10 tahun Anna dan Alam menikah dan mereka tidak pernah bertemu sekalipun, karena Anna harus melanjutkan pendidikan dan pengobatannya di Luar negeri.
Dan disaat Anna kembali, pernikahannya harus disembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DASW BAB 6 - Rachel Dude
Hari pertama Anna bekerja di ruang IGD semuanya berjalan dengan baik. Pelayanan yang dia berikan pun begitu memuaskan, beberapa perawat mulai mengakui ketangkasan Anna dalam bekerja.
Hanya menggunakan kedua tangannya Anna mampu mendiagnosis penyakit pasien dengan tepat. Anna memang memiliki kemampuan yang luar biasa dalam dunia medis. Seperti sebuah anugerah yang dia dapatkan dengan percuma.
Desas desus kemampuan hebat Anna pun sampai terdengar di telinga Maura. Bagaimana mungkin di hari pertama bekerja Anna sudah memiliki citra sebaik ini.
Maura tidak suka, terlebih rasa kesalnya tentang semalam masih ia rasa. Tentang Alam yang mengantarkan Anna pulang.
Maura sedang menunggu waktu, mencari celah untuk mengerjai anak baru itu.
Alam pun mendengarnya juga, namun dia tidak terkejut sedikitpun. Semua keluarganya tahu jika Anna adalah wanita yang genius.
Jam 7 malam Anna mulai mengambil waktu untuk dia beristirahat. Waktu kerjanya masih ada 2 jam lagi hingga jam 9 malam.
Masih meneguk botol air mineralnya, perhatian Anna teralihkan saat mendengar suara ponselnya berdering. Dengan segera ia menyudahi minum dan mengambil ponsel itu.
Matanya melebar saat melihat panggilan masuk dari ibu mertuanya, Rachel Dude.
Dengan segera Anna menjawab panggilan itu.
"Halo Ma_"
"Ya ampun Anna, siapa yang mengizinkan mu tinggal di apartemen? mama kira kamu tinggal di rumah Alam, tapi orang-orang mama baru melaporkan kamu membeli sebuah apartemen."
Anna kikuk bingung untuk menjawab.
"Nanti malam pulang ke rumah mama, pulanglah bersama Alam."
"Tapi Ma_"
"Tapi apa? pernikahan kalian memang harus disembunyikan untuk sementara waktu, tapi bukan berarti kalian tidak saling mengenal. Apalagi sekarang kalian bekerja di tempat yang sama."
Anna mengerucutkan bibirnya.
"Datanglah ke ruangan Alam, katakan malam ini mama meminta kalian untuk pulang. Papa juga ingin mengatakan sesuatu."
"Mau bicara tentang apa?"
"Mama tidak tahu, karena itu datanglah kemari. Kamu pulang jam 9 kan?"
"Iya."
"Bagus, nanti menginap sekalian disini."
Bibir Anna makin mengerucut seperti bibir anak itik.
"Mengerti tidak?"
"Iya Ma." jawab Anna pasrah. Rachel sudah seperti ibunya sendiri, Rachel yang selama ini mencurahkan kasih sayang seorang ibu setelah ibunya meninggal.
Tidak ada satupun kata yang bisa Anna bantah. Dia akan selalu menuruti perintah Rachel.
"Huh!" Anna membuang nafasnya berat. Membayangkan pergi ke ruangan Alam rasanya berat sekali.
Tapi tidak ingin menunda Anna segera pergi kesana.
Mengetuk pintu ruangan itu dan dipersilahkan masuk.
Alam memperhatikan langkah kaki Anna yang pelan-pelan, seperti menahan sakit.
"Kenapa kaki mu?" tanya Alam saat Anna sudah berdiri didepan meja kerjanya.
"Sakit, kalau tidak sakit mana mungkin aku kesulitan berjalan seperti ini."
"Sakit karena apa?"
"Mana ku tahu, bangun tidur sudah sakit semua. Mungkin efek mabuk semalam."
Alam terdiam, sangat yakin jika itu pasti karena percintaan mereka semalam. Tapi Alam masih sedikit ragu, benarkah Anna tidak mengingat sedikitpun.
"Apa kamu tidak ingat apa yang kita lakukan semalam?"
"Memangnya semalam kita melakukan apa?"
Lagi-lagi Alam diam, tiba-tiba merasa jika dia seperti seorang pemerkossa.
"Otak mu sangat cerdas dalam dunia medis, tapi begitu bodoh dengan hal-hal kecil," kesal Alam.
Sebuah ucapan yang membuat Anna meradang.
"Jangan sembarang menilai ku, seperti kamu sudah sempurna saja."
"Katakan kenapa kemari? Aku tidak ingin berdebat denganmu."
"Mama meminta kita pulang."
"Hem."
"Mama juga meminta kita menginap disana."
"Iya."
Anna mengeram kesal, jawaban Alam membuatnya tidak puas. Ham hem ham hem, sangat menyebalkan.
Lantas tanpa bicara lagi Anna segera keluar dari ruangan itu. Keluar dengan langkah kakinya yang pelan-pelan.
Dan meninggalkan Alam yang menatapnya dengan perasaan bersalah yang mendalam.
Anna memanglah wanita polos, hanya belajar yang dia lakukan selama 10 tahun terakhir. Anna bahkan tidak tahu jika kesuciannya sudah dia ambil.