NovelToon NovelToon
The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Fantasi Wanita
Popularitas:419
Nilai: 5
Nama Author: Carmellia Amoreia

Seorang wanita bernama Nairiya yang saat ini berusia 23 tahun yang merupakan seorang pianis di acara pernikahan temannya itu tiba-tiba mendapatkan tugas dari bayangan malaikat untuk menyelamatkan temannya yang akan menikah itu.

Namun Nairiya malah terluka parah akibat menyelamatkan temannya itu, rupanya temannya itu lah yang memiliki niat jahat kepadanya.

Bayangan malaikat itu meminta Nairiya untuk mengembalikannya ke dalam pohon dan ternyata setelah kembali ke dalam pohon, seorang pria bernama Leonardo yang diduga adalah bayangan malaikat itu akhirnya sadar dari komanya dan mengingat semua kejadian itu.

Apakah bayangan itu akan meninggalkannya sendirian? Atau membantunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 27 - HIS EXISTENCE

Saat sudah sampai di rumahnya Ethelia, terlihat sebuah rumah yang di bagian halamannya dipenuhi oleh beberapa tanaman hias hijau dan sebuah kolam ikan kecil yang membuat halaman rumahnya itu terlihat semakin indah. Aku dan Leonardo pun berjalan mengikuti Ethelia dari belakang menuju rumahnya itu.

Terlihat adanya beberapa anak tangga kecil yang terbuat dari kayu tepat di depan pintu masuknya itu dan juga teras depan rumah yang lantainya terbuat dari kayu itu semakin membuat suasana rumahnya terasa sangat memiliki vibe alam yang kuat.

Kami pun akhirnya berjalan memasuki ke dalam rumahnya namun sebelum itu, kami melepaskan alas kaki kami terlebih dahulu tepat di luar rumahnya.

Saat berada di dalam rumahnya, kami dipersilakan untuk duduk terlebih dulu oleh Ethelia di sebuah sofa yang berwarna coklat muda yang terletak di ruang tamu depan pintu masuk itu.

Aku dan Leonardo pun duduk di sofa itu dengan posisi berdampingan. Aku pun melepaskan tas tentengku itu dan melihat ke arah sekitar sana, terlihat tepat di atas jendela rumah yang ada di depanku itu ada sebuah jam dinding yang terbuat dari kayu unik dengan dekorasi bebek lucu di atasnya.

Saat melihat kembali agak ke kiri, di samping kiri jendela itu ternyata masih terpajang sebuah foto kami saat masih bayi yang di mana itu di saat diriku belum diculik dulu.

Aku pun langsung tersenyum lebar setelah melihat sebuah foto yang terpajang tersebut, lalu tiba-tiba Ethelia berjalan menghampiri kami dengan membawa dua buah gelas berisi air minum dan meletakkannya di samping beberapa bungkus jajanan yang baru saja ia beli dari pedagang kaki lima yang ada di sana tadi tepat di atas meja yang terbuat dari kayu yang terletak di depan sofa yang sedang kami duduki itu.

Aku yang baru saja menyadari itu pun melihat ke arah Ethelia dan berterima kasih kepadanya, “Terima kasih banyak sayang” 

Ethelia pun hanya mengangguk mengiyakan saja lalu ia langsung duduk di sofa yang terletak di sebelah kiriku itu.

“Ah iya, sejak kapan kamu tinggal bersama Leonardo?” tanyaku kepada Ethelia yang baru saja duduk itu.

Ethelia pun menjawabku sambil menyilangkan kedua kakinya di atas sofa itu. “Sejak aku menemukannya di balkon lantai dua, entah kenapa di saat itu dia seperti orang yang kebingungan”

Aku pun bertanya kepadanya kembali, “Memangnya dia tidak punya rumah?”

Ethelia pun menoleh ke arahku dan mencoba menjelaskannya kepadaku, “Tidak punya katanya jadi aku langsung menawarkannya untuk tinggal sementara di rumahku ini”

“Owalah, Leonardo sudah bekerja kah?” tanyaku kembali kepadanya dengan rasa penasaran.

“Dia tentu aja belum, baru seminggu yang lalu aku menemukannya” jawab Ethelia sambil menegakkan posisi tubuhnya itu.

Setelah mendengar jawabannya itu, aku pun tiba-tiba teringat dengan Leonardo yang dalam keadaan buta berjalan sendiri ke arah toko pakaian itu lalu aku pun menanyakan hal ini langsung kepadanya, “Lalu kenapa tadi dia bisa berjalan sendiri ke depan toko pakaian itu?”

“Entahlah, tadi aku baru saja membeli beberapa jajanan dari pedagang kaki lima di sana terus dia udah jalan aja sendiri” jawab Ethelia dengan raut wajah yang kebingungan juga.

Mendengar hal itu, aku masih memiliki banyak pertanyaan di pikiranku terkait itu dan aku langsung bertanya kembali kepadanya, “Memangnya dia dari awal sudah buta begini kah?”

Ethelia pun menjawab aku kembali, “Iya sejak pertama kali bertemu, dia bilang dia tidak bisa melihat apa-apa lalu pas diperiksa ke dokter, didiagnosis buta”

“Oh pantes aja” jawabku dengan perasaan empati kepada Leonardo.

Ethelia lalu mengambil sebungkus jajanan yaitu lidi goreng dengan rasa balado dan menoleh ke arah kami lalu menyuruh kami juga untuk mencoba jajanan yang baru saja ia beli itu, “Oh iya, ini jajanannya yang tadi aku beli. Enak banget makaroni gorengnya, cobain deh”

“Oh iya, oke deh” jawabku sambil mengambil sebungkus makaroni goreng yang berwarna merah yang kupercaya memiliki rasa balado itu.

Aku pun membuka bungkus jajanan makaroni goreng itu lalu menawarkannya kepada Leonardo untuk ikut mencobanya juga. “Ini mau cobain gak?”

Leonardo pun langsung mengambil sebuah makaroni goreng itu dan memakannya. Setelah itu ia pun berkata, “Makaroninya enak, oh iya orang tua kamu mana lia?”

Ethelia pun menoleh ke arah Leonardo dan menjelaskan kepadanya, “Mereka lagi kerja, biasa pulangnya malam. Aku mau ngasih tahu mereka soal Nairiya tapi nanti malam aja deh, besok aku juga ada kelas latihan balet”

“Owalah oke kalau begitu, nanti juga tidak apa-apa” jawabku singkat.

Leonardo pun bercerita kepada kami sambil menatap ke arah aku dan Ethelia dengan tatapan yang serius, “Oh iya seingatku dulu dua tahun lalu, aku kerja jadi pemegang CEO di toko pakaian Rheyn itu tapi sekarang aku gak mau terikat dengan mereka lagi”

“Oh ternyata kamu anak orang kaya yang hilang” jawabku yang baru mengetahu hal itu.

Ethelia pun lanjut menjawab Leonardo dengan mukanya yang serius itu, “Kalau begitu kita harus mengembalikan kamu kepada mereka karena kita tidak bisa selamanya menampungmu di sini”

Leonardo dengan raut wajahnya yang tidak terima itu pun menjawabnya kembali, “Tapi aku dengan mereka punya konflik yang bahkan tidak ingin aku hadapi lagi”

Ethelia langsung menoleh ke arah Leonardo dan menjawabnya, “Mau bagaimana lagi, semua orang juga punya masalahnya masing-masing dan untuk kali ini kamu pasti bisa mengatasinya. Kita bakal bantu kok”

“Oh oke kalau begitu” jawab Leonardo dengan nada suara yang terdengar sedikit gelisah itu namun masih bisa tersenyum lebar kepada kami.

“Ya udah sekarang kita antar Leo pulang ke rumahnya dulu ya, biar nanti kalo ada masalah orang tuanya, kita langsung bilangin aja” kata Ethelia.

Aku dan Leonardo pun hanya mengangguk setuju lalu setelah itu kami bertiga langsung bergegas keluar rumahnya Ethelia dan berjalan menuju mobilnya untuk berangkat ke rumahnya Leonardo.

Setelah satu jam perjalanan, akhirnya kami sampai di depan rumahnya Leonardo yang memiliki tembok berwarna hijau muda dengan pagar berwarna coklat tua terbuat dari kayu dan juga memiliki tiga buah balkon cantik yang menandakan jika rumah ini memiliki empat lantai selain itu juga penampilan rumah itu memberikan suasana orang kaya yang sangat kuat, kami pun mengetuk pintu pagar rumah itu sambil memanggil orang di dalam rumah untuk membukanya.

Tak lama kami mengetuk pintu pagar tersebut, akhirnya seseorang keluar dari rumahnya dan berusaha membukakan pagar itu kepada kami.

Setelah pintu pagar rumah itu dibuka oleh seorang wanita yang mengenakan atasan kaos berwarna jingga muda dengan bawahan celana pendek selutut dengan corak abstrak dan menggunakan sandal jepit biasa yang berwarna merah tua dengan kondisi rambutnya yang masih acak-acakan, ia langsung menolak kedatangan kami dengan wajahnya yang galak itu berkata, “Kalian siapa? Kalau bukan orang rumah pergi saja!”

Aku pun langsung berbicara kepadanya dengan sabar dan nada bicara yang lembut, “Mohon maaf, kami ingin mengembalikan anak dari pemilik rumah ini”

Wanita itu pun menjawab kami dengan tegas dan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya, “Apa? Anak apa ya? Kita tidak ada anak di sini!”

“Ada apa Shavirry? Kenapa di luar ribut begini siang buta” tanya seorang wanita lainnya dengan nada yang santai dari dalam pintu masuk rumah.

Terdengar dari suaranya, wanita yang bertanya dari dalam rumah itu seperti beberapa tahun lebih tua dari wanita yang menolak kedatangan kami ini.

“Oh ini ce, ada orang tidak dikenal katanya mau balikin anak tapi kan kita gak punya anak sama sekali” jawab wanita yang kuyakini bernama Shavirry itu sambil menoleh ke arah sumber suara yang ada dari belakangnya.

Wanita itu pun berjalan keluar dari dalam rumahnya dengan santai dan menghampiri Shavirry lalu saat ia sudah berdiri di sebelah kanannya, ia pun bertanya kepadanya tanpa menoleh ke arah kami terlebih dulu, “Yang mana orangnya?”

“Yang ini nih, mereka bertiga datang bersama tadi” jawab Shavirry dengan wajahnya yang galak itu menatap dengan sinis sambil menunjuk ke arah kami bertiga.

1
Sinho
sedikit saran, tolong dikurangi kata 'itu' terlalu banyak dan aneh, semangat kak
Alpha Betha
Lanjutkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!