NovelToon NovelToon
Tempus Amoris

Tempus Amoris

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Uppa24

realita kehidupan seorang gadis yang dari kecil cacat akan kasih sayang yang sebenarnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uppa24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

musim ke 3 perkuliahan

Sebelum kalian membaca aku bakalan jelasin alur awalnya jadi ceritanya itu bakalan di mulai di episode ini dan juga waktu nya di majuin sekitar 3 tahun jadi ceritanya di episode 1 ini musim ke 3 perkuliahan artinya Aluna udah masuk semester 6

#Musim Ketiga Perkuliahan

Di sebuah kafe dengan suasana hangat, terlihat empat orang duduk di sebuah meja dekat jendela. Alunan musik lembut menjadi latar obrolan santai mereka. Yuri dan suaminya, Alendrox, bersama dua orang lainnya: Aluna dan seorang pria bernama Elvanzo.

"Kenalin, ini Aluna," ujar Alendrox sambil menatap Elvanzo dengan senyum tipis. "Dan, Aluna, ini Elvanzo. Kamu akan bekerja di bawah bimbingannya sebagai asistennya di klinik, khusus menangani bagian psikologi anak."

Aluna hanya tersenyum tipis sambil mengangguk. Elvanzo membalasnya dengan sopan, senyumnya pun tidak terlalu lebar.

"Oh iya, Vanzo," Yuri memulai, memecah keheningan, "menurutmu, kapan Aluna bisa mulai bekerja?" Ia tersenyum kecil, lalu menambahkan, "Ah, Mas Alendrox mungkin lupa bilang, ya? Aluna itu mahasiswa psikologi di Universitas Negara B!" Yuri berbicara dengan nada ringan, mencari topik untuk mencairkan suasana.

"Benarkah?" ujar Elvanzo, matanya sedikit menyipit tanda ketertarikan. "Kalau begitu, Aluna, sekarang kamu di semester berapa?" tanyanya, melirik Aluna yang duduk tanpa banyak ekspresi.

"Aku baru memasuki tahun ketiga," jawab Aluna singkat, kembali melempar senyum tipis ke arah Elvanzo.

"Hmm, begitu ya," gumam Elvanzo, lalu melanjutkan, "tapi aku tidak pernah melihatmu di fakultas sebelumnya."

Pertanyaan itu membuat Aluna terdiam sejenak. Alih-alih menjawab, ia malah mengalihkan tatapannya ke Yuri.

"Kak Yuri, aku ke toilet dulu, ya? Sebentar," ucap Aluna sambil berdiri.

Yuri mengangguk penuh pengertian. "Iya, silakan."

Setelah Aluna pergi, Yuri mencoba menjelaskan. "Maaf ya, Vanzo, soal sikapnya tadi. Aluna mungkin terlihat canggung karena dia baru kembali ke perkuliahan offline. Sejak awal semester tiga, dia mengambil kuliah full online. Tahun ini baru dia mulai kuliah tatap muka lagi."

"Oh, begitu." Elvanzo mengangguk pelan, lalu bertanya dengan nada ingin tahu. "Tapi, kenapa kalian mencarikannya pekerjaan di klinik? Apa alasannya?"

Yuri menoleh ke arah suaminya, seolah meminta persetujuan. Alendrox pun menjawab tenang, "Aluna adalah gadis yang mandiri. Dia tidak ingin membebani siapapun. Jadi, dia bekerja untuk membantu biaya hidup dan kuliahnya." Setelah itu, ia melirik lembut ke arah Yuri. "Istriku menganggap Aluna seperti adiknya sendiri, jadi kami ingin membantunya."

"Tolong perlakukan dia dengan baik, Vanzo," tambah Alendrox sambil tersenyum kecil.

"Baik," jawab Elvanzo. "Aku sebenarnya cuma penasaran. Sebagai dokter di klinik kalian, aku juga dosen di Fakultas Psikologi. Wajar jika aku bingung karena belum pernah melihatnya di kampus." Ia mengangkat cangkir kopinya, meminumnya perlahan.

Yuri tampak terkejut. "Tunggu, apa kamu bilang, suamiku? Vanzo itu dosennya Aluna?" tanyanya sambil melirik Alendrox.

Alendrox tertawa kecil. "Hehe, iya. Maaf aku lupa kasih tahu kamu."

Obrolan mereka berlanjut santai. Beberapa menit kemudian, Aluna kembali dari toilet. Yuri yang melihatnya segera menyapa.

"Ah, itu Aluna." Lalu, dengan suara lebih pelan, ia berbisik kepada suaminya, "Andai saja dia masih seperti dulu. Senyumnya bisa menerangi ruangan ini."

Alendrox meremas tangan Yuri dengan lembut. "Tunggu saja. Aluna pasti kembali ceria seperti dulu," ucapnya, berusaha menenangkan hati istrinya yang tampak murung.

Elvanzo yang mendengar bisikan itu tidak bisa menahan rasa penasaran. "Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya langsung.

"Ah, tidak ada apa-apa," Alendrox segera menutupi. "Istriku ini terlalu banyak menonton drama!" katanya sambil tersenyum.

"Hahaha, itu wajar. Apalagi kalau Yuri sedang mengandung," balas Elvanzo bercanda, mencoba meringankan suasana.

Aluna akhirnya tiba di meja. Dengan suara lembut ia berkata, "Maaf ya, Kak Yuri, dan semuanya. Apa aku terlalu lama?"

"Tidak kok," jawab Alendrox, lalu menambahkan, "Oh iya, Aluna. Kamu bisa mulai bekerja lusa, ya? Nanti bantu-bantu Vanzo di klinik."

"Baik, Kak Ale," jawab Aluna patuh. "Jadwal kuliahku sudah aku kirim ke WhatsApp Kak Ale. Jadi, bisa disesuaikan dengan jadwal kerja," tambahnya sopan.

"Itu tugas Vanzo, sebenarnya," seloroh Alendrox sambil melirik ke pria itu.

"Baiklah," jawab Aluna, lalu menoleh ke Elvanzo sambil tersenyum. "Mohon kerja samanya, Pak Elvanzo."

Elvanzo hanya mengangguk singkat, sembari tersenyum tipis ke arah gadis itu. Baru permulaan, tetapi dia mulai melihat sesuatu yang berbeda dari sosok Aluna.

1
Lilovely
Mangat thor/Applaud/
Anonymous
semangat
Anonymous
aku suka banget ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!