Hanin, gadis yatim piatu tak berpendidikan tiba-tiba di jodohkan dengan seorang Pria mapan. Awal nya semua mengira calon Hanin adalah Pria miskin. Namun siapa sangka, mereka adalah orang kaya.
Hanin begitu di sayang oleh mertua dan juga ipar nya.
Tidak ada siapa pun yang boleh menyakiti Hanin. Tanpa mereka sadari, Hanin menyimpan rahasia di masa lalu nya.
Yang penasaran, cus langsung meluncur. Baca nya jangan di loncat ya. Nanti Author ya nggak semangat nulis.
Selamat membaca, ☺️☺️☺️☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Hanin, kenapa Hanin bisa di tinggal sama Ayah dan Ibu. Bukan nya mereka sayang Hanin?" Tanya Oma nya..
Hanin pun terdiam. Ia tidak mengatakan apapun lagi. Lama Oma dan juga Abian menunggu Hanin bicara.
Hingga tiba-tiba saja nafas nya Hanin seperti sulit untuk dikendalikan. Hanin tidak bisa bernafas dengan baik.
" Tante, Tante. Ada api di mobil Ayah dan Ibu. Cepat tolong mereka Tante. Tolong Ayah dan Ibu Hanin. Mereka ada di dalam mobil itu."
Hanin berteriak dan seperti ketakutan. Keringat membanjiri seluruh tubuh nya. Tubuh Hanin juga bergetar hebat.
Entah apa yang saat ini ia lihat. Sehingga ia bisa beraksi seperti itu.
" Hanin, Ayah dan Ibu tidak ada di dalam mobil yang terbakar itu. Coba lihat lebih jelas. Hanin harus bisa melawan rasa takut Hanin. Ya nak."
Oma nya Hanin yakin sekali jika anak nya tidak meninggal terbakar. Mobil orang tua Hanin hancur dan masuk ke jurang.
Lalu, dari mana Hanin bisa yakin jika orang tua nya meninggal karena terbakar. Benar-benar sungguh hal yang aneh.
Lagi, Hanin terdiam. Seperti nya ingatan demi ingatan yang di miliki oleh Hanin, masih acak-acakan.
Ia masih mencari potongan demi potongan ingatan masa lalu yang sudah hilang dan pergi.
Aaaaaaaaghhhhhh
Tiba-tiba saja Hanin berteriak ketakutan. Ia menangis dalam dan terus saja berteriak. Abian ingin mencoba mendekat tapi dilarang oleh Oma nya.
Abian tidak tega saat melihat istrinya menjadi seperti itu. Tangan dan kaki nya sudah tegang. Urat-urat sampai terlihat.
"Kenapa kalian pu-kul Ayah Hanin? Ayah Hanin baik. Ayah Hanin dokter yang suka nolong orang. Ibu. Jangan bawa pergi Ibu Hanin. Jangan. Tolong.... Tolong....."
Tubuh Hanin langsung menggelepar karena ia menangis dengan suara yang keras. Saat itu, di umur nya yang masih sangat kecil, ia merasakan hal itu.
Ia melihat semua nya. Dan hal itu lah yang memicu trauma di dalam diri nya.
" Hanin, bangun lah. Oma di sini ada untuk Hanin. Sudah waktu nya bangun sayang. Oma sayang Hanin." Ucap Oma nya yang berusaha untuk membangunkan Hanin.
Akan tetapi, Hanin masih terlihat tidak baik-baik saja. Abian yang melihat hal itu langsung mendekat dan memegang tangan istri nya.
"Hanin, ayo pulang ke rumah. Sekarang Hanin istri Abang. Tidak perlu takut apapun lagi." bisik Abian di telinga Hanin saat itu.
Dan saat itu juga mata Hanin langsung terbuka dan ia menatap Abian lama. Mata jernih itu, di penuhi air mata.
Abi langsung mengambil tisu dan membersihkan air mata yang membasahi pipi istri nya itu.
" Hanin, kamu dengar Oma?"
"Iya Oma. Hanin kenapa? Kok baju Hanin basah?"
"Kamu nggak apa-apa kok sayang. Sekarang gimana keadaan kamu?"
"Hanin baik-baik saja kok Oma. Lihat ni. Hanin sehat aja ni." Ucap Hanin sambil memperlihatkan keadaan nya.
"Baiklah kalau begitu. Ayo kita keluar. Seperti nya sebentar lagi akan magrib. Menginap lah di sini malam ini. Oma mohon pada kalian berdua."
"Tapi, Bang Abi gimana?"
"Boleh kok Oma. Kami akan menginap di sini malam ini." Ucap Abian yang langsung setuju.
Mereka pun shalat magrib berjamaah di rumah Oma nya Hanin. Opa belum pulang dan masih berada di rumah sakit.
Dan seperti nya, beliau tidak akan pulang malam itu. Ada sesuatu yang harus beliau urus, sehubungan dengan di temukan nya Om nya Hanin.
Sampai saat ini, Hanin belum diberitahu. Kondisi Om nya pun masih kritis walaupun sudah di operasi.
"Bagaimana keadaan Hanin sekarang? Apa ada keluhan?" Tanya Oma saat mereka sedang berbincang santai.
"Hanin biasa aja Oma. Sama seperti hari-hari sebelumnya." Ucap Hanin sambil memakan beberapa potongan puding.
Abian sejak tadi hanya diam dan mengamati tingkah laku istrinya. Walaupun Hanin polos dan tidak berpendidikan, tapi ia begitu sopan. Makan nya pun pelan.
"Hanin, apa Hanin kenal dengan saudara laki-laki nya Tante Hanin? Kalau tidak salah, dia adalah orang yang paling di takuti di desa."
Oma nya Hanin pun menanyakan hal itu pada Hanin. Beliau penasaran. Apa reaksi Hanin saat mengetahui tentang Pria itu.
"Hanin kenal. Tapi, nggak pernah berjumpa secara langsung. Hanin nggak pernah tahu siapa namanya."
"Apa dia ja-hat?"
"Iya. Dia ja-hat. Orang-orang di desa sering di rugikan. Apalagi yang tidak bisa membayar hutang. Hanin pun hampir dijual saat itu."
"Di jual? Kapan itu?"
"Hmm,, kapan ya. Hanin lupa. Kayak nya pas Hanin kecil deh. Soalnya udah lama kejadian nya."
"Kejadian pas Hanin kecil, Hanin udah ingat?" Tanya Oma yang sedikit terkejut dengan perkataan Hanin.
"Eh iya. Kok bisa ya Hanin tiba-tiba ingat. Mungkin karena tadi Oma menyebut nama nya. Maka nya Hanin jadi ingat sama beliau itu."
Oma dan Abian saling menatap satu sama lain. Entah Hanin kali ini benar-benar ingat atau pun memang potongan memori di masa lalu nya sudah kembali perlahan-lahan.
" Apa dia sering main ke rumah Hanin? "
" Sering. Karena Tante akan panggil dia ke rumah kalau Om mau bawa Hanin pergi."
"Apa Om Hanin ada rencana seperti itu?"
"Ada. Pas Hanin... Hmmm,, Hanin..."
Tiba-tiba saja Hanin terdiam. Lalu..
Ia pun berteriak.
"Api,, Api,, Api,, tolong ada Api..."
ya allah ngakak bener deh masa iya si kancil kek motor pink.. ada2 aja
dan yg terjatuh td kok bisa... kk klo di daerah q mah motor yg bising itu buat ngarit namanya motor grandong.. karna udh di protolin
kok jd segetunya ya allah kasihan rahmat