Eca Permatasari janda ditinggal mati yang harus berjuang untuk meneruskan hidup tanpa suami tercinta.
Dikenalkan dengan Eldhin, pria muda yang mengalami nasib serupa ditinggal pasangan nya.
Namun Eldhin ditinggal karena kekasih nya menikah, membuat sifatnya menjadi dingin karena frustasi yang dia rasakan.
Disaat Eca sudah mencintai Eldhin, ada sebuah kejutan besar yang terjadi di kehidupan pernikahan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Kehadiran Aulia.
Sebelum Eca pergi ke kantor, dia lebih dulu mengantarkan Eldhin ke rumah nya, karena Eldhin sendiri tidak membawa mobil saat mereka pergi. Eca memandang wajah Eldhin ketika dia turun dari mobil, tanpa ekspresi berlebih Eldhin, dengan lugas Eca mengucapkan "Terima kasih" sebelum akhirnya dia meninggalkan Eldhin yang masih berdiri di depan rumah dengan wajah datar yang khas.
Eldhin masuk ke dalam rumah tanpa beban dan tanpa pikiran berlebih, padahal sebelum nya dia memikirkan tentang Eca setelah nenek nya membicarakan riwayat hidup nya.
Ada juga kejadian yang dimana mantan nya secara tiba-tiba menghina Eca miskin. Sialnya Eldhin tidak peduli dengan perkataan itu.
Dia puluh menit kemudian...
Setelah Eldhin mandi, dia pergi ke kamar untuk melakukan live streaming seperti biasa.
Durasi live hanya dua jam, hingga waktu sudah mau maghrib.
Saat itu Eldhin terasa lapar, bahkan nenek nya terus memanggil namanya dari ruang tamu.
Eldhin dengan gerakan lincah, langsung menghampiri Bu Siti.
"Iya nenek, maaf tadi habis live, kenapa?" Tanya Eldhin.
"Beliin nenek makan nak, apa saja terserah, pecel lele juga mau, nenek laper banget" Kata Bu Siti. Bagaimana tidak lapar, Eldhin datang ke rumah langsung mengurus dirinya sendiri dan melupakan nenek nya yang sedari tadi nungguin Eldhin pulang.
"Oke nek tunggu ya" Kata Eldhin langsung pergi ke kamar untuk mengambil jaket kulit, hanya saja bawah nya masih menggantung celana pendek jeans sebagai style dia akan keluar rumah. Setelah mengambil helm dan kunci motor, Eldhin pergi ke garasi untuk mengambil motor sport nya, lalu menjalankan motor itu dan pergi mencari makanan yang di inginkan oleh sang nenek.
Pecel lele yang dapat ditemukan di waktu petang hingga tengah malam akhirnya dapat Eldhin jumpai di dekat alun-alun kota. Eldhin memesan dua bungkus pecel lele dan paket ayam untuk dirinya makan.
Namun saat dia sudah duduk tenang dan menopang pelipis dengan kepalan tangan, netranya tak sengaja menangkap perawakan Aulia yang sedang menggendong anak kecil sambil mengemis-ngemis.
Mata Eldhin tiba-tiba membulat sempurna, melihat sang mantan yang mampu merubah sifat Eldhin menjadi dingin itu, tiba-tiba datang dalam keadaan sangat mengenaskan.
"Aulia??" Kata Eldhin singkat.
Aulia menoleh ke arah Eldhin, sampai akhir nya dia membuang wajah dan langsung pergi. Eldhin mengejar dari belakang untuk mencegah kepergian nya "Tunggu, mau kemana?" Tanyanya.
"Mau pulang" Jawab Aulia singkat, dia masih dalam keadaan kepala tertunduk dan sedikit ada nada bergumam darinya "Kamu masih ingat aku?" Suaranya emang kecil, tapi itu bisa ditangkap dengan baik di telinga Eldhin.
"Masih" Ucap Eldhin sambil melihat perawakan Aulia yang kucel, dekil dan tak terawat. Bahkan Eldhin yang sekarang masih menyimpan perasaan untuk dirinya itu merasa sangat prihatin.
"Anak kamu?" Tanya Eldhin menunjuk anak berumur dua tahun yang sedang di gendong Aulia.
"Iya" Jawab Aulia. Eldhin menghela nafas singkat, lalu membawa Aulia ke warung pecel lele itu.
"Pak maaf, saya tambah dua bungkus lagi, punten yang baru jangan pakai pedas ya" Kata Eldhin setelah kembali ke warung. Dia masih ingat kalau Aulia tidak suka pedas, tanpa bertele-tele Eldhin langsung pesan makanan untuk nya.
Aulia sampai menggeleng kepala melihat tingkah Eldhin yang begitu sangat baik sekarang, padahal dulu sudah dia khianati karena menuruti keinginan orang tua untuk menikah di usia muda. "Din, tapi maaf aku gak mau makan" Katanya.
Eldhin menoleh, lalu menatapi secara detail perawakan tubuh Aulia yang begitu sangat kurus dan benar-benar tidak terawat sama sekali. Eldhin tidak memperdulikan dia mau bicara apa, yang penting tugas Eldhin yang sekarang hanyalah memberi makanan sehat dan kenyang untuk Aulia dan buah hatinya.
Selain di pecel lele, Eldhin ingin membawa Aulia ke Indomaret untuk membeli susu dan cemilan lainnya. Tapi Aulia menolak ajakan dari Eldhin.
"Makanan ini saja sudah cukup, aku mau pulang" Kata Aulia dengan tangisan. Dan air mata itu langsung diseka oleh Eldhin.
"Pulang kemana?, saya anterin" Tanya Eldhin dengan tatapan dingin.
"Dibawah jembatan" Jawab Aulia. Eldhin menaikan satu alis lalu menarik nafas sekali, Eldhin kembali mencegah Aulia untuk tidak tinggal disana, tanpa obrolan lebih lanjut.
Dua puluh menit setelah makanan itu sudah matang dan sudah terbungkus rapih dengan plastik belanjaan.
Eldhin membawa Aulia ke motornya. Aulia tidak tahu mau seperti apa lagi dia harus menolak tawaran Eldhin. Perasaan Aulia sekarang benar-benar malu, jika ia bertemu dengannya
"Kamu jangan takut, saya gak ada niat jahat, saya hanya ingin memanusiakan manusia" Kata Eldhin dengan tatapan dingin. Satu ucapan dari Eldhin membuat Aulia menuruti keinginan nya.
Aulia naik ke atas motornya, bahkan Eldhin tidak ada rasa malu sama sekali membonceng wanita yang tidak enak dipandang sepanjang jalan pulang.
Sampainya dirumah.
Bu Siti tak henti-henti nya melongo saat Eldhin membawa mantan tunangan nya dulu.
"Din? Itu bukan nya Aulia ya" Tanya Bu Siti dengan rahang terbuka.
"Iya nek" Jawab Eldhin sekaligus berbicara lagi kepada neneknya "Nek, punten jagain Lia dulu" Katanya, Eldhin sendiri pergi lagi pakai motornya untuk ke distro pakaian.
Dia akan membeli beberapa baju untuk Aulia dan untuk anaknya yang masih kecil. Sedangkan Aulia disana sedang bercengkrama dengan Bu Siti dengan gelagat panik dan tidak enak hati.
"Kamu sekarang tinggal dimana nak?" Tanya Bu Siti dengan nada serak.
"Aku tidak ada tempat tinggal Bu, semenjak suami aku meninggal karena kecelakaan, aku di usir dari rumah mertua" Jawab Aulia.
"Inalillahi wa innailaihi rojiun" Kata Bu Siti dengan wajah mendadak bersedih. "Lalu beliau menangkap pergelangan tangan Aulia "Kalau kamu mau tinggal di rumah ini boleh kok Aul" Sambungnya.
Aulia menggeleng kepala "Aduh Bu, aku gak mau banyak ngerepotin, ini juga aku gak enak banget di bawa kesini sama Eldhin" Katanya.
"Ibu justru senang lihat kamu disini lagi, karena Eldhin sudah kembali tersenyum setelah dia lama tenggelam dari rasa depresi nya nak" Kata Bu Siti.
Aulia mengerut kening "Depresi kenapa ya Bu, maaf" Katanya. Aulia bingung dengan perkataan Bu Siti, depresi yang di maksud beliau adalah pasca ditinggal nikah oleh Aulia, Eldhin sering mengurung diri bahkan sangat sulit mencari wanita lain yang pas untuk menggantikan Aulia. Dan kini wanita yang membuat Eldhin depresi, telah hadir kembali di dalam hidup Eldhin.
"Setelah kamu menikah dengan orang lain, sifat dan karakter Eldhin berubah total yang tadinya bawel nya minta ampun sekarang jadi pendiam tidak banyak bicara nak" Jawab Bu Siti.