Tring
" Melalui pesan ini aku talak kamu. Mulai hari ini kita bukan lagi suami istri."
Dunia wanita 35 tahun itu seakan runtuh. Dia baru saja selesai melakukan operasi sulit pagi ini. Dan pesan yang berisi talak dari suaminya membuat wanita itu terhuyung.
" Kenapa, kenapa kamu ngelakuin ini ke aku."
Dia tentu bingung, selama 3 tahun menjalin pernikahan mereka terlihat baik-baik saja. Tidak pernah sekalipun berseteru.
Jadi, apa penyebab pesan talak itu sampai terjadi?
Apakah pernikahan wanita itu akan benar-benar hancur? Atau dia akan berusaha untuk mempertahankannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSMSC Chapter 17
" Phuaaah, duuh leherku kaku bener. Dua operasi berturut-turut, menyala kaki, mata dan tanganku."
Bruk
Bruk
Neel melepaskan masker dan jubah operasinya. Dia lalu membuangnya ke tempat sampah. Neel baru menyelesaikan operasi yang kedua. padahal ini baru jam 11 siang. Sebenarnya sudah dari dini hari dia berada di rumah sakit.
Semua itu karena dokter Sai sedang punya urusan mendesak jadi mau tidak mau dia lah yang menggantikan tugas dokter yang lebih senior darinya itu.
" Urusan hati emang selalu syulit," gumamnya pelan.
Neel berjalan menuju ke luar ruangan operasi. Jadi dalam ruang khusus operasi itu, terdapat beberapa kamar yang digunakan untuk mengoperasi pasien, lalu ada sebuah lorong menuju ke luar. Dan di saat menuju ke pintu luar, dia melihat seseorang yang sangat ia kenal.
" Neha, itu Neha kan. Ngapain dia na ... Neha!"
Neel berjalan dengan sedikit lebih cepat untuk menghampiri Neha. Ia kemudian berjongkok, untuk melihat apa yang terjadi pada temannya itu. Dan benar saja, Neha tengah menangis.
" Neha?"
" Neel."
Greb
Neha seketika itu juga memeluk Neel. Dalam kepala Neel mungkin saat ini Neha sedang bersedih karena tahu suaminya berselingkuh.
Wanita mana yang tidak sakit hatinya jika pria yang dicintai menduakan. Terlebih hubungan terlarang suaminya sudah begitu jauh hingga saling berbagi kehangatan di ranjang.
Meskipun Neel tidak tahu persis tentang itu, tapi pria yang keluar dari rumah wanita saat dini hari, terlebih mereka adalah pasangan selingkuh, mau melakukan apalagi kalau bukan seks. Tidak mungkin kan mereka main gundu atau kartu.
" Neel, hiks hiks hiks." Hanya nama Neel yang keluar dari bibir Neha disertai dengan isakan. Tidak ingin menarik perhatian lebih jauh lagi, Neel membawa ruangan yang biasa digunakan untuk dokter saat menjelaskan perihal proses operasi yang akan dilalukan kepada tim.
" Sekarang menangislah sepuas mu Neha. Nggak akan ada yang nglarang atau ngehalangi kamu. menangislah jika itu membuatmu lega. Luapkan aja, luapkan sepuas kamu. Lalu setelah ini bangkit dan berdirilah. Aku tahu kamu wanita yang kuat. Kamu bukan wanita yang lemah Neha."
Benar saja, Neha menangis sejadi-jadinya. Semua rasa sakit itu seolah ia ungkapkan. Kata-kata talak dari Dimitri, perselingkuhan Dimitri, dan bayangan Dimitri yang bercumbu dengan Nilam semakin membuat rasa sakit di hatinya.
Sekitar 30 menit Neha menangis tersedu. Setelah ia rasa cukup, ia pun berhenti. Neel memberikan segelas air mineral, Neha lalu meminumnya hingga air itu tandas.
" Sorry Neel, aku nangis nggak jelas kayak gini."
" It's oke, nggak masalah kok."
" Mas Dimitri selingkuh, dan dia nalak aku lewat chat."
" Bajingan brengsek!"
Dugh!
Neel memukul meja yang ada di depannya. Ia jelas tidak terkejut saat Neha mengatakan bahwa Dimitri selingkuh, Neel terkejut ketika Neha bicara tentang Dimitri yang menjatuhkan talak.
Bagiamana bisa pria itu menjatuhkan talak pada istrinya melalui sebuah pesan. Sungguh pria yang tidak memiliki otak dan hati nurani.
Namun mau dipikirkan berkali-kali pun tetap yang namanya pria berselingkuh, pastilah tidak punya otak dan hati. Jika dia punya otak dan hati, maka tidak lah mungkin bisa berbuat jahat seperti itu. Dia tidak mungkin mampu untuk memalingkan mata dan hatinya kepada wanita lain selain istrinya.
" Terus, sekarang gimana Neha? Apa yang mau kemu lakuin?"
" Entahlah Neel, tapi aku dan dia jelas udah nggak bisa lagi tinggal serumah. Malam ini aku tidur di sini aja. Aku juga nggak mungkin pulang ke rumah Papa dan Mama, aku belum siap ngomongin ini ke Mama Papa."
Neel tidak bisa banyak berkomentar. Sepenuhnya itu adalah urusan keluarga dan rumah tangga Neha. Sebagai teman dia hanya akan menampung cerita yang diungkapkan,memberi saran jika diminta dan membantu jika dimintai tolong. Ya seperti itu lah yang bisa Neel lakukan.
" Oke kalau itu yang kamu mau. Apa kamu mau pulang dulu buat ambil baju atau keperluan yang lain."
" Hmmm ya kayaknya gitu."
" Oke kalau gitu, aku bakalan nemenin kamu."
Keduanya sama-sama memastikan pasien masing-masing. Setelah itu mereka bersama untuk pergi ke rumah Neha. Karena situasi hati dan pikiran Neha sedang tidak baik, maka Neel memutuskan untuk dia yang mengemudi.
Sepanjang perjalanan Neha hanya diam sambil melihat ke luar jendela. Dia bahkan menurunkan kaca jendelanya agar angin bisa berhembus untuk menerpa wajahnya.
" Neha, apa mau muter-muter bentar?"
" Ehmm boleh, lagian urusan rs udah beres."
Neel menarik dua sudut bibirnya. Dia tersenyum simpul, Neha sudah tidak menangis lagi. Tapi Neel yakin hati wanita itu pasti hancur.
Mereka berputar-putar selama 3 jam lamanya. Setelah itu, Neha meminta Neel untuk pulang ke rumah. Neha berharap Dimitri sudah kembali ke kantor, atau paling tidak pergi. Intinya Neha sedang tidak mau bertemu Dimitri untuk saat ini.
Akan tetapi apa yang diinginkan Neha sama sekali tidak terwujud. Nyatanya saat ini di rumahnya itu masih ada Dimitri dan bahkan wanita itu pun ada.
Neha mengepalkan tangannya dengan erat. Ia tidak ingin pria dan wanita itu melihat air matanya. Rasanya dia akan jadi orang yang paling bodoh jika pasangan bejat itu melihatnya menangis.
" Ooh udah nggak sabar ya kamu Mas mau bawa jalangg kamu buat tinggal di rumah ini. Aah iya aku lupa, ini rumah mu kok ya, bukan rumah ku. Oke kalau gitu, aku akan pergi sekarang juga."
" Nggak Neha, please jangan tinggalin aku. Aku masih cinta sama kamu Neha. Dan chat tadi, bukan aku yang ngirim, itu dia!"
Degh!
Neha tentu terkejut. Kata talak yang ia terima tadi ternyata bukan dari Dimitri melainkan dari Nilam. Tapi Neha tidak serta merta percaya. Terlebih saat melihat Nilam yang begitu tenang saat ini.
Wanita itu terlihat tidak takut barang sedikitpun. Bahkan ketika Neha menatapnya dengan tajam, Nilam hanya bergeming sambil melipat kedua tangannya.
Sedangkan Neel, dia tentu memilih diam. Ia tak berhak ikut campur, tapi dirinya tetap berjaga kalau-kalau Dimitri sampai menyakiti Neha.
" Kalau nggak percaya, kamu bisa lihat cctv. Aku sama sekali nggak pegang handphone. Dan kita bisa sesuaikan waktunya. Semua itu Nilam yang kirim bukannya aku Neha. Sayang, aku beneran nggak mau cerai sama kamu."
" Oke anggaplah itu benar, terus mau kamu apa hmmm? Pernikahan kita tetep terus selingkuh juga tetep. Jangan gila kamu Mas. Ini orangtua ku belum tahu. Kalau mereka tahu, abis kamu Mas."
Degh!
Ketika Neha menyebut tentang orangtuanya, seketika Dimitri menciut. Dia tahu betul power keluarga Neha. Tapi lucunya dia tidak terpikirkan saat mulai main gila.
" A-aku akan memutuskan hubunganku dengan Nilam. Aku janji Neha."
" Haaah, udah ku kira bakal gini. Kayaknya kamu nggak ngerti ya Mas Dimitri. Bu Dokter, sekarang saya lagi hamil Bu. Saya hamil anaknya Mas Dimitri."
Doeeeeng
TBC