentak Dave menatap marah Aulia.