NovelToon NovelToon
Istri Kedua Mafia

Istri Kedua Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Persaingan Mafia
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ni R

Di paksa ikut ke salah satu club malam, Amara tidak tahu jika ia di jadikan barang taruhan oleh kakak tirinya di atas meja judi. Betapa hancurnya hati Amara karena gadis berusia dua puluh tiga tahun harus ikut bersama Sean, seorang mafia yang sudah memiliki istri.

Amara di jadikan istri kedua oleh Sean tanpa sepengetahuan Alena, istri pertama Sean. Tentu saja hal ini membuat Alena tidak terima bahkan wanita ini akan menyiksa Amara di saat Sean pergi.

Seiring berjalannya waktu, Sean lebih mencintai Amara dari pada Alena. Hingga suatu hari, ada rahasia yang terbongkar hingga membuat Sean menceraikan Alena dan membuat Amara menjadi istri satu-satunya kesayangan Sean.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24

"Ra....!!"

Sean mencubit kecil tangan istrinya.

"Jangan ganggu aku, aku mau tidur!"

"Jangan seperti itu lah, maafkan aku sekali ini saja." Ucap Sean berusaha merayu.

Amara tidak menjawab, ia malah menutup kepalanya dengan bantal.

"Sepertinya kau harus di hukum," ucap Sean mengancam.

"Kau yang salah kenapa aku yang harus di hukum?"

"Sayang....!!" Rengek Sean sambil memeluk istrinya dari belakang.

"Peluklah pekerjaan mu. Oh, aku sadar aku hanya istri di atas meja judi, seharusnya aku tidak meminta lebih." Ucap Amara sedikit menyinggung.

"Jangan bicara seperti itu, aku serius mencintaimu."

Amara tidak menjawab, membiarkan suaminya bicara sendiri sampai ia tertidur. Sean mengintip lalu membuang nafas kasar.

"Malah tidur jadi, sejak tadi aku bicara dengan siapa?"

Pria ini beranjak dari pembaringan, berdiri sambil berkacak pinggang melihat dinding yang bolong.

Mau tidak mau Sean menambal dinding tersebut seorang diri. Tidak mungkin ia menyuruh anak buahnya sementara sang istri sedang tidur.

"Tuan, ada Remon di perbatasan sedang menunggu anda." Ucap Daren tiba-tiba muncul di belakang Sean.

"Brengsek!" Umpat Sean. "Mengejutkan ku saja!"

"Maaf tuan," ucap Daren. "Bagaimana ini tuan? Dia menahan salah satu anak buah kita."

Sean membuang nafas kasar, pergi lagi pasti Amara akan semakin marah, tidak pergi pasti anak buahnya akan mati di tangan Remon.

"Baiklah, aku akan pergi." Kata Sean yang mau tidak mau harus pergi menemui Remon.

Bersama Daren, mereka pergi menembus kegelapan malam. Butuh waktu satu jam untuk sampai ke perbatasan. Remon tidak akan bisa masuk ke kawasan Sean mengingat jalan menuju ke mansion ada banyak cabang bahkan Alena yang sudah tiga tahun tinggal di tempat ini pun tidak bisa menghapal jalan keluar masuk mansion.

"Apa mau mu?" Tanya Sean.

"Aku akan melepaskan anak buah mu jika kau melepaskan Alena." Ucapnya membuat Sean tertawa.

"Aku tidak tertarik dengan penawaran mu," tolak Sean.

"Bajingan....manusia serakah!" Umpat Remon. Pria ini naik pitam lalu menyerang Sean.

Perkelahian tak dapat di hindari, dua orang melawan enam orang. Tidak seimbang tapi, Sean dan Daren berhasil melumpuhkan anak buah Remon.

Remon mengeluarkan belatinya, pria ini kembali menyerang Sean. Melihat Sean mati adalah impiannya, terus menyerang tapi, tetap saja ia kalah dengan Sean yang tak membawa senjata apa pun.

"Sampai kapan pun kau tidak akan bisa bersaing dengan ku, Remon." Ucap Sean dengan wajah dinginnya.

"Serakah, kau dan orang tua mu sama-sama serakah dan tidak tahu diri." Ucap Remon yang selalu mengandalkan perkataan seperti itu.

"Kedua orang tua kita hanya saudara tiri. Apa yang kau harapkan? Ayah mu hanya seorang anak dari wanita malam bahkan dia sendiri pun tidak tahu siapa ayah biologis dari ayahmu." Ujar Sean semakin memancing kemarahan Remon. "Seharusnya kau berterimakasih pada almarhum kakek ku yang sudah mengangkat derajat ayah mu dan nenek mu saat itu."

"Diam kau brengsek!" Sentak Remon yang masih terkapar di tanah.

Remon, pria ini sama sekali tidak mau mengakui masa lalu sang ayah dan neneknya.

Sean tidak peduli, pria ini pergi begitu saja. Bukan tak ingin membunuh Remon, hanya saja Sean masih mengingat bagaimana indahnya masa kecil mereka yang selalu bermain berdua.

Pukul dua dini hari, Sean sudah berada di mansion. Pria ini pergi mandi sebentar sebelum menyusul istrinya yang sudah tidur.

Tapi, saat Sean membuka pintu kamar mandi. Tiba-tiba saja Amara berdiri di depan pintu dengan ekspresi wajah menahan amarah.

"Aku tidak mengerti dengan pekerjaan mu. Hampir setiap malam kau pulang larut seperti ini. Kita sudah sepakat untuk saling mencintai tapi, kau sama sekali tidak pernah menghargai aku." Ucap Amara membuat kepala Sean bingung mencari jawaban.

"Sayang, hanya malam ini. Besok malam tidak akan pergi lagi." Jawab Sean merayu.

"Aku sudah bosan mendengar perkataan mu seperti itu. Tidur di kamar yang lain, aku tidak ingin melihat mu!"

Amara mendorong suaminya keluar dari kamar, Sean yang berusaha menjelaskan tapi, tetap saja Amara tak mau mendengarkan.

"Semua ini gara-gara Remon. Awas saja kau!" Ucap Sean yang geram.

Alhasil, mau tidak mau Sean tidur di kamar yang berada di lantai dua.

Malam telah berganti pagi, Sean tak berani menegur istrinya. Berbeda dengan Alena, Sean tidak pernah setakut ini sebelumnya pada seorang istri.

"Sayang, mau kemana?" Tanya Sean saat Amara beranjak dari meja makan.

Amara hanya melirik tanpa menjawab pertanyaan suaminya. Sean benar-benar di buat pusing dengan masalah rumah tangganya sekarang. Padahal selama ini ia tampak acuh tidak mau memikirkan urusan tangga.

"Kenapa dengan Amara?" Tanya Leon yang baru saja tiba.

"Semua gara-gara Remon." Kata Sean membuat Leon kebingungan.

"Apa hubungannya Amara dan Remon?"

"Remon mengajak ku bertemu hanya untuk membahas masalah tidak penting."

"Seharusnya kau meluangkan waktu untuk Amara. Dia berbeda dengan Alena yang masa bodoh jika kau pergi tidak pulang sekali pun."

"Sudah dua hari dia marah bahkan tidak ingin bicara pada ku. Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Istri sudah dua tapi, kau tidak memiliki pengalaman apa pun. Makanya, gak usah nikah!"

Leon ikutan kesal pada Sean yang bodohnya tidak ketulungan.

"Selain ke kantor, liburkan aktifitas mu malam hari selama satu bulan." Ujar Leon memberi saran.

"Tidak bisa seperti itu dong, jika ada masalah yang serius bagaimana?"

"Anak buah mu banyak, kenapa selalu kau yang ingin turun tangan?"

"Sudah kebiasaan ku!" Jawab Sean.

"Kalau begitu, biar aku saja yang menjadi suami Amara."

Sssssst......

Sean melempar buah apel ke arah Leon.

"Pergi sana!" usir Sean kemudian pria ini menyusul istrinya ke kamar.

Membuka pintu pelan-pelan, mengintip ternyata saat ini Amara sedang duduk di balkon kamarnya. Amara hanya melirik tanpa berniat menegur suaminya.

"Pemandangannya bagus ya," ucap Sean mencari topik pembicaraan. "Di danau itu ada sekitar tiga puluh buaya, entah kalau mereka sudah beranak pinak."

"Aku tidak tanya!" Sahut Amara.

"Pohon-pohon pinus itu peninggalan dari zaman kakek ku dari kakeknya lagi dan sekarang aku yang mengurus. Keluarga kaya kan?"

"Aku tidak tanya dan tidak ingin tahu!" Jawab Amara kemudian masuk ke dalam.

Sean berkacak pinggang, entah kenapa ia begitu bodoh mengahadapi sikap Amara sekarang.

"Ternyata perempuan asli kalau marah seperti ini," ucap Sean lalu menggelengkan kepalanya.

Pria ini ikut masuk ke dalam.

"Sayang, jangan marah dong." Bujuk Sean.

"Kita balik saja posisinya, aku pergi setiap malam setiap hari tapi, kau di rumah sendirian, tidur sendirian. Bagaimana?"

"Tergantung, kau pergi ke mana dulu?"

"Mencari suami baru!" Jawab Amara membuat telinga Sean panas mendengarnya. "Tidak apa hidup sederhana asal bahagia. Tidak seperti ini, harta berlimpah tapi, tidak punya waktu."

1
Ida Sriwidodo
Baru kali ini baca novel mafia ngakak mulu
Mafia somplak! 🤣🤣🤪🤪😅😅
Rizqi_Achmad
asik
umi istilatun
Luar biasa
umi istilatun
Buruk
Heri Setiawan
Luar biasa
seftiningseh@gmail.com
Hai kakak kaya kakak
baga bgt deh menurut aku

baca chat story aku judul nya takdir cinta emma sampai episode 3 aja sampai selesai
oke semngat kak
Heri Setiawan
Luar biasa
Ai Diah
dengan wajah polosnya Kou pintar sekali amara 👍
Tisaa
Anjassss pajang bantal katanya. Haha
Ai Diah
tuh kan bener🤣
Ai Diah
nanti ngacung dong pak pet sama daren yg di bawah sana dan bintitan lagi di bawah mata nya🤣🤣
Dina Aulianamulya
luar biasa baguss
Siti Saripah
Lumayan
Siti Maria
Luar biasa
Tining Revi
anak buah mafia ngintip bosnya yg lagi cocok tanam. keren
Yulia Hariyono
Luar biasa
Imam Rafva
wes sak karepmu thorr 🤣🤣🤣
Imam Rafva
dasar somplak Amara ini tp kereeen🤣🤣🤣🤣👍👍👍
Imam Rafva
amara is the best 👍👍👍🤣🤣🤣🤣
Imam Rafva
sampai nangis aku bacanya 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!