Terlihat seorang gadis yg tengah berlari demi menghindari dari orang yg terus mengejarnya. Dengan sisa tenaganya yg ia punya. Dia syeril agatha dewantara
"Agrrrh sial"
"Berhenti kau disana" teriak salah satu orang yg mengejar gadis itu.
"Cik bodoh"
Dorr
Dorr
Dorr
Tetap saran dengan tiga tembak yg langsung mengenai jantung sang lawan. Menang ya itulah yg sekarang gadis itu alami, karena lawan nya sudah tumbang dia pun bergegas untuk kearah mobil dan pulang ke rumahnya.
Setelah sampai didalam mobilnya ia langsung menjalankan mobilnya itu dan pergi dari tempat kejadian.
Dengan kecepatan tinggi membelah jalanan yg sepi nan gelap itu. Dengan pakaian kotor banyak sekali bercak darah di pakaian nya itu, tapi ia tak peduli dengan itu yg terpenting adalah ia sampai di rumahnya dengan selamat.
Dari arah depan ada sebuah truk yg berlawanan arah dan terlihat bahwa truk itu yg mulai menghampiri mobil yg syeril kendarai. Melihat itu syeril pun dengan terp
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendi 20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Sudah 2 Minggu Lily berada di rumah sakit, Selama itu keluarga Lily berserta teman-temannya selalu menjaga Lily
Segala cara telah mereka lakukan, namun apa lah daya mereka. Bukan hanya anggota keluarga saja yg menjaga Lily namun teman-temannya, anggota The Lions, Alister dkk dan bahkan Joey Alvano Dirgantara juga turut menjaga Lily. Mereka terus saja mengajak Lily bicara namun ucapan mereka tidak ditanggapi oleh Lily. Sama hal nya dengan sekarang.
"Lily kapan kamu sadar?" Lirih Novi.
"Hey baby, wake up. Kau tidak liat semua orang menunggu mu bangun" ucap seorang laki-laki yg sedang mengelus lembut rambut Lily, dia Joey Alvano Dirgantara yg sedang menunggu gadisnya terbangun.
"Lily, bangun yuk! Kita semua merindukan suara mu yg lembut itu" ucap Rea.
"Kau tau Ly. Devi dia sudah tiada, dengan begitu kau bisa bersenang-senang lagi tanpa ada nya pengganggu" ucap Lisa.
"Abang rindu sama kamu, Ly. Abang janji setelah kamu sadar, Abang bakal manjain kamu lagi sesuai apa yg kamu ingin kan bukan?" Tanya Devan sambil menatap sang adik sendu.
"Bangun yuk cantiknya mamah. Setelah kamu bangun mamah bakal turutin apa aja yg kau ingin kan, mamah bakal manjain kamu, mamah bakal selalu ada sama kamu, asalkan kamu bangun" ucap Lina dengan air mata yg terus mengalir.
Namun apa lah daya ucapan mereka sama sekali tidak ditanggapi oleh Lily. Gadis itu mah stay dengan tidur cantiknya.
"Ini sudah malam sebaiknya kalian pulang saja, biar kami yg menjaga Lily" ucap Reno yg sedari tadi terdiam.
"Tidak pah, sebaiknya papah, mamah, nenek sama kakek saja yg pulang, kami yg akan berjaga disini" ucap Devan.
"Tidak Dev, pasti kalian capek setelah seharian menjaga Lily" ucap Lina.
"Tak apa mah, kalian pulang saja biar kami yg menjaga Lily" ucap Devan seakan tidak bisa dibantah.
"Ah baik lah boy, kami pulang dulu ya. Kalian jaga Lily kalau misalnya terjadi sesuatu sama Lily langsung kabari kami, ok boy?" Tanya sang kakek - Dirga.
"Iya kek" jawab Devan.
"Baiklah kalau begitu kami pulang ya" ucap sang mamah Lalu mendekat ke arah Lily dan menc1um keningnya.
"Mamah pulang dulu ya, sayang. Cepat sembuh" bisik Lina lalu beranjak keluar dan diikut yg lainnya. Setelah mereka pergi tinggal Lily, Novi dkk, Alvaro dkk, Alister dkk dan Joey.
"Weh laper, Novi beliin Rea makanan dong" rengek Rea pada Novi.
"Ogah" tolak Novi hal membuat Rea mengempotkan bibirnya.
"Woy!! Cowok! Beliin kita makanan dong" pinta Lisa.
"Gak beli aja sendiri, males gw" tolak Kevin.
"Lah set*n kau" ucap Lisa cemberut.
"Gw aja yg beli, kalian mau titip apa?" Tanya Kevan.
"Nah gitu dong Van" ucap Lisa sambil merangkul pundak Kevan hal itu membuat pipi sang empu memerah.
"O-ke kalian mau pesan apa?" Tanya Kevan lgi.
"Nasi goreng aja lebih kenyang" usul Rea.
"Bagus tuh, sama minumannya" sambung Kevin.
"Ok, minuman apa?" Tanya Kevan.
"Es teh aja gimana?" Tanya Lisa dan diangguki oleh mereka.
"Hm, kalau begitu gw pergi beli dulu ya" ucap Kevan yg kemudian hendak keluar.
"Lo sendiri?" Tanya Alvaro.
"Ya, gitu klau misalnya yg mau ikut juga gpp" jawab Kevan.
"Woy! Avex! Kalian dari tadi diam mulu mending anter Kevan dah, kasian dia sendiri an" ucap Lisa.
"Iya nih, kalian dari tadi diam bae, terutama ketua kalian itu" ucap Rea sambil menyisir ketua Avex yg tak lain adalah Alister.
"Bi, temenin noh si bocah tengik" ucap salah satu anggota Avex, Fabian Erlangga Alexander.
"Kenapa harus gw? Lo aja sana" ucap seseorang yg diketahui bernama Abian Erlangga Alexander kembaran dari Fabian Erlangga Alexander.
"Ogah" tolak Fabian lalu memfokuskan diri pada ponselnya.
"Woy!! Ini kapan beli makanan nya aku sudah lapar!" Ucap Rea kesal.
"Tau nih" ucap Lisa yg juga ikutan kesal.
"Sudah sana" usir Novi.
"Kau jahat Novi" ucap Kevan dramatis.
"Woyy!!! Kalian bisa diam tidak sih!! Aku ingin tidur saja tidak bisa" ucap seseorang. Hal itu membuat mereka menengok ke arah sumber suara. Dann.......
"Lily!!" Teriak Lisa yg kemudian memeluk seseorang itu. Yap dia Lily yg baru sadar dari kritisnya. Dan itu membuat mereka terkejut sekaligus senang.
"Lily! Huuuaaa! Aku senang banget akhirnya kau sadar juga" girang Rea lalu memeluk Lily juga.
"Ya,ya sekarang tolong lepaskan. Aku sesak" ucap Lily yg berusaha melepaskan pelukan itu.
"Hehe, maaf cantik" ucap Lisa dengan senyum tengik nya.
"Hmm" dehem Lily, lalu menatap sekeliling sangat ramai, pikir Lily. Namun netranya tertuju pada seseorang yg tengah duduk disofa sambil menatap dirinya dengan intens.
"Laki-laki bisu?!!" Pekik Lily, pekikan dari Lily semua orang menatap ke arah nya dan juga ke arah laki-laki yg sedang duduk santai disofa.
"Kau sedang apa disini?" Tanya Lily pada laki-laki itu namun bukannya menjawab pertanyaan dari Lily, laki-laki itu malah menghampirinya dan duduk disambil lalu mengelus lembut rambut Lily hal itu membuat sang empu terkejut dan juga pipinya terlihat memerah.
"Kau sudah bangun, hm? Apa tidur mu nyenyak?" Tanya laki-laki itu. Lily bukannya menjawab dia malah menatap laki-laki yg ada disampingnya itu.
"Kenapa, hm?" Tanya laki-laki itu lagi. Dan dijawab dengan gelengan Lily. Laki-laki itu pun terkekeh. Sedangkan yg lain hanya menatap mereka dengan berbagai ekspresi ada yg iri, cemburu, dan lain sebagainya.
"Kau kenapa ada disini?" Tanya Lily dengan polosnya.
"Kenapa aku disini? Ya tentu saja untuk menjaga diri mu, sayang" ucap Laki-laki itu lalu menc1um kening Lily hal itu membuat semua orang yg ada di ruangan terkejut begitu juga dengan Lily.
"Kyyaa!! Kau! Kenapa?" Tanya Lily.
"Tidak ada" jawab laki-laki itu.
"Ouh ya aku lupa, kau blm tau nama ku bukan?" Tanya laki-laki itu dan di angguki oleh Lily.
"Baiklah kan ku perkenalan diri ku. Nama ku Joey Alvano Dirgantara, seorang laki-laki yg waktu itu pernah kau tolong" ucap laki-laki itu yg diketahui bernama Joey Alvano Dirgantara.
"Jadi nama mu Joey?" Tanya Lily dan di angguki oleh Joey.
"Ah baiklah, hmm Kevan, kau ingin membeli makanan bukan?" Tanya Lily pada Kevan yg sedari tadi berdiri di ambang pintu.
"Iya"
"Aku titip, susu kotak rasa strawberry ya" pinta Lily.
"Ouh baiklah" ucap Kevan lalu pergi dari sana. Dan tinggal lah mereka disana.
***
1 Minggu sudah Lily berada di rumah sakit kini ia sudah bisa pulang kerumahnya. Dan saat ia sedang bersantai didalam kamarnya saja sambil memikirkan rencananya selanjutnya untuk mengungkap kebusukan "dia" yg dikatakan oleh Lily asli
Flashback on
~Alam bawah sadar.
"Lily" panggil Syeril sedangkan orang yg dipanggil hanya menaikkan sebelah alisnya.
"Apa tugas ku sudah selesai?" Tanya Syeril.
"Blm" jawab Lily singkat.
"Ko blm? Bukannya tugas ku sudah selesai karena Devi sudah tiada?" Tanya Syeril bingung.
"Tugas mu selesai, Syeril. Karena ada satu tugas lagi yg harus kau selesai kan" jawab Lily sambil menatap kosong ke arah depan.
"Satu tugas lagi?" Tanya Syeril.
"Iya, tugas mu untuk membongkar kebusukan 'dia'," jawab Lily.
"Dia siapa?" Tanya Syeril.
"Nanti juga kau tau, yg terpenting kau harus berhati-hati karena dia lebih licik dibandingkan Devi" jawab Lily.
"Lebih licik? Ouh ya? Kalau dia licik aku juga bisa selicik dia" ucap Syeril dengan smirk andalannya.
"Aku tau kau lebih licik dibandingkan dia, tapi tetap saja kau harus berhati-hati" ucap Lily sambil memperingati Syeril akan betapa bahayanya 'dia'.
"Hmm, baiklah"
Flashback off
***
Thanks