NovelToon NovelToon
XAVIER BLOOD (I Was Trash)

XAVIER BLOOD (I Was Trash)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Aliansi Pernikahan
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

--Balas dendam terbaik adalah dengan menjadi pemenang sejati--

Setelah dicampakkan ayahnya dan diputus status sebagai Tuan Muda saat usia delapan tahun karena kutukan, Xavier bangkit sebagai sisi yang berbeda setelah dewasa. Mengusung nama besar Blood dengan menjadi panglima perang sejati dan pebisnis andal di kekaisaran.

Namun ... pada akhir dia tetaplah sampah!

---Ekslusif di NOVELTOON---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ɛpɪsoʊd 5

“Maaf, Tuan Muda. Saya belum menemukan apa pun tentang wanita bertopeng itu. Tidak satu pun penduduk sekitar sana mengenal atau pun pernah melihat ciri-ciri seperti yang Anda sebutkan. Saya rasa dia bukan asli penduduk kawasan itu.” Luhde melapor membawa sesal.

“Tak apa, Luhde. Pelan-pelan saja," tanggap Xavier, lalu memasuki kamar, meninggalkan Luhde yang langsung mematung di depan pintu tertutup.

“Maafkan saya, Tuan Muda. Jika ahli sihir penyembuhan dari Lourdess saja tidak bisa menyembuhkan Anda, siapa pun mungkin tak akan bisa. Kecuali Dewa Asclepius mengutus seseorang langsung dari tangannya. Saya harap keajaiban itu segera datang menyapa Anda.”

Sudah ratusan ahli sihir hampir dari seluruh penjuru kekaisaran didatangkan Luhde dan 'pak tua itu', tak satu pun bisa memutus kutukan di tubuh Xavier.

Bukan mereka tak hebat, hanya saja, seperti ada syarat khusus yang benar-benar diharuskan untuk melebur kutukan itu. Dan wanita bertopeng yang ditemukan secara tak sengaja oleh Xavier, dia yakin wanita itu memiliki syarat khusus yang dimaksudkan.

Di dalam kamar, saat ini Xavier diam menatap guyuran hujan di balik kaca.

Dia tidak memikirkan lagi soal kutukan yang sulit dipatah, melainkan terusik karena hal lain.

Bayangan wajah putri Ashiana terus mengacau isi kepala.

“Apa yang sebenarnya terjadi pada wanita itu?” Ragam pertanyaan menjadi tumpukan teka-teki yang sulit dipecah hanya dengan tebakan asal.

“Padahal wajahnya secantik itu, bagaimana bisa mentalnya menjadi rusak? Apa penyebabnya?”

Kerumitan yang menempuhkan pikiran Xavier pada satu asumsi---istana tidak baik-baik saja sudah sejak lama, terkhusus untuk Ashiana. Terlalu banyak tragedi yang menimpanya sejak Kaisar Eugen meninggal dunia karena sakit. Ibunya---permaisuri Selena, mati dalam kecelakaan mengenaskan. Sedang kakak laki-lakinya menghilang entah kemana. Mayatnya tidak ditemukan dalam kebakaran galeri bertahun-tahun lalu.

Juga pada Ashiana sendiri.

“Kegelisahan, ketakutan, hingga mungkin ... kematian. Semua menelan keindahan dalam dirinya.”

*

*

Pagi di keesokan hari.

Proka kembali menjalankan mobil, mengantar Xavier dalam kepentingannya seperti biasa.

Tidak cuma Xavier, sekarang Luhde pun turut serta dalam perjalanan.

Dan tujuan mereka bukan berkaitan dengan pekerjaan Xavier dan bisnisnya, maupun istana Kaisar.

Menuju Selatan---Bukit Flavian.

Memakan waktu seperempat hari hingga sampai di tempat tujuan.

Saat ini ....

Tangga bebatuan berlumut ditapaki Xavier dengan ditemani Luhde dan Proka di belakangnya.

Sampai beberapa saat kemudian.

Sebuah rumah kecil yang berdiri di atas bukit.

Xavier berdiri diam di pijakan beranda rumah yang hanya tersusun dari kayu-kayu pipih memanjang horizontal. Mematung menatap sebuah kursi kayu yang tidak pernah rusak walau waktu belasan tahun telah berlalu.

Di sana ingatannya berlari mundur pada sepenggal kenangan yang sebenarnya tak pantas diingat lagi.

“Kau tinggallah di sini dengan kakekmu! Ayah sudah sudah tidak bisa merawatmu lagi. Keberadaanmu di kediaman De Jongh membuat semua orang jijik. Jangan berharap Ayah akan menjemputmu lagi.”

Xavier kecil mengejar ayahnya yang menjauh pergi sembari memanggil-manggil, “Ayah! Ayah! Jangan tinggalkan aku, Ayah! Ayaaah!!”

Punggung Balthazar yang menjauh diburu Xavier kecil bersama air mata berderaian. “Ayah.”

Kakeknya menyusul lalu menahan Xavier agar tak berlari lebih jauh lagi mengejar ayahnya.

“Sudahlah, Nak. Biarkan ayahmu pergi. Meskipun dia tak ada, Kakek akan memberikan apa pun yang kau butuhkan dan apa pun yang kau inginkan. Percayalah, kau akan hidup baik bersama Kakek.”

Kata-kata kakeknya berhasil membuat Xavier kecil berbalik badan, diam menatap mata tua yang teduh itu lalu menubrukkan diri memeluknya dengan tangisan menyayat hati.

“Cucuku sayang.”

Saat ini ...

“Dia bahkan tak pantas disebut ayah!” cicit hati Xavier--untuk Balthazar.

Sakit mengingat kenangan itu, Xavier memilih masuk ke dalam rumah.

Luhde dan Proka masih setia mengikutinya tanpa berkata-kata.

Di dalam rumah yang sederhana itu, seorang menyambut dengan binar mata yang terang.

“Tuan Muda datang?!”

“Bibi Teona.” Xavier memeluknya, seorang wanita tua.

“Kenapa tidak mengabari Bibi akan datang ke sini?”

Pelukan dilepas.

Xavier mengusap air mata haru di pipi wanita tua berperawakan gembul yang bantu merawatnya juga sedari kecil, sembari tersenyum.

“Aku ingin memberi kejutan pada Bibi.”

“Dan Tuan Muda sangat berhasil. Ayo ke rumah.”

“Itu tujuanku.”

Ternyata bangunan di atas bukit itu hanya seperti pos awal saja, tapi Bibi Teona memang tinggal di sana karena porsinya seperti rumah penduduk kelas rendah pada umumnya.

Dari pintu belakang mereka keluar, lalu menuruni tangga yang lain, tangga yang tersusun dari batu pualam yang berkilauan. Tidak curam, hanya beberapa anak pijakan saja, selanjutnya mereka berjalan menatap jalanan setapak yang juga dari hamparan batu dengan bunga-bunga menghias tepi.

Cukup berjarak jauh dan mendalam.

Sampai tak lama kemudian, sebuah bangunan terlihat menjulang megah di depan sana.

Seperti negeri yang tersembunyi.

BREEENG!

Gerbang terbuka kiri dan kanan.

Para lelaki berseragam sama merunduk hormat saat Xavier melewati mereka.

“Selamat datang, Tuan Muda. Selamat datang Luhde dan Proka.”

Xavier membalas dengan anggukan tipis, juga dua orang di belakangnya.

“Bibi akan ke dapur untuk meminta para pelayan menyiapkan makanan dan minuman."

“Ya, Bibi. Siapkanlah yang paling enak."

“Tentu saja." Bibi Teona menjauh ke arah dapur dengan langkah semangat.

Tujuan Xavier, menaiki tangga ke lantai dua.

Sebuah ruangan dimasuki.

“Cucuku!"

“Kakek!”

Segera Xavier menghampiri lelaki tua yang duduk di atas kursi goyangnya.

“Bagaimana kabar Kakek?” tanya Xavier setelah resmi berhadap arah.

“Kakek sangat baik.”

Keduanya berbagi peluk.

Usianya sekitar 75 tahun, dialah Homer Blood, ayah kandung ibu Xavier--mendiang Xera Blood.

Homer seorang yang dikenal sebagai pengusaha kelas rendah, pebisnis barang-barang loak/barang bekas dari daerah ujung oleh keluarga Balthazar dan circle-nya.

Tidak ada yang tahu fakta sebenarnya.

Fakta bahwa Homer adalan pebisnis yang menguasai perdagangan laut wilayah selatan, namanya disamarkan dengan julukan 'Hiu Laut Selatan'. Wajahnya dipulas topeng acapkali melakukan transaksi. Tidak ada yang tahu jika dia adalah seorang Homer.

 Wajah, kekayaan dan bisnisnya tersembunyi baik. Semua pengikutnya setia menjaga, termasuk Luhde dan Proka yang kini berpindah menjadi pengikut cucunya di ibukota.

Sayang sekali putrinya--Xera Blood harus jatuh cinta pada manusia sejenis Balthazar yang hanya memanfaatkan kepolosan saja. Sampai pada akhir mati dengan penghinaan telak.

Itu penyesalan terbesar Homer. Namun sembuh setelah kemunculan Xavier dalam hidupnya. Dia melupakan sesaat kebenciannya pada Balthazar. Berpikir kelak, anak itu yang akan membalas keburukan ayahnya sendiri.

Xera Blood meninggal saat Xavier berusia lima tahun. Luka hati berkepanjangan akibat suami yang jadi sinting, berselingkuh dan main banyak perempuan hingga berjudi. Balthazar putra seorang Count De Jongh yang kontroversi.

 Dan pria itu dengan tanpa hati membawa pulang seorang wanita dan seorang anak lelaki yang usianya tiga tahun lebih muda dari Xavier, satu pekan setelah kematian Xera. Adalah Esmera Clovits, wanita bangsawan yang lama diincar Balthazar demi kedudukan tinggi. Mereka menikah tanpa sepengetahuan Xera dan menghasilkan seorang anak--Keelan De Jongh.

Balthazar berhasil menjadi duke karena keluarga Clovits, namun tetap nama besar De Jongh yang digaungkan ke tingkat tinggi.

Masa kecil Xavier yang suram.

Pelatihan keras dijalaninya. Homer mendatangkan guru-guru hebat dari berbagai penjuru wilayah. Anak itu menjadi yang paling cerdas dengan nilai melangit di perguruan tinggi saat akhir pendidikannya, hingga lulus puas di sekolah kemiliteran.

Meski dikucilkan karena kutukan amis darah busuk yang menguar dari tubuhnya, Xavier tidak terusik. Yang dibutuhkannya hanya sebuah ruangan kecil untuk menyandang status seorang murid, kemudian lulus dengan prestasi bersinar.

Balthazar De Jongh juga tidak mengetahui semua itu. Sampai Xavier kembali ke ibu kota sebagai prajurit emas. Ikut mengamankan kekaisaran, lalu naik pangkat menjadi kapten termuda, memimpin beberapa perang dan memenangkan berkali-kali. Barulah Balthazar menonjolkan diri sebagai ayah. Bukan karena keinginan, melainkan terdorong paksa oleh pandangan orang.

Semua orang di ibu kota kekaisaran masih tetap menganggap Xavier sebagai De Jongh, karena bau amis darah dari kutukan, khas----milik putra pertama seorang Balthazar.

Back to scene.

“Aku akan menikahi Putri Ashiana dalam waktu dekat. Aku kemari ingin meminta restu Kakek untuk pernikahan itu.”

1
Machan
komplotan penjahatnya itu
Machan
wew ah, sang pemberani ini
Oe Din
M*A*N*T*A*P*.....!!!!
ⱮαLєƒι¢єηт: Hehe!
Makasih, Kak.
Sehat terus ya ....😇
total 1 replies
Machan
tadinya dikira mo dijadiin anu'an ya, taunya hanya pelayan
Wan Trado
hmm typo dikit, yg penting bisa dipahami 😁🤝
ⱮαLєƒι¢єηт: Kalo penulis kejelipet jari pas lagi ngetik, kgk sadar jadi typo, berarti belon espreso... 🤣
total 1 replies
Oe Din
Tidak dari Luhde maupun Proka yang "setiap" padanya ( setia )
ⱮαLєƒι¢єηт: sudah revisi, kak. makasih koreksinya./Smile/
total 1 replies
Oe Din
Grim Hills, dari tanah mati...
Di tangan Xavier, berubah menjadi tanah mematikan ( untuk musuh2nya )...
Wan Trado
Hati-hati xavier jangan buat ashiana menjadi pelarian setelah apa yg mulai berkobar dari aegle..
Wan Trado: huahahaha diperjelas pulakk... 🤣🤣 ntar ada yg berimajinasi lagi.. 😆
ⱮαLєƒι¢єηт: Itu mah lato-lato dongks...🤣
total 4 replies
Oe Din
"Eagle" mulai beraksi ( Aegle )
Oe Din
Aegle khawatir jika sering melihat dada bidang Xavier, dia ngiler ...
/Drool//Drool//Drool/
ⱮαLєƒι¢єηт: Harusnya jangan kuatir ya, Kak. mending bawa baskom buat nampung ileran🤣
total 1 replies
Wan Trado
jangan bilang dadanya aegle yg terlihat.. 😆
ⱮαLєƒι¢єηт: bukan maen ....🤣
total 1 replies
Wan Trado
ehh diceritain pula bokong dan dadanya.. hihihi.. bikin kita berimajinasi lebih lanjut ajee.. 🤣🤣🤣
Wan Trado: si imin memang bisa ajee.. semua terjaga dalam kenangan kok min..
😆🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: Jaga hati, jaga otak, jaga imun dan iman.
Tapi bebaskan imin! 🤣
total 2 replies
Wan Trado
keren 👍
Wan Trado
negosiator handal juga si Xavier yaa.. 😆
Wan Trado: wuihh jadi malu... 😊😊 tapi makasih jugalah pujiannya 😆😆
ⱮαLєƒι¢єηт: Anda juga komentator andal./Hey/
total 2 replies
Wan Trado
pastikan grim hills menjadi kota yg makmur, sehingga membuka mata kaisar pelit tsb yaa😁
Wan Trado: huahaha.. kalo lagi nga naek motor, kita yg bisa boncengan ama dia yaa.. 🤣🤣🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: Iya, sampe kalo naek motor, tumpah kiri dan kanan.🏋️
total 4 replies
Oe Din
mencari "kesemalatan" diri ( keselamatan )
ⱮαLєƒι¢єηт: Otw revisi, Kak.
Terima kasih😄
total 1 replies
Machan
planga-plongo kek orang be9o
Machan: asal jan ampe bunyi aja/Chuckle/
ⱮαLєƒι¢єηт: Planga plongo sambi ngeden🤣
total 2 replies
Machan
dalam hati keknya dia takut
Was pray
setelah xavier bebas dari kutukan minta tlng juga sama wanita penopeng utk menyembuhkan ashiana ..
ⱮαLєƒι¢єηт: Wah, nanti disampaikan ya, Kak😁
total 1 replies
Wan Trado
pelitnya single up... 😆
Wan Trado: pake jurus jari tunggalnya shao lim laaa 😆 biar ga kejelimpet lagi tuh jari 🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: Wkwkwk!
Aku belon lolos2 beguru sama Om Krejiap. idenya masih selip, jarinya banyak kejelimpet.🥲
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!