Raja Devanda, dia anak yatim piatu yang dibesarkan oleh kakaknya sejak kecil.
Dia yang berstatus mahasiswa menjadi preman di kampus milik sang Ayah.
Namun siapa sangka, saat pertemuannya dengan mahasiswi baru yang bernama Eka Laila Naja, Raja tiba-tiba ingin berubah menjadi pria yang lebih baik.
Saat baru saja menjalin kasih dengan Laila, Raja dihajar habis-habisan oleh geng musuhnya yang membuat otaknya retak dan menjadi hilang akal sehatnya, sedangkan Ayah Laila yang berstatus sebagai Ustadz ternama, tak menyetujui hubungan keduanya. Kemudian Laila di jodohkan oleh sang Ayah dengan seorang pria yang menjadi pengajar di Pesantren.
Lalu bagaimana dengan cinta Laila dan Raja ?
Apakah Laila akan menerima perjodohan sang Ayah ?
Atau justru tetap menunggu Raja pulih dari sakit jiwa nya ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Sejati
By : Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Di kampus, Laila duduk termenung diam di bawah pohon tempat biasa Raja duduk disana bersama teman-teman nya. Laila melamun menunggu kedatangan Raja muncul memasuki gerbang.
Namun hal itu tetap saja dia tidak bisa bertemu dengan nya sampai Bunga datang menepuk bahu Laila yang baru selesai dengan kelasnya mengajak Laila pulang.
"Ayo La kita pulang." ajak Bunga ikut duduk disebelah Laila.
"Aku mau nungguin Raja disini Nga.." balas Laila dengan wajah sedihnya.
"Sudahlah, jangan dipikirin terus La.. Siapa tahu dia lagi ada urusan sama keluarganya.." kata Bunga yang melihat Laila terus diam tak banyak bicara seperti biasanya.
"Kamu pulang saja dulu, aku mau nungguin Raja."
Saat sedang mengobrol, Laila melihat Erik dan lainnya datang menggunakan motornya memasuki gerbang kampus. Hal itu membuat Laila langsung bangkit berdiri dengan tersenyum lebar.
Berharap Raja muncul diantara mereka, sampai Erik memarkirkan motornya dengan yang lain, Namun Laila tak juga melihat Raja muncul bersama mereka. Laila berlari menghampiri Erik meninggalkan Bunga yang masih dibawah pohon.
"Erik ! Raja dimana ? Kenapa dia nggak ada kabarnya ? Apa dia sakit ? Ponselnya juga tidak aktif ? Dia dimana ?"
Mendengar Laila mengajukan beberapa pertanyaan membuat Erik dan yang lain saling pandang. Sebenarnya Erik ingin merahasiakan keberadaan Raja, tapi karena Laila adalah kekasih hati Raja, akhirnya dia di desak oleh Haikal dan Ivan untuk jujur.
"Laila, apa kau yakin ingin tahu dimana Raja ?" tanya Erik memastikan agar Laila siap mendengarnya.
"Iyaa, katakan dimana dia ? Kenapa ponselnya nggak aktif sejak kemarin ?" balas Laila balik bertanya.
"Raja sekarang.."
"Sstt diam kau ! Biar Erik yang menyampaikan."
Laila melihat kedua temannya berdebat mengerutkan keningnya, Laila merasa ada yang disembunyikan dari mereka. Jantung Laila semakin berdetak kencang, Laila takut Raja telah menikah dengan wanita lain karena dijodohkan oleh keluarganya.
"Katakan Erik ! Dimana Raja sebenarnya !" Laila terus mendesak Erik agar mengatakan dimana Raja berada. Dia sudah tidak sabar ingin mendengar kabar kekasihnya itu.
"Maaf La, sebenarnya Raja... Eem, Raja sekarang.."
"Raja nanti malam akan dibawa pergi oleh keluarganya kerumah sakit jiwa La.."
Ivan terpaksa mengatakan sebenarnya pada Laila. Dia tidak tega melihat Laila gelisah menunggu kabar dari Raja. Sedangkan Laila yang mendengar Ivan mengatakan Raja akan dibawa menuju rumah sakit jiwa matanya membulat sempurna.
Jantungnya terasa berhenti berdetak, dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh ketiga temannya itu. Laila meneteskan air matanya dan menggeleng tak percaya. Ingin kembali bertanya namun lidah nya seakan tersekat.
Erik yang melihat respon Laila semakin tak tega, dia akhirnya kembali menjelaskan apa penyebab Raja akan dibawa kerumah sakit jiwa. Erik menggandeng tangan Laila dan membawanya duduk dibawah pohon tempat biasa Raja nongkrong.
"Laila.. Raja memang sekarang sedang dirumah sakit. Dia mengalami kecelakaan hebat, hingga motornya terbakar. Sepertinya ada yang menghadang Raja disana, dan memukul kepalanya menggunakan besi hingga membuat otaknya retak dan jaringan sarafnya tidak berfungsi. Dokter sudah melakukan usahanya semaksimal mungkin, dan saat ini keluarganya sedang mengurus semuanya untuk membawa Raja kerumah sakit jiwa."
Mendengar penjelasan Erik, Laila tak bisa lagi menahan tangisnya. Dia terisak dan menangis sejadi-jadinya. Malam kemarin dia sudah merasa ada yang berbeda dengan perasaan nya. Bahkan Raja mengajaknya kabur untuk menikah diluar Negeri pun dia tolak.
Ada rasa penyesalan didalam hatinya, seharusnya malam itu dia mengikuti apa kata Raja. Jika malam itu dia menurutinya, pasti Raja masih bersamanya saat ini. Bunga yang melihat itu membawa Laila ke dalam pelukannya. Laila semakin menangis dipelukan Bunga.
*
Malam harinya dirumah sakit, Dokter sudah mengurus semua berkas tentang kesehatan Raja. Tiger dan Melisa juga Erik duduk menunggu semua keputusan dari Dokter.
"Gimana keputusannya Dok ?" tanya Erik sudah tidak sabar mendengar soal sahabatnya itu.
"Ya, semua sudah saya siapkan. Dan malam ini juga Ambulance dari Rumah sakit Jiwa akan datang membawa nya."
Mendengar itu Tiger dan Melisa hanya bisa kembali menangis. Sedangkan Erik melangkah keluar karena tak tega melihat Raja yang akan dibawa kerumah sakit jiwa.
Setelah selesai mengobrol dengan Dokter, Tiger memasuki ruangan Raja. Dia melihat Raja masih saja diam dengan tatapan kosong duduk di atas kasurnya. Tiger lalu menatap nya dan merasa bersalah.
"Raja ! Sampai kapan kau akan bersandiwara seperti ini ! Bercandamu sungguh tidak lucu ! Kau bersikap seperti ini agar aku mengasihani mu ! Tidak ! Aku tidak sedikitpun kasihan padamu, justru aku muak melihatmu seperti ini ! Jika kau ingin pergi dari rumah dengan alasan kau gila, pergi lah ! Dan jangan pernah kembali lagi !"
Saat sedang meluapkan emosinya melihat Raja terus diam, Melisa masuk keruangan Raja. Melisa melihat Tiger sedang memarahi Raja bahkan mengusirnya merasa bingung. Hal itu membuat Melisa segera mendekati Tiger.
"Mas, apa yang kau lakukan ? Kenapa kau memarahinya ?" tanya Melisa mengusap lengan Tiger.
Tiger lalu menoleh menghadap Istrinya dan bicara dengannya.
"Lihatlah Lisa, biasanya dia akan marah dan memukulku jika aku memarahinya, dia akan balik memarahiku jika mendengar aku mengusirnya.. Kenapa sekarang dia diam saja Lisa ? Aku mohon sadarkan adikku sayang, aku mohon bilang padanya, aku tak akan lagi memarahi dia, asalkan dia bisa kembali normal seperti sedia kala.. Aku mohon Lisa-a-a..."
Tiger menangis memohon pada Istrinya agar membujuk Raja sadar dari gilanya. Tiger tidak sanggup melihat Adik nya yang seperti itu. Lisa yang melihat Tiger hancur seperti itu, hanya membawa kepalanya di dalam pelukannya.
"Sabar Mas, sudah jangan seperti ini.. Kita berdoa dan serahkan semuanya sama Allah."
Setelah tenang, Tiger duduk di tepi kasur tempat Raja duduk diam disana. Tiger memijat kaki dan tangannya terus mengajak Raja bicara agar mau menjawab ucapannya.
"Raja, sadarlah adikku.. Cepat sembuh Raja, apa yang kau inginkan ? Katakanlah Raja, aku akan membelikannya semua untukmu. Aku janji padamu.."
Saat sedang mengajak Raja bicara sambil menangis, Erik membuka pintu ruangan Raja. Dia melihat Tiger masih menangis karena malam ini juga Raja akan dibawa kerumah sakit jiwa.
"Kak Lisa, itu.. Eem mobil Ambulance nya sudah datang." kata Erik berdiri di ambang pintu.
Tiger yang mendengar itu langsung memeluk Raja dengan erat. Rasanya sungguh berat sekali membawa Raja kesana. Tiger tidak sanggup mendapat kenyataan bahwa adiknya akan tinggal dirumah sakit jiwa.
Tak lama saat sedang memeluk Raja, petugas datang membawa brankar dan melepas pelukan Tiger dari Raja untuk membawanya ke dalam mobil Ambulance. Raja di tarik berjalan dan dibaringkan di atas brankar.
Tiger yang melihat Raja seperti itu berlutut menangisi kepergian adik kesayangannya itu. Erik, Ivan dan Haikal mengikuti langkah petugas rumah sakit jiwa menuju mobil Ambulance yang terparkir di depan halaman rumah sakit.
Tiger dengan langkah berat menatap kepergian mobil Ambulance pergi dari sana. Dia kembali berlutut dilantai terus menangisi kepergian Raja. Membuat Lisa dan Erik juga teman lainnya ikut menangis.
"Rajaaa... Jangan pergi Rajaa.. Kembalilah jagoan kuu.. Pulanglah Rajaa.a.a.a."
Tiger berteriak, sangat berat melihat adik tercintanya harus tinggal dirumah sakit jiwa. Dia menyesali perbuatannya selama ini yang terlalu keras padanya. Hingga saat ini melihat kondisi Raja yang seperti itu membuatnya semakin menyesal.
...----------------...
Bersambung...