Bagas Pratama seorang pria lemah lembut serta penyayang.
Namun satu kejadian membuatnya berubah dalam sekejap saja, kecelakaan dua tahun lalu membuat dirinya menjadi pria dingin, kejam serta emosi.
Kecelakaan itu membuatnya dirinya menjadi lumpuh bahkan dia tidak ingin mendekat dengan siapapun, selama dia lumpuh dia hanya mengurung dirinya didalam kamar..
Dia tidak ingin bertemu siapapun, bahkan dia juga membenci wanita terkecuali Sang Ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membujuk
Satu bulan telah berlalu dari kejadian kemarin itu, dimana Sara telah menghubungi salah satu temannya yang kini menjadi Dokter di Luar Negeri.
Sara mencoba menghubunginya untuk merencanakan terapi kepada Bagas, dia berharap saat Bagas sembuh dan bisa berjalan kembali membalas semua perbuatan Lily.
Sara benar-benar sangat dendam sekali kepada Lily karena dialah penyebab hancurnya hidup Bagas.
" Erico, apakah kamu bisa menyembuhkan Bagas?"
" Tentu saja aku bisa Sara, tetapi apa kamu sudah berbicara kepada Bagas tentang masalah ini?"
Sara terdiam, dia memang belum ada sama sekali berbicara kepada Bagas tentang masalah terapi ini.
" Jangan bilang kamu belum berbicara dengan Bagas?"
" Aku memang belum berbicara kepada Bagas"
" Berbicaralah dulu, jangan sampai kamu memaksanya itu tidak akan baik untuk Bagas lebih tepatnya jika dia setuju itu akan sangat baik, jika kamu sudah berbicara kepada Bagas aku akan membuatkan jadwalnya untuk Bagas kapan dia bisa melakukan terapinya"
" Baiklah aku akan mencobanya untuk berbicara dengan Bagas, semoga saja dia mau"
Erico mengakhiri panggilannya, dimana Sara harus memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa membujuk Bagas untuk melakukan terapi itu.
Saat dia terdiam, dia teringat sesuatu bahwa sekarang Bagas lebih suka mendengarkan apapun yang dikatakan oleh Anna.
Kini Sara bangun dari duduknya dan keluar dari kamarnya untuk pergi mencari Anna, semoga saja Anna berhasil membuat Bagas mau melakukan terapi itu.
******
" Anna, Anna" panggil Sara dengan begitu buru-burunya
" Iya Nyonya, saya ada disini" jawab Anna yang sedang baru datang dari halaman belakang
Sara menghampiri Anna, untungnya saja Anna tidak bersama Bagas jadi lebih mudah untuknya berbicara.
" Dimana Bagas?" tanya Sara kepada Anna
" Oh tuan sedang ada dikamarnya, dia baru saja habis berkeliling dihalaman Mansion, apa Nyonya ingin berbicara dengan tuan?"
" Tidak, tidak" tolak Sara dengan cepatnya
" Lalu?"
" Saya ingin berbicara sesuatu kepadamu, inti tentang kesembuhannya Bagas"
Raut wajah Anna menjadi begitu senang sekali saat mendengar ucapannya Sara.
" Apa yang ingin Nyonya bicarakan?"
" Bagas apakah pernah membahas tentang ingin sembuh?"
Anna menganggukkan kepalanya.
" Pernah, dia bertanya kepada saya apakah dia bisa sembuh? Saya menjawabnya tentu saja bisa jika anda melakukan salah satu pengobatan seperti terapi"
" Lalu apa jawabannya Bagas?"
" Dia mengatakan ingin sekali melakukan terapi itu, tetapi dia tidak yakin bahwa dia bisa sembuh, namun saya kembali menyakinkan bahwa tuan bisa sembuh asalkan berusaha pasti hasilnya nanti memuaskan"
Sara sangat senang sekali mendengar jawabannya Anna, ternyata Anna sangat mendukung sekali tentang kesembuhan Bagas.
Dimana Sara memegang pundaknya Anna hal itu membuatnya sangat kebingungan sekali.
" Anna, bantu saya untuk membujuk Bagas melakukan terapi itu sepertinya akhir-akhir ini dia begitu sangat akrab denganmu apa lagi dia sepertinya juga begitu menurut apapun yang kamu katakan, jadi saya minta tolong kamu bujuk dia agar mau melakukan terapi itu"
Anna merasa sedikit tidak yakin, karena Bagas juga masih dalam keadaan yang begitu bimbang sekali.
" S-saya belum yakin tentang itu Nyonya, karena saya melihat Tuan Bagas masih dalam keadaan bimbang"
" Yakinlah Anna, saya percaya bahwa Bagas akan mau jika kamu yang berbicara"
Anna terdiam, dia juga ikut bingung dimana Sara mengandalkan dirinya namun dia belum yakin bahwa Bagas menyetujui kemauan Sara.
" B-baiklah Nyonya, nanti saya mencoba bicara kepada Tuan Bagas semoga saja dia tidak menolaknya"
Tanpa menjawab lagi Sara langsung memeluk Anna, dia begitu sangat senang sekali bahwa Anna ingin membantu dirinya.
Dia juga berharap bahwa Bagas tidak menolaknya tentang terapi itu.
******
Hari menjelang sore, dimana Anna sedang bersama Bagas dihalaman belakang Mansion mereka yang sedang menikmati angin sore serta beberapa cemilan yang dibuatkan oleh Anna.
Sekarang Bagas lebih suka buatan Anna dibandingkan Bibi Inah, tetapi untungnya saja Bibi Inah tidak pernah mengganggapnya serius malahan dia senang bahwa Bagas menyukai buatannya Anna.
Anna yang masih kepikiran tentang bagaimana dia harus mulai berbicara tentang siang tadi yang disuruh oleh Sara.
Anna duduk begitu gelisah sekali, Bagas yang sadar kini menoleh ke Anna dan bertanya.
" Ada apa denganmu Anna? Sepertinya ada sesuatu yang membuatmu sangat gelisah sekali"
Anna hanya memasang wajah cengengesannya karena diketahui oleh Bagas, dimana Anna mencoba menarik nafasnya untuk bertanya kepada Bagas.
" Tuan, yang tentang pagi tadi kita bahas apakah tuan tidak ingin melakukannya?" tanya Anna membuat Bagas mengerutkan keningnya
" Apa maksudmu?"
" I-itu yang tadi pagi kita bahas"
Bagas sedikit merasa bingung, karena Anna berbicara seperti orang ketakutan sekali tetapi untungnya saja Bagas ingat apa yang mereka bahas tadi pagi.
" Maksudmu tentang terapi penyembuhan kakiku?"
Anna langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat sekali, sekilas Bagas langsung tersenyum melihat tingkah Anna yang begitu lucu sekali.
" Entahlah, tapi apakah aku benar-benar bisa sembuh saat melakukan terapi?"
" Tentu saja tuan, jika anda terus berjuang maka pasti anda akan sembuh" jawab Anna dengan semangatnya sekali
Bagas hanya menghelankan nafasnya, lalu kini dia kembali menatap kearah Anna dengan sangat lekat sekali.
" Anna, jika nanti aku sembuh apakah kamu akan pergi?" tanya Bagas dengan nada seriusnya
Bukannya menjawab pertanyaan Anna namun dia malah menanyakan sesuatu yang membuat Anna sedikit kebingungan.
" S-sepertinya saya akan berhenti bekerja saat nanti tuan sembuh, perjanjian saya bersama Nyonya bukannya seperti itu? Jika tuan sembuh dan bisa kembali berjalan maka saya akan berhenti bekerja"
" Apa kamu tidak bisa tinggal saja atau tetap bekerja disini walaupun aku sudah sembuh?"
" S-saya tidak tau tuan itu tergantung dari Nyonya gimana kedepannya"
Bagas menghelankan nafasnya saja saat mendengar jawabannya Anna, sepertinya dia tidak rela sekali rasanya jika Anna pergi setelah dia sembuh.
Anna yang merasa penasaran kini dia mencoba bertanya kepada Bagas.
" Sebenarnya ada apa tuan? Mengapa anda tidak memperbolehkan saya pergi setelah anda sembuh?" tanya Anna kepada Bagas
Bagas hanya bisa tersenyum saja, lalu dia kembali menatap Anna.
" Aku akan memberikan jawabannya setelah aku sembuh nanti"
Betapa terkejutnya Anna mendengar jawabannya Bagas.
" J-jadi anda setuju tentang melakukan terapi itu?" tanya Anna dengan nada senangnya
" Iya aku setuju, aku akan mencoba melakukannya"
Karena sangking senangnya, tanpa disadari Anna langsung memeluk Bagas.
Dug!
Jantung Bagas berdebar dengan sangat kencang sekali, dia benar-benar tidak menyangka Anna akan memeluknya dnegan secara tiba-tiba.
Rasanya sangat berbeda sekali tidak seperti waktu itu, hal itu membuat Bagas sedikit merasa penasaran.
" Anna"
Seketika Anna langsung tersadarkan, dia melepaskan pelukannya dari Bagas.
" M-maafkan saya tuan, s-saya terlalu senang karena tuan ingin melakukan terapi itu" kata Anna dengan jujurnya
Bagas hanya bisa tertawa kecil saja melihat Anna yang begitu semangat sekali.
" Apa kamu begitu bahagianya jika aku sembuh?" tanya Bagas kepada Anna
" Tentu saja saya sangat bahagia jika anda sembuh tuan"
" Karena kamu akan pergi setelah aku sembuh makanya kamu begitu sangat bahagia ya Anna"
Anna langsung terdiam, dia merasa ada sesuatu yang aneh dibalik kata-kata Bagas itu tetapi dia mencoba menyembunyikannya.
Dimana Anna menatap wajah Bagas yang tersenyum terpaksa menatap kearah langit-langit itu.
Sesuatu yang dirasakan Anna untuk pertama kalinya terasa sangat aneh sekali.
" Aku berharap kamu tidak pergi Anna walaupun aku sudah sembuh nanti" kata Bagas sambil menatap kearah Anna
Anna benar-benar tidak tau apa maksudnya dari Bagas itu, dimana Bagas menatap Anna dengan wajahnya tersenyum.