Suami lebih memilih menikah lagi hanya karena tidak kunjung hamil membuat Nadira Yasmine Aulia memang merasakan sakit. Namun, Rasa sakit itu tidak ia perlihatkan. Cukup di dalam saja, Tapi tidak dengan di luar.
Sikap protagonis yang selama ini tulus ia berikan kepada sang suami berubah menjadi sikap antagonis detik itu juga. Yasmine bukan wanita lemah yang bisa di tindas begitu saja. Dia bukan wanita penurut yang iya-iya saja saat di sakiti. Ia harus balas semuanya..
•••••
"Aku paling benci dengan sebuah pengkhiatan! Silahkan kau menikah lagi. Tapi setidaknya kau dan keluargamu, termasuk istri barumu itu tidak menjadi benalu dalam hidupku!!. Mungkin aku tidak sempurna di mata kalian.. Tapi perlu kalian ketahui, Bahwa aku lebih sempurna daripada kalian!"Nadira Yasmine Aulia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyala Yasmine
Masih di waktu yang sama namun di tempat yang berbeda. Yasmine hanya diam menatap sendu sang Ummi yang menangis setelah mendengarkan kisah cintanya bersama Farhan yang berakhir seperti ini.
Ummi Shafira tidak dapat menyembunyikan kesedihannya saat ini. Kenapa kisahnya di masalalu harus kembali terulang? Dan kenapa harus putrinya lah yang mengalami hal ini? Tidak bisa kan Tuhan mengganti ujian Yasmine apabila semua ini bentuk ujian.
"Ummi, Udah..Yasmine baik-baik saja kok. Ummi gak perlu khawatir Ummi.. Yasmine akan hadapi semua ini sendiri Ummi.."Wanita paruh baya itu menatap sang putri sambung dengan seksama. Kedua tangan Ummi Shafira terangkat mencakup kedua pipi sang putri yang memang selalu ia sayangi sejak dulu itu.
"Ummi yakin kok. Kamu wanita kuat sayang.. Dan dia.."Ummi Shafira mengusap perut rata Yasmine. "Dia juga akan kuat sama seperti ibunya.. Jaga dia baik-baik ya sayang.. "Yasmine merinsut, Wanita itu bersandar di dada ibu Sambungnya. Tempat paling nyaman ketika ia sedang sedih atau bermanja.
"Apapun, Kalau kamu punya masalah..Andai, Kamu sudah tidak kuat untuk menyimpannya sendiri..Datanglah sayang. Rumah ini akan terbuka lebar dua puluh empat jam untuk anak-anak Ummi.."Yasmine mengangguk, Yasmine dapat melihat emosi di mata sang Ummi. Ini baru hanya sepenggal saja yang Yasmine ceritakan. Belum juga smuanya. Andai Ummi nya tahu tentang ibu mertuanya yang selalu menghina nya mandul, Entah apa yang akan terjadi.
"Suami kamu tahu kamu hamil? "Gelengan kepala Yasmine membuat Ummi Shafira menghela nafas panjang. Mungkin Yasmine belum siap untuk itu dan Ummi Shafira memaklumi nya..
"Jangan bilang-bilang ke Abah dulu tentang ini ya Ummi. Terutama Rafa, Anak nakal itu gak perlu tahu.. Karena bisa panjang kalau dia tahu.. "
"Tapi Ummi gak bisa janji.. Masalah sebesar ini bisa-bisanya kamu bilang Abah gak perlu tahu. Ini bukan hanya tentang masalah poligami Yasmine..Tapi masalah perselingkuhan.. Kamu gak usah khawatir. Untuk saat ini, Ummi masih bisa merahasiakan..Gak tahu nanti.."Yasmine menghela nafas panjang. Yasmine cukup mengerti, Namanya juga orang tua pasti takut terjadi hal yang tidak-tidak terhadap anaknya.
"Ya udah, Sekarang Yasmine pamit dulu ya.. Yasmine mau mampir ke cafe..
"Jangan terlalu capek sayang..
"Iya Ummi, Yasmine pamit dulu.."Yasmine meraih tangan ibu Sambungnya itu dan mencium punggung tangannya. Ummi Shafira hanya bisa menatap sendu mobil sang putri yang perlahan menghilang dari pandangannya.
"Abah harus tahu Yasmine..
****
Sama seperti biasanya. Yasmine membantu mengantarkan pesanan para pelanggan di saat Cafenya sedang ramai. hingga..
Praaankk...
"Ah, Maaf Tuan.. saya minta maaf. Saya gak sengaja.."Yasmine sungguh merasa bersalah terhadap pria yang sudah beberapa kali ia temui itu. Pria yang ia kenal dengan sikap datar dan dinginnya.
Yasmine yang agak terburu-buru tidak sengaja menumpahkan jus yang ia bawa hingga mengenai jas mahal yang di pakai pria itu.
"Gara-gara kau, Jasku jadi kotor.."Yasmine meringis, Suara nya dingin sekali hampir mirip dengan seorang psychopath haus darah.
"Sekali lagi. saya minta maaf karena telah mengotori jas anda.. Tapi tenang. Biar saya Bersihkan..."Yasmine hendak meraih tisu berniat membersihkannya..
"Tidak perlu..
"Ah, Atau anda mau yang baru.. Biar saya belikan ..
"Aku tidak mau.."Yasmine menatap sedikit kesal pria di hadapannya ini.
"Kau tidak perlu menggantinya dengan yang baru nona... Cukup berikan saja nomor ponselmu padaku itu sudah lebih dari sekedar cukup.."Yasmine melongo dan tak habis pikir dengan apa kemauan pria ini.
"Anda jangan ngada-ngada ya, Tidak bisa! "Tolak Yasmine yang enggan memberikan nomornya untuk pria yang kenal namanya saja tidak.
"Kau tidak mau memberikan nomor ponselmu padaku?" Tanya Pria yang tak lain adalah Rainer itu dengan alis terangkat sebelah.
"Tidak bisa! Nomorku tidak mudah di dapatkan oleh sembarang orang. Apalagi itu orang yang tidak penting.."Setelah mengatakan itu, Yasmine berbalik badan hendak pergi, Namun..
"Aku akan beri bintang satu untuk Cafe ini. Dan mengatakan bahwa pelayanan Cafe ini sangatlah buruk.."Yasmine memejamkan matanya seraya menghela nafas panjang. Wanita itu kembali berbalik badan dan menatap Rainer yang tersenyum sinis.
"Mana ponselmu..?"Rainer tersenyum tipis dan menyerahkan gawainya. Tak butuh waktu yang lama, Yasmine segera mengembalikan benda pipih tersebut ke pemilik aslinya.
"Ini benar-benar nomor mu kan? Kau tidak sedang menipuku?" Tanya Rainer sangsi.
"Itu benar..
"Awas saja kalau bukan..Bintang satu akan meluncurkan detik itu juga.. "Rainer duduk di kursi dan kembali menatap Yasmine yang terdiam dengan raut wajah kesalnya.
"Sekarang layani aku.. "Yasmine berbalik badan..
"Anin!!!
"No! Aku tidak mau yang lain, Aku mau kau sendiri yang melayani ku..."Yasmine menipiskan bibirnya, Pria ini sangat menyebalkan ternyata..
.
.
.
Yasmine pulang ke rumah tepat pada pukul tujuh malam. Semenjak Farhan selalu membawa Sinta pulang ke rumah itu, Yasmine menjadi sangat malas.
Mungkin setelah perceraiannya dengan Farhan. Yasmine sudah bisa mengusir pria itu bersama istri barunya. Mencabut semua fasilitas yang pria itu gunakan serta menurunkan jabatan Farhan begitupun dengan Sinta.
"Darimana saja kamu kok baru pulang..."Yasmine menghentikan langkahnya di ujung tangga. Ia menoleh dan telah mendapati Farhan telah duduk di sofa bersama Sinta.
"Bukan urusan kamu!" Jawab Yasmine dengan wajah datar tanpa ekspresi. Sangat mirip dengan kakeknya, Tuan Charles. Pria yang tak lagi muda itu juga belum mengetahui tentang masalah ini. Andai sudah tahu, Entah apa yang akan terjadi.
"Tapi aku itu masih suami kamu Yasmine!" Suara Farhan sedikit meninggi. Apakah Yasmine kaget dengan semua itu? Oh, Tentu saja tidak.. Dia sudah mati rasa dengan pria itu.
"Suami? percaya diri sekali kamu.. Udahlah, Aku baru aja pulang dari Cafe. Capek, Mending kamu urus aja istrimu.. Atau bisa deh kamu bawa dia pergi dari sini.. Najjis tau gak.. "Farhan menghela nafas panjang. Sungguh, Yasmine berubah sekarang..
"Kamu gak bisa gitu Yasmine..
"Loh kenapa? Ingat ya? Rumah ini rumah ku.. Akulah yang berhak atas semuanya.. Kamu aja yang sok-sok beristri dua.. Sampai kapanpun pun aku gak rela ya, rumah ini di injak oleh wanita itu.."Yasmine menunjuk Sinta. Wanita yang di tunjuk itu bangkit dan menggandeng tangan Farhan dengan posesif.
"Mbak gak usah bangga-banggain karena mbak tuh kaya.. Percuma mbak kaya kalo mbak mandul.."Ucapan itu jelas membuat dada Yasmine naik turun. Sementara Farhan hanya diam tak membelanya sama sekali. Karena yang di katakan Sinta ada benarnya juga kan??
Yasmine melipat tangannya di dada. Menatap Sinta yang tidak ada menarik-menariknya sama sekali.
"Mau aku mandul atau enggak itu bukan urusan kamu. Lagian, Jaman sekarang itu modern say.. Mau pakek cara apa aja asal ada uang semua bisa di lakuin termasuk punya anak.. Yang perlu di khawatirin itu kamu.. Siap punya anak tapi yakin setelah ini finansial nya cukup? Aku udah gugat cerai mas Farhan loh.. "Yasmine tersenyum miring, Sinta seolah mulai terprovokasi oleh ucapannya tadi.
"Mending kamu sebagai wanita sadar diri.. Kamu itu gak lebih dari seorang benalu tahu? Pergi sana.. Bawa dia pergi mas.. enek aku lama-lama lihat muka dia.. Jelek lagi, Modal ngang-kang aja bangga.. Hii..
"YASMINE!" Bentak Farhan seolah tidak terima dengan penghinaan itu. Sinta ya di hina pun terdiam dengan dada naik turun.
"Kenapa? Kamu gak terima?? Makanya mas,Kalo mau selingkuh itu.. cari yang lebih dari aku dong.. Yang lebih cantik, Lebih pintar dan lebih kaya tentunya.. Yang buat aku insecure gitu loh!! Jadi pas cerai dari aku, kamu gak sengsara hidupnya..Aku yang perempuan aja gak tertarik sama dia mas. Cantik juga enggak.. Kok bisa kamu tertarik sih.. Dia yang pakek pelet apa mata kamu yang katarak??"Sinta sudah hendak menangis sementara Farhan lagi dan lagi hanya diam saja.
Yasmine tak peduli, Ia hendak naik ke atas tangga tapi Farhan dan Sinta masih menetap disana...
Yasmine meraih benda pipihnya dan mulai menyalakan camera ke arah Farhan dan Sinta seolah menyalakan Live.
"Halo guys.. Aku cuma mau perlihatkan. Ini loh pelakor yang gak tau malu dan gak tau diri itu.. Dan ini suami aku yang sok kegantengan..
"Mas..."Rengek Sinta..
"Okey Yasmine Stop! aku akan bawa Sinta pergi.."Farhan akhirnya membawa Sinta pergi dari sana. Yasmine tertawa seorang diri..
"Menyala Yasmine..."Ucapnya tersenyum sinis.
.
.
.
TBC