Cerita ini untuk fatcat dengan happy ending
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Gadis berkulit putih dengan muka imut dan senyuman manisnya membuang pandangannya ke arah jendela. Memandangi suasana malam di sepanjang jalanan. Dia tak ingin menatap sosok yang ada di sebelahnya, yang kini sedang menyetir mobil.
"Meyra" panggilnya, namun tak digubris.
"Meyra dengerin aku." tangannya diraih oleh seseorang yang akan menjadi tunangannya. Siapa lagi kalo bukan Gale.
"Gak usah pegang-pegang." Meyra melepaskan tangannya dari genggaman tangan Gale.
"Fine" Gale membiarkan tangan Meyra lepas dari genggamannya.
"Meyra aku suka banget sama kamu. Dari pertama kita ketemu, kamu udah berhasil menarik perhatian aku. Please kasih aku kesempatan buat buktiin perasaan aku ke kamu Meyra." pinta Gale dengan sarat nada penuh permohonan.
"Enteng banget kamu ngomong kayak gitu setelah kamu sakiti sahabatku. Setelah apa yang kamu lakuin, jangan harap aku bisa buka hati buat kamu sampai kapanpun itu." tolak Meyra dengan kata-kata yang menohok.
"Aku tau aku salah udah melukai hati sahabat kamu Sera. Aku minta maaf."
"Minta maaf sama Sera lah, yang kamu sakiti dia bukan aku." Gale mengangguk mengiyakan perintah dari Meyra.
"Oke, besok aku bakalan minta maaf ke Sera." Meyra hanya terdiam tanpa meresponnya. Coba saja tidak dirinya suruh, apa cowok itu akan meminta maaf pada Sera dengan kesadaran dirinya sendiri. Meyra rasa Gale tidak akan melakukannya.
Saat sampai di rumahnya, Meyra ingin segera turun dari mobil Gale dan masuk ke rumah. Namun sayangnya cowok itu menahan dirinya.
"Apa lagi sih ?" tanyanya dengan raut muka kesal.
"Good night. Besok aku jemput ya." tanpa aba-aba, Gale mencium punggung tangannya. Langsung saja Meyra menjauhkan tangan yang tadi dicium Gale, lalu mengusapnya berulangkali dengan menunjukkan ekspresi wajah seolah jijik.
"Apaan sih, lancang banget deh. Gak usah cium-cium dan gak usah jemput besok."
"Aku gak nerima penolakan" ucapnya sembari tersenyum, lalu menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Meyra.
"Dipikir aku bakalan mau, liat aja besok." gumam Meyra sembari memandang kesal ke arah mobil Gale yang mulai menjauh.
*
Dua manusia berbeda generasi sedang duduk di ruang keluarga. Keduanya sama-sama sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Satunya sibuk mengerjakan tugas kuliah, satunya lagi sibuk dengan tugas kantor.
"Kamu yakin tidak mau membuka identitas asli kamu yang sekarang pada publik ?" pria paruh baya bertanya pada pemuda didepannya.
"Tidak Dad, tidak untuk sekarang. Mungkin suatu hari nanti, disaat waktu yang tepat." pria yang dipanggil Dad tersebut menganggukkan kepalanya mengerti akan keputusan sang anak.
"Baiklah, Daddy tidak akan memaksa."
Suasana kembali hening, karena dua orang itu begitu fokus dengan kerjaannya masing-masing. Sampai setengah jam kemudian, si pemuda merentangkan tangannya ke atas dan menggeliatkan tubuhnya. Membuat pria paruh baya didepannya, menatap dirinya.
"Kamu gak tidur ? Belum selesai tugas kuliahnya ?" pemuda tersebut menggeleng.
"Sudah selesai kok Dad. Ini mau ke kamar, mau tidur."
"Ya sudah sana ke atas." suruhnya yang dibalas dengan anggukan.
"Iya Dad. Daddy juga jangan malem-malem banget ya tidurnya. Selamat malam."
"Oke Son, selamat malam." balasnya dengan senyuman tipis.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Meyra merebahkan dirinya di kasur queen size miliknya. Ia menghela nafas panjang, capek sekali rasanya. Tidak habis pikir dengan Gale. Cowok itu memang sudah merencanakan semuanya dari awal.
Dulu saat ada seseorang seperti Gale yang mendekati dirinya, dengan mudah sang Papa bisa membereskan hal tersebut. Tapi sekarang, rasanya susah karena kekuasaan orang tua Gale berada diatas Papanya. Hah, menjengkelkan.
Tangannya meraba mencari tas selempang miliknya. Setelah menemukan, lantas ia buka dan segera meraih benda persegi panjang yang canggih. Jari jemarinya lincah mengetikkan nama seseorang untuk dihubungi.
"Halo Sera" ya, siapa lagi yang akan dihubungi Meyra saat sedang gundah gulana begini kalo bukan sahabatnya, Sera
"Iya halo Mey, ada apa ?" Meyra agak ragu untuk mengatakannya, tapi lebih baik untuk memberitahunya sekarang kan daripada Sera nanti sampai tau dari orang lain. Hal tersebut malah akan membuat gadis itu tidak suka.
"Kamu bener Sera tentang Gale"
"Ya emang. Kalo lo sampe gak percaya sama apa yang gue bilang parah sih." ucap Sera dengan sedikit mendramatisir.
"Aku dijodohin Sera sama Gale" jujurnya pada Sera.
"What kok bisa ? Papa lo gak berusaha buat nolak gitu ?" Sera sedikit berteriak, dirinya merasa terkejut mendengar pernyataan Meyra barusan.
"Papa udah nolak perjodohan konyol itu, tapi Papanya Gale mengancam Papa aku dengan kekuasaannya. Sekarang aku gak tau harus gimana lagi Sera. Aku gak mau kalo sampe jadi sama cowok itu. Apalagi dia udah bikin kamu kecewa." adunya pada Sera, dengan suaranya yang terdengar sedih.
"Emang gila tuh cowok, sampe minta Papanya buat ngejodohin lo sama dia. Entar biar gue bilang sama Papa gue, siapa tau Papa punya solusi biar perjodohan itu batal. Tenang aja ya, gue juga gak rela kok kalo lo sama dia. Bukan karena gue masih ada rasa sama dia, tapi karena lo kebagusan buat cowok kayak dia." Meyra diseberang sana mengangguk senang, mendengar perkataan Sera yang akan mencoba untuk membantu dirinya.
"Makasih Sera. Sayang Sera banyak-banyak." Sera mendengus geli mendengar ucapan sahabatnya itu barusan.
"Iya Mey-mey bocil. Eh tapi, gue gak sayang lo gimana dong ?" tanya Sera yang berniat untuk menggoda Meyra.
"Sera . . . "
"Hahaha" Sera tak dapat lagi menahan tawanya.
*
Usai bertelepon dengan Sera, Meyra ingin menghubungi Nathan, akan tetapi lewat chat.
...Athan😚🖤...
^^^Athan^^^
^^^Athan^^^
^^^Sayang^^^
^^^Ups, keceplosan hehehe^^^
^^^Athan bales dong 🙁^^^
^^^Kamu udah tidur ya ?^^^
😳
Belum Meyra, ini baru aja mau tidur.
Ada apa ?
^^^Aku ganggu dong :(^^^
^^^Maaf^^^
Nggak kok gak ganggu
Jadi ada apa Meyra 😊
^^^Kamu bisa jemput aku gak besok ?^^^
^^^Aku pengen bareng kamu ke kampusnya^^^
^^^Boleh gak Athan ?^^^
Iya bisa Meyra
Boleh kok
^^^Makasih Athan, baik banget deh 😗^^^
^^^Kalo gitu good night ya Athan, sleep tight and nice dream 🖤^^^
Sleep tight and nice dream too Meyra ✨
"Yes, yes." ujar Meyra dengan riang gembira sambil mengangkat kedua tangannya ke atas. Tangannya melakukan gerakan memukul udara secara bergantian.
Sedangkan itu dilain tempat. Seorang pemuda tengah menggulingkan badannya yang ada di atas kasur, ke kanan dan ke kiri. Dirinya merasa salah tingkah sehabis dipanggil sayang oleh seseorang. Walau hanya lewat sebuah ketikan, tapi hal tersebut cukup mampu untuk menggetarkan hatinya.