Menjalani rumah tangga bahagia adalah mimpi semua pasangan suami istri. Lantas, bagaimana jika ibu mertua dan ipar ikut campur mengatur semuanya? Mampukah Camila dan Arman menghadapi semua tekanan? Atau justru memilih pergi dan membiarkan semua orang mengecam mereka anak dan menantu durhaka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tie tik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ngontrak?
"Sayang. Sebaiknya sekarang kamu siap-siap. Aku ingin pergi ke suatu tempat," ucap Arman saat menghampiri Camila di ruang keluarga.
Camila mengernyitkan kening mendengar perintah Arman. Pasalnya suaminya itu baru pulang dari sekolah. Seragam dinasnya pun masih melekat di tubuh. Sampai saat ini Camila masih menerka apa alasan yang membuat Arman pulang mendadak tadi pagi dan ajakannya siang ini.
"Udah sana, Nduk. Buruan ganti baju," suruh Aminah saat melihat Camila tak segera beranjak dari tempat duduknya.
"Saya tinggal dulu ya, Bu," pamit Camila sebelum pergi dari ruang keluarga.
Wanita cantik asal Surabaya itu bergegas masuk ke dalam kamar untuk bersiap. Tak ada pembicaraan apapun di antara mereka berdua selama bersiap di dalam kamar. Dua puluh menit kemudian, mereka berdua akhirnya siap berangkat.
"Memangnya mau kemana siang-siang begini?" tanya Camila setelah naik ke atas motor.
"Cari makan sekaligus pergi ke rumahnya pak Sobirin," jawab Arman.
Sobirin. Salah satu rekan guru Arman di sekolah. Tempat tinggalnya tak jauh dari desa Arman. Hanya membutuhkan waktu lima belas menit, mereka sampai di komplek perumahan itu. Namun, sebelum memasuki pintu masuk perumahan itu, Arman menghentikan motornya di depan warung masakan padang. Mereka menikmati makan siang di sana sebelum melanjutkan perjalanan.
"Pak Sobirin sudah menunggu kita di rumahnya," ucap Arman setelah selesai menghabiskan makanannya. "Kita harus segera ke sana," lanjut Arman.
"Ya sudah, ayo." Camila beranjak dari tempat duduknya.
Akhirnya setelah berkendara selama beberapa menit, mereka berdua sampai di halaman rumah milik Sobirin. Kedatangan mereka disambut seorang pria paruh baya yang masih memakai seragam dinas. Mereka berdua dipersilahkan masuk.
"Maaf, Pak. Tidak ada tempat duduknya karena sudah saya boyong ke rumah baru. Oh, ya, Pak Arman lihat-lihat saja dulu. Saya tinggal sebentar jemput anak sekolah," ucap Sobirin sebelum meninggalkan Arman.
Setelah kepergian Sobirin, Arman mengajak Camila berkeliling melihat isi rumah. Hunian minimalis itu masih bagus dan sangat terawat. "Bagaimana? Kamu suka gak rumah ini?" tanya Arman.
"Memangnya kita mau beli rumah ini?" Camila mengernyitkan kening.
"Tidak. Uangnya belum cukup kalau untuk beli rumah ini. Katanya kamu ingin ngontrak. Jadi, tadi pak Sobirin kebetulan menawarkan rumah ini untuk di kontrakkan karena beliau pindah ke rumah baru. Ya, gak seberapa luas sih, tapi aku rasa cukup lah kalau untuk kita berdua," jelas Arman sambil mengamati keadaan yang ada di sekeliling.
"Mas Arman serius?" Mata indah Camila berbinar setelah mendengar penjelasan Arman.
"Iya serius. Kamu suka gak? Kalau kamu gak suka kita bisa cari rumah yang lain." Arman menatap Camila.
"Iya. Aku suka, Mas. Aku mau tinggal di sini," jawab Camila antusias. "Berapa harga sewanya? Rumahnya masih bagus dan tergolong model baru," tanya Camila sambil menyentuh moulding yang ada di ruang tamu.
"Gak mahal kok. Kata pak Sobirin kita disuruh ngerawat aja agar tidak rusak." Arman beralih menatap kamar kedua dengan view taman belakang. "Emm, berhubung kita mau pindah di rumah ini, bagaimana kalau rencana beli mobil ditunda dulu. Kita—"
"Ya. Kita gak perlu beli mobil." Camila menginterupsi penjelasan Arman.
"Kalau uangnya dipakai untuk beli furniture bagaimana? Jadi nanti kita keluar dari rumah tanpa membawa barang kecuali baju," usul Arman.
"Oke aku setuju. Setelah ini kita langsung cari furniture ya, Mas," jawab Camila dengan diiringi senyum manis. "Kenapa kamu tiba-tiba ngajak pindah ke sini, Mas?" Camila sangat penasaran dengan rencana dadakan ini.
"Ya, aku hanya ingin istriku bahagia. Lagipula aku juga sudah tau sikap mbak Sinta saat tidak ada aku di rumah," jelas Arman sambil menyandarkan tubuh di dinding.
Wanita asal Surabaya itu tak melanjutkan lagi pertanyaannya. Dia kembali mengajak Arman melihat kamar. Dia sangat antusias merencanakan barang apa saja yang akan dibeli nanti. Senyum ceria tergambar jelas di wajah cantik itu. Arman pun merasa lega melihat istrinya bahagia.
"Mas, tapi nanti urusan syukuran, pakai tabungan kamu ya," ucap Camila setelah menghitung budget untuk mengisi rumah yang akan ditempati itu.
"Iya. Urusan itu beres. Udah aku anggarkan," jawab Arman. "Kita tunggu pak Sobirin dulu ya. Setelah itu kita ke toko furniture," ucap Arman sambil membelai rambut Camila.
Arman tak henti tersenyum ketika mendengar rentetan rencana yang disusun Camila. Dia hanya mengangguk setuju setiap rencana itu. Ada rasa sesal yang begitu dalam ketika dulu Arman menolak keinginan Camila untuk pindah rumah. Nyatanya, tadi pagi dia melihat sendiri bagaimana perlakuan Sinta kepada Camila.
"Eh, Mas. Memangnya ibu sudah memberikan izin ya?" Lamunan Arman seketika buyar setelah mendengar pertanyaan itu.
"Nanti aku akan bicara dengan ibu dan bapak. Boleh atau tidak, kita tetap akan menempati rumah ini," jawab Arman dengan tegas.
Camila menghambur ke dalam pelukan Arman. Dia benar-benar bahagia melihat ketegasan Arman kali ini. Kemarahan yang sempat hadir dalam hati kini hilang sudah. Camila mengurai tubuhnya. Dia menatap dalam manik hitam Arman.
"Aku minta maaf ya, Mas, karena kemarin bentak-bentak kamu. Terima kasih karena sudah menuruti keinginanku. Semoga kita mendapat izin dari ibu dan bapak," gumam Camila seraya mengusap lembut pipi Arman beberapa kali.
....🌹TBC🌹...
...Coba tebak gimana respon keluarganya Arman? Eh btw maaf ya kalau upnya enggak teratur. Lagi kurang sehat aku🙏...
Pasti bu Aminah sama saudari2nya ghibahin Arman Camila karena ngontrak
Atau si Sinta ikut pak Pardi selamanya,,kan habis ketipu
Meli harusnya ngikut Riza pindah alam,,jahat banget
Buat semua pasutri memang g boleh menampung wanita/pria yg usia sudah baligh takutnya ada kejadian gila kyk gini..
Banyak modus lagi,,mending Riza di antar keluar dari rumah Arman
Sekarang Camila bisa lega karena bebas dari orang toxic
G ada hukumnya anak bungsu harus tinggal sama ortu kecuali ortu.nya sudah benar2 renta..