Kata orang pernikahan adalah salah satu hal yang paling membahagiakan. Tapi ternyata mereka salah. Menikah dengannya dan hidup bersama dengannya adalah awal dari sumber sakit yang kurasakan. Awal dari luka yang tak pernah sembuh dan sakit yang selalu tak berujung. Bahagia? Apa itu? Rasanya itu seperti mimpi disiang bolong. Jika itu mimpi, maka mimpi itu ketinggian. Tapi.. Bolehkan aku menggapai mimpi itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pink berry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Accident
"Atur keberangkatan gua ke Seoul sekarang!", perintah Orion tegas. Kai yang mendengarnya membelalakkan matanya. Tapi kepalanya tetap mengangguk patuh. "Baik, bos."
Kai yang mendengarnya langsung bergegas keluar dari ruangan, meninggalkan Orion yang masih tenggelam dalam pikiran nya. Pria itu berusaha untuk mengendalikan emosi nya. Rencana nya hampir ketahuan, itu yang pasti.
Pergerakan Hyunjin, salah satu anak buahnya diblokir oleh asisten Alreisha langsung. Otomatis gerak nya sudah terbaca bukan? Kenapa anak buahnya begitu ceroboh? Bagaimana bisa pergerakan mereka langsung terbaca?
"Alreisha... Bagaimana bisa?", bisik Orion pelan. Sepertinya Orion terlalu menganggap sepele istri dari Qian Kun tersebut. Satu kesalahan Orion disini, ia lupa mencari tahu background dari Alreisha sehingga dirinya kecolongan begini.
Tatapan tajam itu beralih ke arah jendela besar diruangan itu. Tangannya menggenggam kuat pinggiran meja, pikirannya terus berfikir guna mencari celah.
"Hayura...", suaranya terdengar begitu datar. "Kali ini, gua yang akan menuntaskan semuanya."
Seoul, Korea Selatan
Malam menyelimuti kota Seoul dengan lampu nya yang tak pernah padam. Orion turun dari jet pribadi nya dengan langkah yang begitu tegas. Dibelakang nya ada Kai dan beberapa anak buah kepercayaan nya yang mengikuti nya dari belakang.
Wajahnya memang terlihat datar, tapi siapa yang tahu jika kepalanya sedang memikirkan sesuatu. Setibanya di bandara, Orion sudah disambut dengan mobil mewah yang sudah siap untuk membawa nya ke tempat tujuan.
Orion masuk kedalam mobil tanpa sepatah kata pun. Kai ikut masuk dan duduk di samping nya. Sama sekali tidak ada yang membuka topik pembicaraan. Suasana di mobil begitu lengang. Sementara anak buah lainnya mengikuti dari belakang dengan mobil yang berbeda.
"Kai, cari tahu apa saja aktivitas terakhir yang dilakukan oleh Hayura. Siapa saja yang dia temui. Ingat, jangan sampai ada yang terlewat lagi, paham?"
"Paham, bos", ucap Kai menjawab cepat. Dirinya langsung sibuk melihat tablet nya yang selalu ia bawa kemana pun dirinya pergi. "Bos, Hayura Tan sedang berada di Aruna Medical Center menemani Nyonya Qian."
"Aruna Medical Center?", Orion mengerutkan keningnya, tanda pria itu sedang berfikir sekarang. "Nyonya Qian sepertinya akan dirawat, bos."
DEGH!
"Dirawat?", ucap Orion mengulangi perkataan nya. "Laporan langsung dari Hyunjin yang mengikuti mereka, Nyonya Qian mengalami pendarahan, bos."
"Apa yang terjadi dengan Alreisha? Tanya Hyunjin informasi lengkap nya!" perintah Orion dengan nafas yang memburu. Perasaan nya mulai tak tenang sekarang. Apa terjadi sesuatu dengan Alreisha? Apa Tuan Lee langsung menjalankan rencana nya?
Kai, wajah itu terlihat begitu pucat. Bibir nya terasa kaku untuk menjawab pertanyaan dari Orion. Mata nya mengerjap-ngerjap beberapa kali guna membalikkan kesadaran nya.
"Kai! Apa yang terjadi?", desak Orion tidak sabaran. Kai menatap Orion. Wajah pucat pasi nya begitu kentara. Ia masih berusaha untuk merespon apa yang sedang terjadi.
"KAI", bentak Orion emosi. Ia menarik paksa tablet yang berada di tangan Kai. Mata nya melebar. Orion terdiam kaku ditempat nya. Sebuah laman berita menampilkan laman berita terkini.
"Kecelakaan Beruntun di Jalur Seoul-Jeju, Pengusaha Ternama Qian Kun dan Keluarga Dikabarkan Menjadi Korban."
Wajahnya menatap tak percaya. Rahang nya mulai mengeras. Nafas Orion mulai tercekat ketika membaca isi berita tersebut.
"Sebuah kecelakaan tragis terjadi di jalur tol Seoul-Jeju malam ini. Sebuah konvoi kendaraan yang diketahui milik keluarga anggota parlemen Korea, Tuan Qian Kun, mengalami kecelakaan beruntun yang melibatkan lebih dari lima kendaraan. Saksi mata melaporkan bahwa salah satu kendaraan adalah SUV hitam yang sering terlihat dalam pengawalan khusus. Hingga saat ini, belum ada informasi resmi mengenai kondisi Tuan Qian Kun, istrinya Nyonya Alreisha, maupun anak-anak mereka.
Pihak rumah sakit terdekat, Aruna Medical Center, telah mempersiapkan tim medis khusus. Namun, polisi belum memberikan pernyataan resmi mengenai penyebab kecelakaan ini."
Orion menggenggam erat tablet yang berada di tangan nya. Nafasnya mulai memburu. Tatapan nya mulai menajam. Pandangan nya terpaku pada kalimat terakhir yang ia baca.
"Bos, keluarga Tuan Qian", Kai tidak mampu meneruskan perkataannya. Sepertinya fokus nya belum sepenuhnya kembali.
"Kita ke Aruna Medical Center sekarang", ucap Orion pelan. Supir yang mendengar nya lantas menganggukkan kepalanya. Pikiran Orion kacau sekarang. Tatapan matanya teramat gelisah.
"Cari tahu detail kecelakaan ini. Gua mau lo fokus ke pihak yang mungkin terlibat. Mulai dari Tuan Lee. Jangan sampai ada yang lolos."
"Siap, bos", ucap Kai mantap sambil menganggukkan kepalanya.
Kecelakaan ini bukan hanya kebetulan saja. Ini adalah langkah yang teramat berani. Atau sangat bodoh? Orang tidak waras mana yang berani mengambil langkah senekat ini untuk menjatuhkan Qian Kun secara langsung?
"Qian Kun... Kalau lo ngga selamat, para musuh lo bakalan senang dan tertawa diatas makam lo nanti. Sangat lucu jika lo harus mati konyol begini. Pemimpin Asia tidak selemah itu kan?"
Orion tersenyum tipis, lebih tepatnya senyuman mengejek. "Gua penasaran siapa dalang dibalik ini semua. Ngga mungkin si tua bangka Lee kan? Dia terlalu pengecut untuk hal semacam ini."
Tapi...
Bayangan tentang kecelakaan itu masih terus menghantui pikiran Orion. Bukan berita kecelakaan itu yang mengganggu nya. Tapi perasaan yang seharusnya tidak pernah ada. Perasaan yang seharusnya sudah Orion buang sejak hari itu.
Alreisha.
Orion memejamkan mata nya. Pikiran nya kembali ke pertemuan pertama mereka di cafe beberapa waktu yang lalu. Wajah cantik itu, senyuman nya yang begitu lembut, dan tatapan mata yang selalu berbinar ketika menatap lawan bicara nya.
Wajah cantik itu, mengingatkan nya pada Kaluna. Bagaimana bisa dua orang yang berbeda bisa begitu mirip. Berkali-kali Orion mencoba untuk menyangkal nya, tapi berkali-kali pula dirinya gagal. Pria itu berusaha untuk mengabaikan bayangan Alreisha dari kepalanya, namun hasilnya nihil.
Wajah Alreisha begitu jelas terekam di otak nya. Orion selalu meyakinkan diri, bahwa ini adalah trauma lama yang berusaha untuk menyakiti dirinya. Tapi dengan keras hati nya menolak. Ketakutan mulai menggerogoti dirinya.
Dirinya mulai dilanda rasa ketakutan akan kehilangan lagi. Orion terlalu takut untuk kehilangan Alreisha. Ketakutan yang pernah ia rasakan sebelumnya sewaktu kehilangan Kaluna dulu.
Orion belum siap. Tidak. Orion sama sekali tidak siap. Orion tidak siap untuk kehilangan lagi. Alreisha, istri dari Qian Kun. Adik dari Rayyan Skylar Aruna. Orion tahu, dirinya tidak sepantasnya mempunyai rasa khawatir yang berlebihan seperti ini.
Tetapi, rasa itu datang dengan sendirinya. Tidak dapat dirinya cegah. Wajahnya mulai dilanda gelisah. Wajah yang selama ini terlihat tenang, sekarang diliputi oleh rasa cemas. Wajahnya benar-benar terlihat tegang dan resah sekarang. Ketakutan itu datang kembali, menghampiri Orion. Setelah bertahun-tahun pergi.