Gairah Suami Lucifer Ku

...Happy Reading✨...

Malam tiba, dan setelah banyak drama dan kekesalan Tantri. Akhirnya wanita hamil itu bisa merebahkan tubuhnya yang sudah sangat lelah. Ia bahkan tidak bisa memikirkan hal lain selain istirahat.

Untuk pertama kalinya ia tidur dengan pakaian lengkap. Biasanya ia tidak menggunakan bra dan hanya tangtop dan celana pendek. Tapi saat ini, ia menggunakan bra lengkap dengan pakaian yang menutupi ujung kaki hingga rambut.

Entah mengapa ia merasa risih, sungguh tidak nyaman menggunakan pakaian begini. Meski matanya sudah sangat mengantuk dan badannya lelah. Tubuhnya masih tetap berbalik sana dan kemari.

Di atas ranjang king size itu ia hanya tidur sendiri, karena Kevin masih ada di ruang tengah menikmati bacaan bukunya yang ia sebut 'Me time'

Mata Tantri terbuka saat merasa pergerakan di belakangnya. Ia menoleh dan menatap tajam pria yang hendak mencari tempat tidur yang nyaman.

"Kenapa ikut naik?" Tanya Tantri yang langsung duduk dan menaikan selimutnya hingga dada.

"Bukankah perjanjiannya begitu?" Tanya balik pria itu dengan menopang kepalanya dengan tangan.

"Darimananya? Di sana tertulis hanya tidur sekamar, bukan seranjang! Jika kau mau tidur di kasur, aku akan tidur di lantai atau di sofa." Wanita hamil itu hendak segera menurunkan kakinya.

"Coba saja kau turunkan kakimu, jika kau sampai beranjak dari ranjang ini maka bukan hanya satu ranjang yang akan kita lalui tapi honeymoon yang kedua!" Ancaman itu sungguh ampuh, bahkan kaki Tantri di tarik oleh si pemilik dan kini menatap takut pada pria yang sedang menyunggingkan senyum devilnya.

"Kenapa tidak berani? Turunkan coba!" Tantang pria itu lalu menggeleng, ia membenarkan bantalnya lalu tidur menghadap Tantri.

"Kita suami istri dan wajar jika tidur di ranjang yang sama. Jangan pikir kau sedang ada didunia novel saat ini. Jadi tidur dan pejamkan matamu!" Ujar pria itu dengan mata tertutup.

Wanita yang semakin kesal itu kini mengayunkan tangannya seperti memukul namun hanya sebatas angin. Ia tidak mungkin memukul pria yang ia akui tampan ini.

"Tidurlah, jangan ajarkan anakku tidur larut malam." Lanjut pria itu dengan masih memejamkan matanya tenang.

Tantri merebahkan dirinya kembali dan menatap langit kamar yang berwarna putih. Matanya mengantuk namun tidak bisa tidur dengan pakaian seperti ini dan ditemani oleh singa yang kapan saja bisa menyerangnya.

"Kenapa kau terus menyebut anak ini sebagai anakmu?" Tanya Tantri, karena jujur saja sampai saat ini ia pikir Kevin sama sekali tidak menginginkan anak ini. Bahkan ini mungkin sesuatu yang ia sebut kesalahan.

"Lalu haruskan aku menyebutnya anak Sandi?" Tantri menoleh saat pria itu semakin menyebalkan setiap saat nya. Bisakah ia tinggal selama 20 tahun sesuai kontrak? Bagaimana ia bisa tinggal dengan pria menyebalkan dan tidak punya hati ini? Bisa mati muda dirinya jika terus begini!

"Dasar Lucifer!" Lirihnya dengan membalikan badannya memunggungi Kevin.

"Sesuatu yang di buat secara tidak sengaja adalah kesalahan, namun dia bukanlah kesalahan." Ucap pria itu dengan membuka matanya menatap punggung istrinya.

Tantri yang mendengar itu berdesir, ucapan pria itu seakan mengangkat beberapa pikiran jahatnya. Senyumnya mengembang dan ia pejamkan matanya tanpa mau menjawab lebih lanjut.

...****************...

"Hueekkk"

"Hueekkkk... "

Pagi-pagi sekali, Tantri sudah muntah-muntah di kamar mandi dengan berpegangan pada wastafel. Ia sungguh lelah tapi perutnya seperti di aduk-aduk. Bahkan ia sudah tak sanggup berdiri rasanya.

Sama seperti pagi-pagi sebelumnya, Tantri akan mengalami morning sick jadi ia sudah menduga ini karena tidak akan bisa dihindari.

Di saat ia sibuk memuntahkan ludahnya, tangan seseorang seperti memijit tengkuknya. Pijatannya lembut sekali bahkan aroma minyak hangat menguar membuat mualnya sedikit mereda.

Tantri menoleh dan menatap suaminya yang sedang memijat tengkuknya dengan minyak hangat. Bagaimana ia tau cara ini? Entahlah kini dirinya tidak bisa berfikir lebih jauh selain menghentikan rasa mualnya.

Tanpa bicara, Kevin setia menemani istrinya muntah dan kembali ke kamar setelah selesai. Tak ada satu kata pun yang di keluarkan oleh pria itu, namun tindakannya yang lebih banyak.

Bahkan entah sejak kapan, tapi air hangat kini sudah ada di meja nakas dan di berikan pada Tantri.

"Tidurlah lagi, ini baru jam 4 pagi." Kata pria itu pada akhirnya setelah Tantri selesai minum air hangat dan terdiam sebentar.

"Hmm... "

Sudah tak ada kata yang bisa ia katakan lagi saat ini, lemas sudah tubuhnya dan ia juga masih mengantuk.

Di saat merebahkan tubuhnya, Tantri hendak meraih guling untuk ia peluk. Namun entah mengapa guling yang tadi berubah menjadi lengan kekar yang sangat nyaman memeluknya. Sudahlah! Ia tau ini Kevin tapi seperti tadi, ia lelah untuk berdebat dan mengoceh.

Suaminya itu mendekap Tantri dalam pelukannya, tangannya mengelus punggungnya agar rileks. Entah mengapa sekarang Tantri malah semakin menenggelamkan wajahnya untuk menghirup aroma tubuh suaminya. Terserah mau di katakan modus atau apa, tapi ia saat ini sangat tenang dengan menghirup aroma tubuh yang sedang mendekapnya.

Kevin tersenyum dan mengeratkan pelukannya, entah apa yang ada di dalam pikiran suaminya itu yang pasti ia tengah menikmati pelukan itu sama seperti Tantri.

...****************...

Di restauran tempat Tantri bekerja, wanita itu tengah duduk di kursinya dan mengecek kembali report yang harus ia kirimkan hari ini. Kepalanya sangat pusing dan ia kembali mual. Sungguh ini sangat mengganggu aktivitas nya sekarang.

Tangannya segera meraih paper bag yang ada di kolong mejanya. Dengan segera ia ambil barang yang ada di dalamnya. Dikeluarkannya barang itu lalu menciumnya hingga mualnya hilang.

Itu adalah baju tidur yang di gunakan oleh Kevin kemarin. Dari semenjak tadi pagi, ia tau bahwa pria itu kini berpengaruh padanya. Bahkan dirinya sampai di katai buntut karena mengikuti Kevin kemana-mana pagi tadi.

Sampai ia menyadari bahwa dia tidak akan mengikuti Kevin jika salah satu pakaiannya bisa ia cium. Jadi Tantri curi pakaian pria itu dan memasukannya kedalam paper bag untuk jaga-jaga.

Lihat! Ternyata tebakannya benar! Dia mual saat bekerja begini dan ini ampuh untuknya. Padahal sebelum menikah, Tantri hanya mual saat pagi hari saja, tapi entah mengapa sekarang ia mual di siang hari juga.

"Sepertinya manager kita satu ini orang mesum!" Ledek Sari salah satu akunting yang baru saja masuk tanpa mengetuk pintu, seperti kebiasaannya.

"Eh ada bu sari, ada yang bisa di bantu bu?" Tanya Tantri pada Sari yang sudah duduk di kursi depannya.

Mata wanita itu melirik baju yang sedang ia taruh di atas meja.

"Baju siapa itu ibu Tantri? Sepertinya bukan milik perempuan."

"Milik boti sebelah bu!"

...****************...

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣 kalian ya para readers, dukung author dengan kisah 'gairah suami Lucifer ku ' 😍