"Aku pikir, kamu malaikat baik hati yang akan membawa kebahagiaan di hidupku, ternyata kamu hanya orang sakit yang bersembunyi di balik kata cinta. Sakit jiwa kamu, Mas!"
Kana Adhisti tak menyangka telah menikah dengan lelaki sakit jiwa, terlihat baik-baik saja serta berwibawa namun ternyata di belakangnya ada yang disembunyikan. Akankah pernikahan ini tetap diteruskan meski hati Kana akan tergerus sakit setiap harinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Kenyataan Yang Mengejutkan
Dengan jantung yang berdegup kencang, Kana menutup pintu kamar Rara. "Bu Rara?" panggil Kana.
Tak ada suara yang menyahuti panggilan Kana.
"Bu Rara? Ini aku ... Kana, istri kedua Mas Adnan ... madumu." Kana mengulangi panggilan seraya menyebutkan jati dirinya.
Kana melihat di atas tempat tidur seperti ada orang yang sedang tidur. Kana heran karena orang tersebut tidak membalas saat ia ajak bicara. Kana memberanikan diri mendekat ke tempat tidur. "Bu ... Rara?" panggil Kana lagi. Sepi. Masih tak menyahut.
Kana semakin mendekat. Mata Kana membola melihat apa yang ada di depannya. Di atas kasur, hanya ada sebuah guling berbentuk tubuh seorang wanita yang dipakaikan pakaian perempuan dan wig.
"Astaga!"
Bruk.
Kana jatuh terduduk karena terlalu terkejut. Ia menutup mulutnya karena tak percaya dengan apa yang ia lihat. "Apa ini? Lalu dimana Ibu Rara?" gumam Kana. Tatapan mata Kana terus melihat guling yang menyerupai seorang wanita tersebut. Kana bergidik ngeri melihatnya.
Saat Kana sedang mencerna apa yang sebenarnya terjadi, Kana mendengar langkah kaki mendekat. Sebelum pintu kamar dibuka, cepat-cepat Kana bersembunyi di dalam lemari dan mengintip dari celah lemari.
"Malam, Nyonya Rara!" sapa Bu Erin yang masuk dengan nampan berisi makanan di tangannya. Ia mendekati ranjang dan meletakkan nampan di meja nakas samping tempat tidur.
"Waktunya makan malam ya, Nyonya." Dengan lembut, Bu Erin mengangkat sendok berisi lauk dan seolah-olah mulai menyuapi guling berbentuk perempuan tersebut.
"Gila!" batin Kana.
Kana menutup mulutnya dengan erat. Rasanya Kana ingin menjerit melihat semua kegilaan di depan matanya. Bagaimana bisa Bu Erin yang terlihat normal dan baik-baik saja kini di depannya tengah bersikap bak orang gila.
"Nyonya Rara pasti suka. Tuan Adnan berpesan untuk memasakkan makanan ini khusus untuk Nyonya Rara. Ini makanan kesukaan Nyonya," ujar Bu Erin sambil tersenyum lembut.
Kana dari dalam lemari mengamati dengan seksama. Jantungnya berdebar kencang. Ia tidak menyangka bahwa Bu Erin dan Adnan memiliki hal gila macam ini. Kana mengeluarkan ponsel miliknya lalu merekam semua yang ia lihat.
"Wah, Nyonya Rara makannya lahap ya, persis seperti saat Nyonya Rara waktu kecil. Lahap sekali. Ibu tahu, Nyonya Rara suka sekali makan masakan Ibu seperti ini. Kalau Nyonya sakit, Nyonya akan lahap jika Ibu masakkan seperti ini." Ibu Erin mengusap air mata yang menetes di wajahnya. "Pasti Nyonya Rara amat bahagia memiliki Tuan Adnan yang sangat mencintai Nyonya Rara bukan? Nyonya jangan sedih karena Tuan Adnan menikah lagi. Percayalah, cinta Tuan Adnan hanya untuk Nyonya Rara seorang."
Deg!
Jantung Kana bak tertusuk duri tajam. Sakit sekali mendengar ucapan Ibu Erin. Kana kini mengerti kenapa Ibu Erin terkesan menjaga jarak dengannnya, rupanya Ibu Erin tak menyukai dirinya karena sudah menjadi istri Adnan. Kana sudah merebut suami dari Nyonya Besar kesayangannya.
Ibu Erin menaruh piring yang masih utuh isinya di atas nakas. "Sekarang, kita ganti baju ya. Walau Tuan Adnan sedang berada di luar kota, Nyonya Rara harus tetap harum dan wangi."
Ibu Erin berjalan menuju lemari. Kana yang sedang bersembunyi menahan nafas. Ia menutup mulutnya agar tidak ketahuan seraya dalam hati terus berdoa. Nasib baik rupanya masih memihak pada Kana. Ibu Erin membuka lemari di samping tempat Kana bersembunyi lalu mengambil sebuah gaun. Ia memakaikannya di guling yang dianggap sebagai Rara tersebut.
Kana terus memperhatikan apa yang Ibu Erin lakukan dan tetap merekam semua dengan kamera ponselnya. Selesai memakaikan guling pakaian, Ibu Erin membawa piring yang masih berisi makanan ke dalam kamar mandi lalu membuang semua isinya ke dalam toilet, tak lama terdengar suara flush.
"Pantas isi piringnya selalu kosong. Rupanya dibuang ke toilet. Mereka berdua memang benar sudah gila! Mereka bersikap seolah Mbak Rara masih hidup dan memperdayaku. Benar-benar tak habis pikir aku dengan pola pikir mereka. Sial! Sakit jiwa kalian semua!" rutuk Kana dalam hati.
Setelah Ibu Erin keluar kamar, Kana yang semula ingin segera kembali ke kamarnya karena hatinya sangat panas karena terlalu emosi memutuskan untuk lebih lama lagi berada di kamar yang dianggapnya terkutuk ini. Kana mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar. "Lebih baik aku mencari informasi lebih banyak lagi tentang Mbak Rara mumpung aku berada di dalam kamar ini," gumam Kana.
Kamar utama memang jauh lebih luas daripada kamar Kana. Selain ada kamar mandi di dalam kamar, ada sebuah ruangan lagi yang terletak di sampingnya. Kana membuka pintu ruangan tersebut, ternyata ruangan tersebut berisi pakaian Adnan, koleksi jam tangan mewahnya, sebuah brankas besi berukuran lumayan besar dan sebuah lemari kaca berisi koleksi tas perempuan. Kana mendekati tas tersebut lalu mencari tahu tahun pembuatan tas tersebut.
"Keluaran 5 tahun lalu. Sudah kuduga. Tak ada tas model terbaru di lemari ini. Itu artinya ... si Nyonya Besar sudah lama tak ada di rumah ini. Aku harus mencari tahu apakah ia pergi dari rumah ini karena tak tahan dengan Mas Adnan atau karena ... sudah tiada," gumam Kana.
Bulu kuduk Kana sontak berdiri. Ia teringat mimpinya beberapa waktu lalu tentang perempuan bernama Rara. "Hiiiiiy ... Aku harus cepat mencari apa yang kubutuhkan. Aku tak mau lama-lama berada di dalam kamar ini. Kalau memang benar Mbak Rara sudah tiada, amit-amir aku bertemu hantunya, hiiiy!"
Kana mulai memeriksa seluruh ruangan. Ia membuka laci lemari, mencari segala sesuatu yang berkaitan dengan si Nyonya Besar ini. Di dalam lemari yang berukuran agar besar, Kana melihat sebuah koper berukuran 24. Kana penasaran dengan isinya. Ia menarik koper tersebut lalu membuka isinya.
Lagi-lagi Kana terkejut melihat isi koper. Di dalam koper terdapat foto pernikahan Adnan dan seorang wanita cantik. Kana menghirup nafas dalam, ia berusaha menguatkan dirinya sebelum menemukan fakta lain yang menyakiti hatinya. Kana kembali mengamati foto pernikahan tersebut.
Di dalam foto pernikahan Adnan dan Rara, nampak pernikahan mereka dilaksanakan dengan amat sederhana. Rara hanya mengenakan kebaya yang bisa didapatkan di Mall, harganya pun tak mahal. Tak ada foto saat keduanya berada di pelaminan. Hanya foto saat penyatuan janji suci pernikahan saja dengan latar Kantor Urusan Agama.
Kana mengeluarkan ponselnya dan memotret foto pernikahan Adnan sebagai bukti. Kana memasukkan kembali foto ke dalam koper namun saat hendak menutup koper, sebuah buku bersampul hitam terjatuh.
"Buku diary?" gumam Kana. "Aku harus membacanya namun aku tak bisa berlama-lama berada di dalam kamar ini." Kana memasukkan buku diary yang ditemukannya ke dalam tas miliknya. Cepat-cepat ia merapihkan semua seperti sebelumnya lalu keluar dari kamar tanpa ada yang tahu.
****
#pernikahanmewah #sakitjiwa #artis
kenapa dulu dia ninggalin kamu.. terus siapa itu yg sepertinya merasa terbakar dg kabar terbaru mengenai Kana. Adnan Kah??
awan atau mantan suami gila nya
dua duanya agak" gila sih 🤣
apa mending samaa orang baru aja yg emang tulus sama Kana,,,,
pda mninggalkn tp akhirnya pda menyesal.. itu kn akn balik jga adnan sprtinya... apa yg ada d pikiran dy tuhh,,? melepaskn krna tak mau kana sakit hati lg dgn keadaan dy yg lg pengobatan,,atw ada rencana lain?