Silent Love

       Setelah 2 hari di rawat di rumah sakit sriya perlahan membaik dan sudah bisa melakukan banyak pergerakan,

Mulai dari duduk, berjalan di sekitar ruang rawatnya. Walau pergerakannya sedikit pelan, namun sudah bisa di katakan lebih baik dari sebelumnya.

pagi itu di hari ke tiga sriya di rumah sakit, sriya mulai berolahraga pagi dengan jalan santai di sekitar rumah sakit,

Tanpa selang infus lagi, lalu sriya perlahan jalan di halaman rumah sakit,

Melihat perjuangan sriya, jan hanya tersenyum manis padanya dari jauh.

Dosen tiba - tiba muncul di samping jan.

    " Lalu kapan kau akan mengatakan cintamu pada sriya.. apa kau akan terus diam, dan hanya sekedar panggilan sayang padanya..

Ungkap dosen pada jan, dan jan yang mendengar itu hanya menghela nafas,

     " Aku sudah pernah mengatakannya tapi sepertinya saat itu sriya tak fokus pada perkataanku.. Nanti akan kukatakan ulang lagi, jawab jan.

Dosen menepuk pundak jan dan kembali berkata tegas.

   " Saya tidak mau tahu, hari ini kau ungkapkan perasaanmu pada sriya, tidak ada lagi mengulur waktu, ini waktu terakhirmu, tegas dosen.

jan hanya bisa menghela nafas berat, dengan ucapan sang dosen.

   " Hhuuff... Baiklah pak, akan kukatakan padanya sekarang, ucap jan langsung mendekati sriya yang tengah duduk di taman rumah sakit.

Dengan gugup dan perasaan campur aduk jan mendekati sriya dengan duduk di sampingnya.

     "Hai sriya, bagaimana kabarmu, aku senang kau sudah jauh lebih baik sekarang, mm... Ada sesuatu hal yang ingin kukatakan padamu,

Sriya, aku tahu kau merasa seperti ditekan olehku akhir - akhir ini, tapi jujur kukatakan bahwa ada alasan aku melakukannya padamu.

Itu karena aku sangat menyayangimu, sriya,, maukah kau menjadi kekasihku, aku berjanji akan menjagamu tiap saat. Ucap tegas jan penuh harap.

Sriya menatap jan dan berkata lembut,

    " Kak... sejak pertama kali kau memanggilku sayang, aku sudah tahu kau sayang padaku, dan kau pun sudah lama menganggapku kekasihmu,

Dan karena itu aku juga sudah membalas perasaanmu sudah lama, kak.. Jadi jawabanku atas pertanyaanmu adalah Iya aku bersedia.jawab sriya dengan senyum lembut memeluk jan di kursi taman.

Jan yang menerima pelukan dan pengakuan sriya pun memeluk sriya dan mengecup kening sriya, sembari mengelus punggung sriya,

Sebagai tanda terima kasih pada sriya atas jawabanmu.

Melihat semua berjalan lancar sang dosen pun tersenyum bahagia dan mulai mempersiapkan pengangkatan sriya menjadi putrinya tanpa sepengetahuan siapapun.

Sejak hari itu sriya dan jan resmi menjadi sepasang kekasih, dan sisi protektif jan menjadi lebih jelas.

Keesokan harinya sriya sudah pulang dari rumah sakit dan menuju rumah kontrakan, namun sang dosen langsung meminta sriya untuk tinggal di rumah sang dosen..

Awalnya sriya segan namun dengan bujukan kecil, sriya akhirnya mengiyakan,

Dan saat tiba di rumah sang dosen betapa mengejutkan sang istri dosen langsung menyambut sriya dengan penuh kasih sayang dengan berkata,

    " Sriya putri cantikku, sembari memeluk dan mencium kening sriya. Ucap sang istri dosen.

Sriya tampak bingung dan tam mengerti semuanya, namun istri dosen langsung membawa sriya ke kamar miliknya.

    " Sayang, ini kamarmu, pakailah sesuka hatimu..ucap istri dosen.

Sriya yang canggung berkata,

    " Bu,, aku tak terbiasa tinggal di rumah dosenku.. Di tambah lagi dengan sambutan hangat seperti orangtua.

Istri dosen langsung mengelus rambut sriya, dan memberikan penjelasan kecil pada sriya,

    " Sriya sayang, ibu minta maaf sebelumnya yah.. Tapi, tanpa kau sadari bapak sama ibu sudah menganggapmu sebagai putri kami.

Dan kami berencana mengangkatmu menjadi putri kandung kami. Bukan putri angkat, melainkan putri kandung kami.

Kau bersedia kan, sayang.. Kau tahu, sejak dulu bapak dan ibu sangat ingin punya seorang putri. Puluhan tahun ibu tidak bisa hamil dan ketika bapak pertama kali melihatmu.

Bapak langsung cerita ke ibu dan dengan cepat ibu menyetujuinya karena ibu juga menginginkan hal yang sama.

Kini bapak dan ibu sudah berumur kami ingin memiliki seorang anak di masa - masa kami menginjak usia 60 tahunan.

Kau mau kan sriya, putri cantikku. Ungkap istri dosen..

Mendengar pengakuan istri dosen sriya pun akhirnya menyetujuinya dan mengiyakan permintaan dan pengajuan istri dosen.

Setelah melakukan penandatanganan hak asuh anak dan beberapa berkas pengalihan, dalam 2 hari akhirnya sriya resmi secara hukum menjadi putri dosen.

Setelah melakukan pengangkatan hak asuh dua hari lalu, sriya pun keesokan harinya ke kampus langsung di antar ke kampus dengan bapak dan ibu dosen ke kampus.

Saat tiba di kampus jan dan semua rekannya terkejut karena sriya di antar dengan mobil bersama dengan pak dosen dan istrinya.

Turun dari mobil istri dosen memeluk dan mencium kening dan pipi sriya dengan cinta,

    " Kuliah yang baik cantiknya bunda, nanti bunda jemput kakak pulang, ok. Ucap tegas istri dosen.

Sriya makin kaku, malu dan segan dengan panggilan baru dari istri dosen,dan dengan lembut dan malu sriya membalas..

    " I.. Iya bunda, ucapnya kaku.

Sang dosen pun menggandeng tangan sriya,

   " Bunda tenang saja, nanti ayah yang menjaga kakak dikampus, ada jan dan beberapa seniornya yang menjadi penjaganya di kampus.

Akhirnya istri dosen ke kantor dan pak dosen masuk kampus dengan menggandeng tangan sriya dengan lembut.

Di ruang istirahat dosen mengumumkan pada jan dan beberapa orang kepercayaannya.

    " Jan dan semua rekan senior, hari ini ada pengumuman penting bagi kalian, yaitu, sejak dua hari lalu sriya resmi menjadi putriku,

Jadi jan kau yang sudah resmi menjadi kekasih putriku tolong di jaga baik sriya di kampus, kau pahamkan. Ucap sang dosen yang protektif pada sriya putrinya itu.

Semua yang mendengar itu tampak terkejut sampai tak dapat berkata - kata lagi. Namun akhirnya semua mengangguk menyetujui keputusan sang dosen.

Sedang satu sisi sriya sampai bersembunyi di balik badan sang dosen.

sembari meremas baju dosen dengan gugup berkata,

      " A... Ayah, k... Kakak mau muntah.. Ucap sriya.

Mendengar sang putri mau muntah, sang ayah sontak berbalik badan dan mengecek suhu sriya dengan menyentuh keningnya,

    " Kakak makan apa tadi di rumah, tanya panik sang ayah.

Sriya hanya berkata pelan..

    " T.. Tadi kakak makan sedikit di rumah, dan lupa membawa bekal yang di siapkan bunda. Ucap sriya tertunduk takut.

Melihat reaksi pertama sang putri yang takut, sang dosen langsung memeluk dan menenangkan sriya.

    " Sshh... Tenang sayang, ayah tidak marah sama kakak. Nanti biar jan yang ambil bekalmu di rumah, sudah kakak, ayah tidak marah.

Sembari mengelus punggung sriya,

   " Jan, kau kerumah dan ambil bekal putriku di rumah, nanti bibi yang antar keluar. Kau datang ambil saja, cepat. Ucap tegas dosen.

Jan pun tanpa berkomentar langsung bergegas ke rumah sang dosen mengambil bekal sriya.