Selena diusir dari rumah karena dia lebih memilih menjadi penulis novel online daripada mengurus perusahaan keluarganya. Kedua orang tuanya tidak setuju dia menulis novel karena hampir seluruh novel yang dia tulis adalah novel dewasa.
Dia kira hidupnya akan tenang setelah menyewa apartemen sendiri tapi ternyata tidak. Dia justru diganggu oleh komentar negatif secara terus menerus. Merasa jengkel, Selena melacak keberadaan pemilik komentar negatif itu dan ternyata berada di sebuah perusahaan film.
Selena berpura-pura menjadi cleaning service dan bekerja di perusahaan itu. Dia curiga pada Regan, CEO di perusahaan itu. Berniat mengganggu Regan tapi dia justru yang merasa kesal dengan tingkah Regan yang sangat menyebalkan.
Apakah memang Regan yang menulis komentar negatif di novel Selena?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1
"Euhmm, hentikan Pak! Saya mohon ...." Suara rintihan itu terdengar semakin keras di dalam ruangan sang CEO. Gea tidak bisa berkutik saat Leon menyentuh tubuhnya dengan jemarinya.
Leon mengangkat tubuh Gea hingga terduduk di atas meja kerjanya. Dia semakin mengintimidasi tubuh Gea hingga dokumen-dokumen di atas meja itu berjatuhan. "Kenapa kamu terus menghindariku, hem?" Leon mengendus leher Gea.
Gea menggigit bibir bawahnya sambil mendongak merasakan sapuan lembut dari bibir Leon di lehernya.
Leon membuka kancing kemeja Gea dan ciuman itu semakin turun.
"Hem, Pak Leon hanya menginginkan tubuh saya kan? Saya tidak pantas bersama Pak Leon."
Kalimat itu menghentikan gerakan Leon. Dia kembali menatap Gea dan mencium bibirnya lalu menggigitnya kecil agar berhenti berbicara. "Jangan bilang, kamu tidak pantas untukku."
"Tapi, saya hanya cleaning service di sini."
Leon masih menatap Gea dengan tajam meskipun Gea terus menghindari tatapannya. "Kamu pantas untukku karena aku cinta sama kamu, dan cinta itu tidak memandang kedudukan seseorang."
"Pak Leon ...." Gea kembali mendekatkan wajahnya dan memagut bibir yang telah menjadi candunya.
Leon menyingkap rok pendek Gea. Dia semakin berani menyentuh titik sensitif Gea. Suara Gea mengalun lembut di telinganya dan selalu membuatnya tidak tahan melakukannya.
Exit.
Selena melebarkan matanya saat layar microsoft word-nya tertutup karena tiba-tiba ada yang menekan tombol exit. Dia menoleh dan menatap mamanya yang sudah bersiap memarahinya.
"Mama, kenapa masuk ke kamarku tanpa ketuk pintu. Ih, aku lupa gak kunci pintu."
Selena adalah seorang penulis novel online. Dia melakukan pekerjaan itu sejak kuliah, berawal dari kegabutan hingga sekarang menjadi pekerjaan tetap setelah lulus kuliah selama satu tahun. Tapi pekerjaannya tidak disetujui oleh kedua orang tuanya karena yang Selena tulis adalah novel dewasa dengan rate usia 21 plus.
"Elen, Mama sudah bilang berulang kali, berhenti menulis! Lebih baik kamu urus perusahaan saja," kata Vita, mamanya Selena yang menentang habis-habisan apa yang dilakukan putri satu-satunya.
"Mama, apa salahnya aku jadi penulis. Oma juga penulis terkenal. Lagian gajiku setiap bulan juga bisa mencapai 5000 dollar tanpa perlu capek-capek keluar rumah dan mikirin perusahaan." Selena kembali menatap layar laptopnya untuk menyimpan hasil tulisannya.
Kemudian Selena menunjukkan aplikasi novel online yang merilis karyanya pada mamanya. "Lihat nih, semua karyaku booming dan sudah dilihat ratusan juta viewer. Pasti sebentar lagi akan ada perusahaan film yang meminang salah satu karyaku."
Vita tertawa dengan keras sambil menjewer telinga putrinya. "Kamu bandingkan diri kamu sama Oma! Beda! Oma menulis sebuah karya yang menginspirasi dan penuh pelajaran dalam hidup. Sedangkan kamu, menulis cerita dewasa terus-terusan. Jangan kotori pikiran pembaca dengan tulisan-tulisan kotor kamu itu."
"Ih, Mama!" Selena mengusap telinganya yang terasa panas karena jeweran dari mamanya. "Beda pasar. Lagian aku menulisnya penuh dengan kata-kata indah. Tidak terlalu full adegan juga."
"Mama akan aduin sama Papa, biar kamu dapat hukuman."
"Yah, Mama. Tolonglah beri anaknya ini kebebasan. Aku sudah merasa nyaman dengan pekerjaan ini."
Vita tetap keluar dari kamar putrinya dan berjalan cepat menuju ruang kerja suaminya sambil terus berbicara karena putrinya berusaha menahannya. "Kakak kamu sekarang sedang menempuh S2 dan mulai memimpin perusahaan. Adik kamu juga kuliah di luar negeri. Kamu putri Mama satu-satunya, Mama ingin kamu mendapat bagian perusahaan yang sama seperti kakak dan adik kamu."
"Ma, aku tidak butuh perusahaan. Aku punya passion sendiri. Tolong mengerti."
Vita tetap masuk ke dalam ruang kerja suaminya. Dia menahan tangan putrinya agar tidak kabur.
"Ada apa? Hampir setiap hari Mama dan Selena ribut," kata Shaka, papanya Selena, sambil menutup dokumen yang baru selesai dia tandatangani. Dia kini menatap dua wanita kesayangannya yang sama-sama cerewet dan keras kepala. Ya, Selena adalah jiplakan dari mamanya.
"Pa, Elen tidak mau dengerin apa kata Mama. Dia masih saja menulis novel dewasa itu. Papa lihat sendiri komentar di lapak karyanya, banyak pembaca yang berimajinasi dengan tulisan Elen."
Shaka berdiri dan berjalan mendekati putrinya. "Darimana kamu dapat referensi adegan seperti itu? Kamu belum menikah, bahkan Papa tidak pernah lihat kamu pacaran."
Selena meremat tangannya sendiri. Ya, selama ini dia sibuk melihat drama dan membaca novel, lalu sibuk dengan dunia halunya. Spek pria idamannya terlalu tinggi seperti oppa atau gege sehingga dia terus menolak pria-pria yang berusaha mendekatinya.
"Dari, hmm, dari drama sama bacaan. Tapi masih dalam batas wajar untuk rate 21 plus. Industri perfilman Indonesia sekarang sudah meningkat. Adegan seperti itu sudah hal wajar."
"Tidak!" Bentak Shaka yang membuat putrinya terkejut. "Elen, jangan menormalisasikan hal-hal seperti itu. Papa izinkan kamu jadi penulis asal tulisan kamu menginspirasi pembaca."
"Itu juga menginspirasi," gumam Selena pelan tapi masih bisa didengar oleh papanya.
"Menginspirasi apa? Menginspirasi pembaca agar melakukan adegan itu?"
"Papa, jangan menilai hasil karyaku sebelum benar-benar membacanya. Adegan 21 plus itu hanyalah pemanis untuk menarik pembaca. Tentu saja aku tetap menyelipkan konflik yang bermakna dalam hidup."
Shaka membuang napas panjang. Putrinya itu memang sangat keras kepala. "Kamu bilang, gaji kamu dari menulis novel dewasa itu bisa mencukupi kehidupan kamu?"
"Iya, bisa. Bahkan masih sisa. Kalau novelku terus trending, pasti nanti akan dipinang perusahaan produksi film."
Shaka melipat kedua tangannya dan berjalan pelan ke kanan dan ke kiri untuk menimbang keputusan yang diambilnya adalah benar. "Kamu tidak mau perusahaan?"
Selena menggelengkan kepalanya. "Aku tidak sanggup mengurus perusahaan Papa. Aku sudah cukup mengurus perusahaanku di dunia halu."
Shaka tertawa mendengar jawaban putrinya. Hanya sesaat, kemudian wajahnya kembali berubah menjadi serius. "Kalau kamu memang sudah bisa mencukupi kebutuhan kamu sendiri dengan hanya menulis novel online, kamu keluar saja dari rumah ini dan buktikan pada Papa kalau kamu bisa sukses."
Selena menatap wajah papanya. Tidak ada ketakutan sedikitpun dengan perkataan papanya. "Oke, kalau itu mau Papa. Aku bisa menyewa tempat kos dan bebas menulis di sana tanpa ada gangguan dari Mama dan Papa. Aku akan buktikan kalau aku bisa menjadi penulis sukses." Kemudian Selena keluar dari ruang kerja papanya.
"Astaga, Selena. Kamu keras kepala sekali!" Vita akan menyusul putrinya tapi Shaka menahannya.
"Biarkan saja. Kalau dia sudah tidak sanggup hidup di luar, pasti dia akan kembali."
Kemudian Shaka menghubungi salah satu anak buahnya untuk memberinya perintah. "Kamu awasi Selena setelah dia keluar dari rumah. Laporkan apapun yang dia lakukan!"
💕💕💕
Weh, Selena bukan aku ya. Kalau aku author alim. 🤣🤣
Jadikan favorit ya .... 😚
adududu sepeda baru....
waduh....ada yang cemburu....
wkwkwkwkwkwk....
mantap... Selena diperebutkan kakak beradik.... ahay.
gimana ya besok reaksi Selena ketika dia tau.... nggak sabar nungguin besok....